MAP DAN KJS (S-6/PJ.13/2016)

VIII. MAP DAN KJS (S-6/PJ.13/2016)

A. Istilah bendaharawan pada PER-44/PJ/2015 mengacu pada jabatan bendaharawan pada

tingkat administrasi pemerintahan, dan tidak didasarkan pada sumber dana pengelolaan

keuangan. Dengan demikian maka pengertian:

1. Bendaharawan APBN adalah Bendaharawan Pemerintah Pusat pada kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga.

2. Bendaharawan APBD adalah Bendaharawan Pemerintah Daerah pada kantor/satuan kerja pemerintah daerah, baik propinsi, kabupaten, maupun kota.

3. Bendaharawan Dana Desa adalah Bendaharawan Pemerintah Desa yang ditetapkan oleh Kepala Desa untuk melaksanakan pengelolaan keuangan desa.

B. Penggunaan KJS atas jenis-jenis pajak yang dipungut bendaharawan, atas APBD yang bersumber dari APBN, maupun keuangan desa yang bersumber dari APBN dan/atau APBD, didasarkan pada jabatan bendaharawan pada tingkat administrasi pemerintahan. Dengan demikian, maka: (S-6/PJ.13/2016)

1. Bendaharawan APBD yang mengelola keuangan yang bersumber dari APBD atau APBN akan menggunakan KJS 920.

2. Bendaharawan Dana Desa yang mengelola keuangan yang bersumber dari APBDesa, APBD atau APBN akan menggunakan KJS 930.

3. untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Pemungut Bendaharawan APBN, akan menggunakan KJS 910. PER-44/PJ/2015

IX. PENGECUALIAN PEMUNGUTAN PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN No. Sejak 1 Januari 2009 s/d 30 No. Sejak 31 Agustus 2010 (Pasal 3 No. Sejak 24 Februari 2013 (Pasal 3

Agustus 2010 (PMK- PMK-154/PMK.03/2010) PMK-224/PMK.011/2012 stdd PMK- 210/PMK.03/2008) 107/PMK.010/2015 )

1 Pembayaran yang jumlahnya 1 Pembayaran yang jumlahnya

1. Pembayaran yang dilakukan oleh paling banyak Rp 1.000.000,00 paling banyak Rp 2.000.000,00 pemungut pajak yang jumlahnya

dan tidak merupakan jumlah

paling banyak Rp2.000.000,00 (dua yang terpecah-pecah;

yang terpecah-

juta rupiah) dan tidak merupakan

pecah;

pembayaran yang terpecah-pecah (Pasal 3 ayat (1) huruf e PMK-

stdd PMK-

tanpa SKB. (Pasal 3 ayat 4

107/PMK.010/2015 )

PMK 154/PMK.03/2010)

Pengecualian ini dilakukan tanpa SKB. (Pasal 3 ayat (4) PMK- 224/PMK.011/2012 )

2. pembayaran untuk: bahan bakar minyak, listrik,

2 Pembayaran untuk pembelian 2 Pembayaran untuk pembelian :

bahan bakar minyak, bahan

1. pembelian bahan bakar benda-benda pos;

gas, air minum (PDAM), dan

bakar gas, pelumas, benda-

benda poslistrik, gas, pelumas,

minyak, bahan bakar gas,

air minum/PDAM dan benda-

pelumas, benda-benda pos;

benda pos.

2. pemakaian air dan listrik.

(Pasal 3 ayat (1) huruf e PMK-

tanpa SKB. (Pasal 3 ayat 4

224/PMK.011/2012 )

PMK 154/PMK.03/2010)

Pengecualian ini dilakukan tanpa SKB. (Pasal 3 ayat (4) PMK-

224/PMK.011/2012 stdd PMK- 107/PMK.010/2015 )

untuk pembelian dana

3 Pembayaran atau pencairan 3 Pembayaran untuk pembelian

3. Pembayaran

sehubungan dengan Sosial

Jaringan

Pengaman

barang sehubungan dengan

barang

dana Bantuan Perbendaharaan

(JPS) oleh

Operasional Sekolah (BOS).

