CARA PEMUNGUTAN, SAAT PENYETORAN DAN SAAT PELAPORAN CARA PEMUNGUTAN, SAAT PENYETORAN DAN SAAT PELAPORAN

VI. CARA PEMUNGUTAN, SAAT PENYETORAN DAN SAAT PELAPORAN VI. CARA PEMUNGUTAN, SAAT PENYETORAN DAN SAAT PELAPORAN

o Pemungut pajak wajib menerbitkan Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 dalam rangkap 3 (tiga), yaitu: (Pasal 6 ayat (2) PMK-107/PMK.010/2015)

1. lembar kesatu untuk Wajib Pajak yang dipungut;

2. lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada KPP (dilampirkan pada SPT Masa PPh Pasal 22) ; dan

3. lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan. o Penyetoran dilakukan paling lama pada tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir

(PMK-80/PMK.03/2010 ) o Pelaporan dilakukan paling lama 20 hari setelah masa pajak berakhir (PMK-80/PMK.03/2010)

VII. HISTORI PERATURAN (KETETUAN SEBELUM BERLAKUNYA PMK-107/PMK.010/2015 dan PER- 31/PJ/2015">PER-31/PJ/2015

A. PENGEMBALIAN BARANG HASIL PRODUKSI YANG TELAH DIBELI DARI PEMUNGUT (NOTA RETUR) (Pasal 6 PER-57/PJ/2010 (sejak 24 Februari 2013 , Ketentuan Pasal 6 PER-57/PJ/2010 ini telah

dihapus )

A. sejak 24 Februari 2013 , Ketentuan Pasal 6 PER-57/PJ/2010 ini telah dihapus

B. Ketentuan sebelum 24 Februari 2013 (Pasal 6 PER-57/PJ/2010)

1. Dalam hal terjadi pengembalian barang hasil produksi yang dibeli dari badan usaha industri sebagai Pemungut PPh Pasal 22 setelah Masa Pajak terjadinya penjualan, pembeli harus membuat dan menyampaikan nota retur kepada Pemungut PPh Pasal 22.

2. Saat pembuatan nota retur adalah pada Masa Pajak terjadinya pengembalian

3. Nota retur paling sedikit mencantumkan:

a. nomor dan tanggal nota retur;

b. nomor dan tanggal Faktur Pembelian barang yang dikembalikan;

c. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli;

d. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22;

e. macam, jenis, jumlah, dan harga barang yang dikembalikan;

f. Pajak Penghasilan Pasal 22 atas barang yang dikembalikan;

g. nama dan tanda tangan pembeli.

4. Nota retur paling sedikit dibuat dalam rangkap 3 (tiga), yaitu:

a. lembar pertama : untuk Pemungut Pajak

b. lembar kedua : untuk dilampirkan pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 22

c. lembar ketiga : untuk arsip Wajib Pajak (pembeli)

5. Pengembalian barang hasil produksi dianggap tidak terjadi dalam hal:

a. dalam Masa Pajak terjadinya pengembalian, atas pengembalian tersebut dilakukan penggantian dengan barang yang sama, baik dalam jumlah fisik maupun harganya;

b. nota retur tidak selengkapnya mencantumkan keterangan yang diharuskan

c. nota retur tidak dibuat dalam Masa Pajak terjadinya pengembalian barang hasil produksi.

6. Dalam hal nota retur telah memenuhi ketentuan, PPh Pasal 22 yang telah dipungut dapat dikurangkan dari Pajak Penghasilan Pasal 22 terutang dalam Masa Pajak terjadinya pengembalian tersebut, dengan menggunakan formulir SPT Masa PPh Pasal 22 sesuai Lampiran III.1 PER-53/PJ/2009.

7. Cara pengisian formulir SPT Masa PPh Pasal 22 dalam hal terjadi retur: (S- 1653/PJ.03/2011 Angka 3 huruf b)

a. Induk SPT Masa PPh Pasal 22 bagian B angka 7 kolom (1) diisi "Retur Penjualan oleh industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif".

b. Induk SPT Masa PPh Pasal 22 bagian B angka 7 kolom (3) dan kolom (4) diisi jumlah objek pajak dan jumlah PPh Pasal 22 yang terdapat pada daftar rincian b. Induk SPT Masa PPh Pasal 22 bagian B angka 7 kolom (3) dan kolom (4) diisi jumlah objek pajak dan jumlah PPh Pasal 22 yang terdapat pada daftar rincian

c. Induk SPT Masa PPh Pasal 22 bagian B baris "jumlah" diisi hasil penjumlahan nilai pada angka 6 dikurangi dengan nilai pada angka 7.

B. HISTORI PERATURAN (PERATURAN SEBELUM BERLAKUNYA PER-57/PJ/2010 TANGGAL 10 DESEMBER 2010

1. Industri Otomotif ( KEP-32/PJ./1995) ▪ Badan Usaha yang bergerak di bidang industri otomotif ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22 dengan Surat Keputusan Penunjukan dari Kepala KPP atas penjualan semua

jenis kendaraan bermotor beroda dua atau lebih di dalam negeri. ▪ Yang dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 adalah atas penjualan kendaraan

bermotor kepada :

1. Instansi Pemerintah;

2. Corps Diplomatik;

3. bukan Subjek pajak

2. Industri Baja ( KEP-01/PJ./1996) ▪ Badan usaha yang bergerak di bidang industri baja yang merupakan industri hulu ditunjuk

sebagai Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 dengan Surat Keputusan Penunjukan dari Kepala KPP atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri.

▪ Dalam hal Pemungut PPh Pasal 22 mengolah atau memproses lebih lanjut sebagian atau seluruh hasil produksinya menjadi produk antara dan atau produk hilir sehingga badan

usaha tersebut melakukan kegiatan produksi secara "integrated", maka PPh Pasal 22 dipungut atas penjualan produk hulu, produk antara, dan produk hilir.

▪ PPh Pasal 22 atas penjualan produk industri baja yang dikembalikan (retur) setelah

Masa Pajak terjadinya penjualan, dapat dikurangkan dari Pajak Penghasilan Pasal 22 terutang dalam Masa Pajak terjadinya pengembalian produk tersebut, kecuali apabila dalam Masa Pajak terjadinya pengembalian, industri baja menggantinya dengan produk yang sama, baik phisik maupun jumlah harganya.

▪ Apabila terjadi pengembalian (retur), pembeli wajib membuat Nota Retur dalam Masa Pajak terjadinya pengembalian barang hasil produksi rangkap 3 (tiga) yaitu :

1. lembar pertama : untuk Pemungut Pajak

2. lembar kedua : untuk dilampirkan pada SPT Masa PPh Pasal 22

3. lembar ketiga : untuk arsip Wajib Pajak (pembeli).

▪ Nota Retur sekurang-kurangnya harus mencantumkan :

1. Nomor dan tanggal Nota Retur;

2. Nama, alamat, dan NPWP pembeli;

3. Nama, alamat, dan NPWP industri baja;

4. Nomor dan tanggal Faktur Pembelian baja yang dikembalikan;

5. Macam, jenis, kuantum dan harga baja yang dikembalikan;

6. Tanda tangan pembeli.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18