Amortisasi Harta Tidak Berwujud

D.14.3. Amortisasi Harta Tidak Berwujud

I. DASAR HUKUM :

A. Pasal 11 dan Pasal 11A UU Nomor 36 TAHUN 2008 (berlaku sejak 1 Januari 2009) tentang perubahan keempat atas UU Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan

B. PMK- 248/PMK.03/2008 (berlaku sejak 1 Januari 2009) tentang amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya untuk bidang usaha tertentu

II. AMORTISASI HGU, HGB, HAK PAKAI, MUHIBAH (GOODWILL)

o pengeluaran untuk memperoleh tanah hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai

yang pertama kali (biaya perolehan tanah berstatus hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai dari pihak ketiga dan pengurusan hak-hak tersebut dari instansi yang berwenang untuk pertama

kalinya) Tidak boleh disusutkan (Penjelasan Pasal 11 ayat (1) dan (2) UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

o sedangkan atas biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak

pakai diamortisasikan selama jangka waktu hak-hak tersebut. (Penjelasan Pasal 11 ayat (1) dan (2)

UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

o Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan muhibah

(goodwill) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar atau dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif amortisasi atas pengeluaran tersebut atau atas nilai sisa buku dan pada akhir masa manfaat diamortisasi sekaligus dengan syarat dilakukan secara taat asas. (Pasal 11A Ayat (1) UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

III. SAAT MULAI MELAKUKAN AMORTISASI o Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk bidang usaha tertentu

yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 11A ayat (1a) UU Nomor 36 TAHUN 2008 ) o amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya untuk bidang usaha tertentu dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran atau pada bulan produksi komersial. (Pasal 1 PMK- 248/PMK.03/2008 )

o Bulan produksi komersial adalah bulan dimana penjualan mulai dilakukan. o Bidang usaha tertentu ini meliputi: (Pasal 2 PMK- 248/PMK.03/2008 )

1. bidang usaha kehutanan, yaitu bidang usaha hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang tanamannya dapat berproduksi berkali-kali dan baru menghasilkan setelah ditanam lebih dari 1 (satu) tahun.

2. bidang usaha perkebunan tanaman keras, yaitu bidang usaha perkebunan yang tanamannya dapat berproduksi dan baru menghasilkan setelah ditanam lebih dari 1 (satu) tahun.

3. bidang usaha peternakan, yaitu bidang usaha peternakan dimana ternak dapat berproduksi berkali-kali dan baru dapat dijual setelah dipelihara sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.

IV. METODE AMORTISASI o Harga perolehan harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan muhibah (goodwill) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun diamortisasidengan metode:

1. dalam bagian-bagian yang sama setiap tahun selama masa manfaat; atau

2. dalam bagian-bagian yang menurun setiap tahun dengan cara menerapkan tarif amortisasi atas nilai sisa buku.

Khusus untuk amortisasi harta tak berwujud yang menggunakan metode saldo menurun, pada akhir masa manfaat nilai sisa buku harta tak berwujud atau hak-hak tersebut diamortisasi sekaligus. (Penjelasan Pasal 11A Ayat (1) UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

V. MASA MANFAAT DAN TARIF AMORTISASI (Pasal 11A Ayat (2) UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

A. Tabel tarif dan masa manfaat :

No.

Kelompok Harta Tak Berwujud

Masa Manfaat

Tarif Amortisasi

Garis Lurus

Saldo Menurun

B. Penentuan masa manfaat dan tarif amortisasi atas pengeluaran harta tak berwujud dimaksudkan untuk memberikan keseragaman bagi WP dalam melakukan amortisasi.

C. WP dapat melakukan amortisasi sesuai dengan metode yang dipilihnya (garis lurus atau saldo menurun) berdasarkan masa manfaat yang sebenarnya dari tiap harta tak

berwujud . (Penjelasan Pasal 11A Ayat (2) UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

D. Tarif amortisasi yang diterapkan didasarkan pada kelompok masa manfaat sebagaimana yang

diatur dalam Pasal 11A Ayat (2) UU Nomor 36 TAHUN 2008 .