Operasional Sekolah (BOS) (Pasal

Negara (KPKN); (Pasal 3 ayat 1 huruf h PMK

3 ayat

(1) huruf

g PMK-

154/PMK.03/2010) 224/PMK.011/2012

stdd PMK- 175/PMK.011/2013 )

tanpa SKB. (Pasal 3 ayat 4

Pengecualian ini dilakukan tanpa PMK 154/PMK.03/2010) SKB. (Pasal 3 yat (4) PMK-

224/PMK.011/2012

stdd PMK- 107/PMK.010/2015)

4 Pembayaran yang

4. Pembayaran yang diterima karena karena

diterima 4 Pembayaran

yang

diterima

penyerahan sehubungan dengan sehubungan dengan pekerjaan

pekerjaan yang dilakukan dalam yang dilakukan dalam rangka

sehubungan dengan pekerjaan

pelaksanaan proyek pelaksanaan

yang dilakukan dalam rangka

rangka

Pemerintah yang dibiayai dengan Pemerintah

proyek

pelaksanaan proyek Pemerintah

hibah luar negeri; dengan hibah luar negeri;

yang

dibiayai

yang dibiayai dengan hibah luar

negeri;

o Selengkapnya KLIK DISINI o Selengkapnya

KLIK

o Selengkapnya

KLIK

DISINI DISINI

5 Pembayaran untuk pembelian 5 Pembayaran untuk pembelian

gabah dan/atau beras oleh

gabah dan/atau beras oleh

Perusahaan Umum

Badan

Perusahaan

Umum

Badan

Urusan Logistik (BULOG);

Urusan Logistik (BULOG); Pengecualian

ini

dilakukan

tanpa SKB. (Pasal 3 ayat 4 PMK 154/PMK.03/2010)

5. pembayaran

untuk pembelian minyak bumi, gas bumi, dan/ atau produk sampingan dari kegiatan usaha hulu di bidang minyak dan gas

yang dihasilkan di Indonesia dari:

bumi

6. kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak kerja sama; atau

7. kantor pusat kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak kerja sama;

(Pasal 3 ayat (1) huruf e angka 4 PMK-146/PMK.011/2013 stdd PMK- 107/PMK.010/2015)

o Ketentuan ini berlaku sejak ditetapkannya

BUMN sebagai

pemungut PPN

24 Februari 2013 ) (Pasal 10A PMK-146/PMK.011/2013 stdd

(yaitu

sejak sejak

PMK- 107/PMK.010/2015) o Pengecualian ini dilakukan tanpa SKB. (Pasal 3 ayat (4)

PMK-

146/PMK.011/2013

stdd PMK-107/PMK.010/2015 )

6. pembayaran untuk pembelian panas bumi atau listrik hasil pengusahaan panas bumi dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang usaha panas bumi berdasarkan kontrak kerja sama pengusahaan sumber daya panas bumi ;

(Pasal 3 ayat (1) huruf e angka 5 PMK-146/PMK.011/2013 stdd PMK- 107/PMK.010/2015)

o Ketentuan ini berlaku sejak ditetapkannya

BUMN sebagai

pemungut PPN

(yaitu

24 Februari 2013 ) (Pasal 10A PMK-146/PMK.011/2013 stdd

sejak sejak

PMK-

107/PMK.010/2015) o Pengecualian ini dilakukan tanpa SKB. (Pasal 3 ayat

stdd PMK-107/PMK.010/2015 )

IX. CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN o PPh Pasal 22 atas pembelian barang ini terutang dan dipungut pada saat pembayaran (Pasal

4 ayat (3) PMK-107/PMK.010/2015) ▪ Dalam hal pembelian barang dan/atau bahan-bahan pembayarannya dilakukan secara

angsuran, maka PPh Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat pembayaran berdasarkan jumlah pembayaran angsuran dan pelunasan yang dilakukan. (Huruf E angka 2 huruf b SE-70/PJ/2015)

o Pemungutan PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh pemungut pajak wajib disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri

Keuangan, dengan menggunakan SSP yang telah diisi atas nama rekanan serta ditandatangani

oleh pemungut pajak (Pasal 5 ayat (2) PMK-107/PMK.010/2015) (SSP diisi dengan nama dan NPWP rekanan bendaharawan pemerintah. Di kolom penyetor diisi dengan nama, tanda tangan, dan cap bendaharawan).

X. SAAT PENYETORAN DAN PELAPORAN (PMK-80/PMK.03/2010 ) o Penyetoran dilakukan pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran atas penyerahan

barang yang dibiayai dari belanja Negara atau belanja Daerah o Pelaporan dilakukan paling lama 14 hari setelah masa pajak berakhir

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18