pemerintah mahasiswa dan wiraswasta, cenderung memilih alternatif lain disamping penguasa sebelumnya yaitu SBY maupun JK, sedangkan anggota
masyarakat yang cenderung mapan dimana kehidupannya tidak tergantung pada kebijakan pemerintah, cenderung mempertahankan apa yang mereka alami
sekarang dengan memilih orang yang sedang berkuasa, baik itu SBY maupun JK
Tabel 20. Klasifikasi Pilihan Politik Responden Menurut Agama Agama
Mega SBY
JK Golput
Total Jlh
Islam 6
6.06 30
30.30 9
9.09 3
3.03 48
48.48 Kristern Protestan
12 12.12
21 21.21
4 4.04
1 1.01
38 38.38
Katolik 4
4.04 2
2.02 2
2.02 -
- 8
8.08 Budha
- -
2 2.02
- -
- -
2 2.02
Hindu 1
1.01 -
- 2
2.02 -
- 3
3.03
JUMLAH 23
23.23 55
55.56 17
17.17 4
4.04 99
100
Sumber : Kuesioner 2009
Sentimen agama pun sudah terpolarisasi. Hal itu dibuktikan dengan data di atas, dimana pasangan SBY-Budiono cenderung menjadi pilihan bagi responden
secara mayoritas dengan latarbelakang agama apapun, kecuali masyarakat yang beragama Hindu dan Katolik yang cenderung minoritas secara jumlah.
Tabel 21. Klasifikasi Pilihan Politik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan
Mega SBY
JK Golput
Total Jlh
SLTA 9
9.09 5
5.05 1
1.01 -
- 15
15.15 D3
7 7.07
14 14.14
1 1.01
- -
22 22.22
S1 6
6.06 28
28.28 3
3.03 3
3.03 40
40.40 S2
1 1.01
8 8.08
12 12.12
1 1.01
22 22.22
JUMLAH 23
23.23 55
55.56 17
17.17 4
4.04 99
100
Sumber : Kuesioner 2009
3.2.1.2.Pengetahuan Akan Pencitraan
Untuk beropini tentang sesuatu tentulah responden harus memiliki pengetahuan tentang apa yang sedang dibicarakan. Untuk itu perlu kiranya
Universitas Sumatera Utara
dipertanyakan kepada responden tentang pengetahuan responden tentang bentuk- bentuk pencitraan politik yang dilakukan oleh para kontestan politik pada pilpres
2009 yang lalu agar kiranya ada koneksitas antara pendapat yang dikeluarkan responden dengan apa yang sedang diteliti.
Tabel 22. Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Responden Tentang Bentuk Pencitraan Politik
Tanggapan Jumlah
Persentase
Tahu 99
100 Tidak Tahu
0.00
JUMLAH 99
100
Sumber : Kuesioner 2009
Tabel 23. Klasifikasi Tanggapan Responden Menurut Jenis Kelamin Tentang Pengetahuan Responden Mengenai Bentuk Pencitraan Politik
Kelamin Tahu
Tdk Tahu Total
Jumlah
Laki-Laki 47
47.47 -
- 47
47.47 Perempuan
52 52.52
- -
52 52.52
Total 99
100 -
- 99
100
Sumber : Kuesioner 2009
Tabel 24. Klasifikasi Tanggapan Responden Menurut Pekerjaan Tentang Pengetahuan Responden Mengenai Bentuk Pencitraan Politik
Pekerjaan Tahu
Tdk Tahu Total
Jumlah
Mahasiswa 20
20.20 -
- 20
20.20 PNS
24 24.24
- -
24 24.24
Wiraswasta 17
17.17 -
- 17
17.17 Karyawan Swasta
20 20.20
- -
20 20.20
Pemuka Agama 18
18.18 -
- 18
18.18
Total 99
100 -
- 99
100
Sumber : Kuesioner 2009
Universitas Sumatera Utara
Tabel 25. Klasifikasi Tanggapan Responden Menurut Agama Tentang Pengetahuan Responden Mengenai Bentuk Pencitraan Politik
Agama Tahu
Tdk Tahu Total
Jumlah
Islam 48
48.48 -
- 48
48.48 Protestan
38 38.38
- -
38 38.38
Katolik 8
8.08 -
- 8
8.08 Budha
2 2.02
- -
2 2.02
Hindu 3
3.03 -
- 3
3.03
Total 99
100 -
- 99
100
Sumber : Kuesioner 2009
Tabel 26. Klasifikasi Tanggapan Responden Tentang Pengetahuan Responden Mengenai Bentuk Pencitraan Politik
Pendidikan Tahu
Tdk Tahu Total
Jumlah
SLTA 15
15.15 -
- 15
15.15 D3
22 22.22
- -
22 22.22
S1 40
40.40 -
- 40
40.40 S2
22 22.22
- -
22 22.122
Total 99
100 -
- 99
100
Sumber : Kuesioner 2009
Seluruh responden menyatakan mengetahuai tentang bentuk-bentuk pencitraan politik. Pada umumnya mendefinisikan pencitra sebagai strategi yang
digunakan untuk menarik simpati orang lain untuk memilih satu pasangan tertentu. Disamping itu ada pula yang mendefinisikan pencitraan sebagai upaya
yang digunakan oleh sekelompok orang untuk mempengaruhi penilaian terhadap sosok seseorang yang dicitrakan. Contoh pencitraan yang pada umumnya
disampaikan para responden adalah iklan politik. Pengetahuan responden secara keseluruhan tentang pencitraan dan bentuk pencitraan tersebut telah memenuhi
persyaratan dari penelitian ini untuk dilanjutkan ke pertanyaan selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
3.2.1.3.Partisipasi Dalam Menyaksikan Proses Pencitraan SBY – Budiono Meski seluruh responden menyatakan pernah menyaksikan proses
pencitraan politik SBY-Budiono baik melalui iklan, berita maupun pidato politiknya, mengukur tingkat sering atau tidaknya responden menyaksikan proses
pencitraan SBY-Budiono dianggap penting untuk melihat sejauh mana proses pencitraan itu benar-benar familiar dengan masyarakat. Berikut merupakan data
yang didapat pada proses penelitian mengenai hal tersebut.
Tabel 27. Tanggapan Responden Tentang Kuantitas Waktu Dalam Menyaksikan Pencitraan SBY – Budiono
Tanggapan Jumlah
Persentase
Tidak Pernah -
- Jarang
24 24.24
Sering 57
57.58 Sangat Sering
18 18.18
Total 99
100
Sumber : Kuesioner 2009
Tabel 28. Klasifikasi Tanggapan Responden Menurut Jenis Kelamin Tentang Kuantitas Waktu Dalam Menyaksikan Pencitraan SBY – Budiono
Tanggapan L
P Total
Jumlah
Tidak Pernah -
- -
- -
- Jarang
20 20.20
4 4.04
24 24.24
Sering 19
19.19 38
38.38 57
57.58 Sering Sekali
8 8.08
10 10.10
18 18.18
Total 47
47.47 52