E. Untuk harta tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak tercantum pada kelompok masa manfaat

masa manfaat yang terdekat. Misalnya harta tak berwujud dengan masa manfaat yang sebenarnya 6 (enam) tahun dapat menggunakan kelompok masa manfaat 4 (empat) tahun atau 8 (delapan) tahun. Dalam hal masa manfaat yang sebenarnya 5 (lima) tahun, maka harta tak berwujud tersebut diamortisasi dengan menggunakan kelompok masa manfaat 4 (empat) tahun. (Penjelasan Pasal 11A Ayat (2)

yang

ada, maka

UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

VI. BIAYA PENDIRIAN ATAU BIAYA PERLUASAN MODAL SUATU PERUSAHAAN o Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal suatu perusahaan dibebankan pada

tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi sesuai dengan ketentuan UU PPh (Pasal 11A

Ayat (3) UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

VII. AMORTISASI DI BIDANG PERTAMBANGAN MIGAS o Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan

menggunakan metode satuan produksi. (Pasal 11A Ayat (4) UU Nomor 36 TAHUN 2008 ) menggunakan metode satuan produksi. (Pasal 11A Ayat (4) UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

minyak dan gas bumi pada tahun yang bersangkutan dengan taksiran jumlah seluruh kandungan minyak dan gas bumi di lokasi tersebut yang dapat diproduksi. (Penjelasan Pasal 11A Ayat (4) UU

Nomor 36 TAHUN 2008 )

o Apabila

kecil dari yang

diperkirakan, sehingga masih terdapat sisa pengeluaran untuk memperoleh hak atau pengeluaran lain, maka atas sisa pengeluaran tersebut boleh dibebankan sekaligus dalam

tahun pajak yang bersangkutan. (Penjelasan Pasal 11A Ayat (4) UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

VIII.

AMORTISASI DI BIDANG PERTAMBANGAN SELAIN MIGAS,HAK PENGUSAHAAN HUTAN, HAK

PENGUSAHAAN SUMBER ALAM SERTA HASIL ALAM LAINNYA o Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain minyak dan gas bumi, hak pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya seperti hak pengusahaan hasil laut diamortisasi berdasarkan metode satuan produksi dengan jumlah paling tinggi 20% (dua

puluh persen) setahun. (Penjelasan Pasal 11A Ayat (5) UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

o Contoh:

Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan hutan, yang mempunyai potensi 10.000.000 (sepuluh juta) ton kayu, sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) diamortisasi sesuai dengan persentase satuan produksi yang direalisasikan dalam tahun yang bersangkutan. Jika dalam 1 (satu) tahun pajak ternyata jumlah produksi mencapai 3.000.000 (tiga juta) ton yang berarti 30% (tiga puluh persen) dari potensi yang tersedia, walaupun jumlah produksi pada tahun tersebut mencapai 30% (tiga puluh persen) dari jumlah potensi yang tersedia, besarnya amortisasi yang diperkenankan untuk dikurangkan dari penghasilan bruto pada tahun tersebut adalah 20% (dua puluh persen) dari pengeluaran atau Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

IX. PENGELUARAN SEBELUM OPERASI KOMPERSIAL o Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1

(satu) tahun,dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal 11A.

o Dalam pengertian pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial, adalah biaya- biaya yang dikeluarkan sebelum operasi komersial, misalnya biaya studi kelayakan dan biaya produksi percobaan tetapi tidak termasuk biaya-biaya operasional yang sifatnya rutin, seperti gaji

pegawai, biaya rekening listrik dan telepon, dan biaya kantor lainnya. Untuk pengeluaran operasional yang rutin ini tidak boleh dikapitalisasi tetapi dibebankan sekaligus pada tahun

pengeluaran (Penjelasan Pasal 11A Ayat (6) UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

X. DALAM HAL TERJADI PENGALIHAN HARTA TAK BERWUJUD o maka nilai sisa buku harta atau hak-hak tersebut dibebankan sebagai kerugian dan jumlah yang

diterima sebagai penggantian merupakan penghasilan pada tahun terjadinya pengalihan

tersebut. (Pasal 11A Ayat (7) UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

o Kecuali untuk harta yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf

a dan huruf b (Sumbangan, hibah, warisan), maka jumlah nilai sisa buku harta tersebut tidak boleh dibebankan sebagai kerugian bagi pihak yang mengalihkan. (Pasal 11A Ayat (8) UU Nomor 36 TAHUN 2008 )

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18