Indikator Motivasi Belajar Motivasi Belajar IPS

22 menyesuaikan tujuan pembelajarn dengan kebutuhan siswa secara link and macth dengan menggunakan multimedia dan metode . Hamzah B Uno 2012: 34:37 menjelaskan beberapa teknik yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran untuk memotivasi siswa belajar antara lain dengan menimbulkan rasa ingin tahu siswa dengan menghadapkan siswa pada pemecahan masalah, penemuan suatu hal baru, menghadapi teka-teki akan menyebabkan siswa untuk serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemahirannya di depan umum sehingga siswa merasa dihargai dan bangga. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, cara untuk memotivasi siswa belajar dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan pembelajaran yang menarik di kelas. Proses pembelajaran dilakukan dengan menerapakan metode yang sebelumnya belum pernah dikenal oleh siswa dengan tujuan dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa dapat berperan aktif serta termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

C. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Endang Poerwanti 2008: 23 menyatakan bahwa pemahaman termasuk ranah kognitif yang berarti kemampuan siswa memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Dijelaskan lebih lanjut oleh 23 Davies Dimyati 2006: 202-203 yang menyatakan bahwa pemahaman individu merupakan tingkatan kedua setelah pengetahuan dari ranah kognitif yang berupa kemampuan untuk memahami atau mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran lainnya. Kata “konsep” menurut Syaiful Sagala 2008: 71 adalah buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan. Ratna Wilis Dahar 2011: 63 menyebutkan bahwa konsep merupakan batu pembangunan berpikir. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperoleh. Sejalan dengan Syaiful Bahri Djamarah 2008: 30 bahwa pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Bruner dalam C. Asri Budiningsih 2010: 42 menjelaskan bahwa seluruh kegiatan pemahaman konsep meliputi kegiatan mengidentifikasi dan menempatkan contoh-contoh fakta, objek atau peristiwa ke dalam 24 kelas dengan menggunakan dasar kriteria tertentu berdasarkan konsep- konsep yang sudah ada sebelumnya. Dari uraian di atas maka yang disebut dengan pemahaman konsep adalah kemampuan untuk memperoleh ide abstrak sehingga dapat digunakan atau memungkinkan sesorang untuk mengelompokkan suatu objek atau peristiwa tertentu, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk kalimat gambar, simbol yang mudah dimengerti sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki. Dengan menguasai konsep dan struktur dalam bahan ajar, peserta didik akan memahami materi yang harus dikuasainya. Anderson, Lorin W. dan Krathwohl, David R. 2010: 99-133 menjelaskan kategori aspek kognitif terdiri dari 6 tingkatan. a. Mengingat Mengingat adalah kemampuan untuk mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. Kemampuan mengingat siswa dapat diukur dengan memberikan pertanyaan mengenali atau mengingat kembali sesuai dengan kondisi yang sama persis ketika siswa belajar. b. Memahami Memahami merupakan kemampuan untuk mengkontruksi makna dari materi pembelajaran, baik yang diucapkan, ditulis, maupun yang digambar oleh guru. Siswa dikatakan dalam ketgori memahami ketika dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama. Proses-proses kognitif dalam kategori ini meliputi menafsirkan,

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Index Card Match di Kelas III SDN Cempaka Putih 1 Ciputat Timur

0 14 210

Pengaruh Metode Index Card Match dalam pembelajaran PAI terhadap prestasi belajar siswa SMP Dharma Karya UT Tangerang Selatan

2 10 189

Peningkatan keaktifan belajar ips materi permasalahan sosial melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siswa kelas iv mi. “fathurrachman” jakarta selatan

0 4 125

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV B SD N 04 METRO UTARA

0 6 65

Peningkatan keaktifan belajar IPS materi permasalahan social melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siswa kelas IV MI. “Fathurrachman” Jakarta Selatan

0 3 125

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Pemahaman Konsep Belajar Matematika (Ptk Pada Siswa Kelas Viii Semester Ga

0 2 11

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Pemahaman Konsep Belajar Matematika (Ptk Pada Siswa Kelas Viii Semester G

0 3 16

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DENGAN PERMAINAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS.

0 2 56

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA MENGGUNAKAN ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V SD N KAREN.

0 2 246

PENGGUNAAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI SENDANGSARI.

0 1 286