99 55 17 4 99 Imagologi Politik (Studi Deskriptif Tentang Opini Publik Terhadap Pencitraan Politik Dalam Meningkatkan Tingkat Elektabilitas Politik Pada Pemilu Presiden 2009 di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan)

pemerintah mahasiswa dan wiraswasta, cenderung memilih alternatif lain disamping penguasa sebelumnya yaitu SBY maupun JK, sedangkan anggota masyarakat yang cenderung mapan dimana kehidupannya tidak tergantung pada kebijakan pemerintah, cenderung mempertahankan apa yang mereka alami sekarang dengan memilih orang yang sedang berkuasa, baik itu SBY maupun JK Tabel 20. Klasifikasi Pilihan Politik Responden Menurut Agama Agama Mega SBY JK Golput Total Jlh Islam 6 6.06 30 30.30 9

9.09 3

3.03 48 48.48 Kristern Protestan 12 12.12 21 21.21 4 4.04 1 1.01 38 38.38 Katolik 4

4.04 2

2.02 2

2.02 -

- 8

8.08 Budha

- - 2 2.02 - - - - 2 2.02 Hindu 1

1.01 -

- 2

2.02 -

- 3 3.03 JUMLAH 23

23.23 55

55.56 17

17.17 4

4.04 99

100 Sumber : Kuesioner 2009 Sentimen agama pun sudah terpolarisasi. Hal itu dibuktikan dengan data di atas, dimana pasangan SBY-Budiono cenderung menjadi pilihan bagi responden secara mayoritas dengan latarbelakang agama apapun, kecuali masyarakat yang beragama Hindu dan Katolik yang cenderung minoritas secara jumlah. Tabel 21. Klasifikasi Pilihan Politik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan Mega SBY JK Golput Total Jlh SLTA 9 9.09 5 5.05 1

1.01 -

- 15

15.15 D3

7 7.07 14 14.14 1 1.01 - - 22 22.22 S1 6 6.06 28

28.28 3

3.03 3

3.03 40

40.40 S2

1 1.01 8 8.08 12 12.12 1 1.01 22 22.22 JUMLAH 23

23.23 55

55.56 17

17.17 4

4.04 99

100 Sumber : Kuesioner 2009 3.2.1.2.Pengetahuan Akan Pencitraan Untuk beropini tentang sesuatu tentulah responden harus memiliki pengetahuan tentang apa yang sedang dibicarakan. Untuk itu perlu kiranya Universitas Sumatera Utara dipertanyakan kepada responden tentang pengetahuan responden tentang bentuk- bentuk pencitraan politik yang dilakukan oleh para kontestan politik pada pilpres 2009 yang lalu agar kiranya ada koneksitas antara pendapat yang dikeluarkan responden dengan apa yang sedang diteliti. Tabel 22. Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Responden Tentang Bentuk Pencitraan Politik Tanggapan Jumlah Persentase Tahu 99 100 Tidak Tahu 0.00 JUMLAH 99 100 Sumber : Kuesioner 2009 Tabel 23. Klasifikasi Tanggapan Responden Menurut Jenis Kelamin Tentang Pengetahuan Responden Mengenai Bentuk Pencitraan Politik Kelamin Tahu Tdk Tahu Total Jumlah Laki-Laki 47 47.47 - - 47 47.47 Perempuan 52 52.52 - - 52 52.52 Total 99 100 - - 99 100 Sumber : Kuesioner 2009 Tabel 24. Klasifikasi Tanggapan Responden Menurut Pekerjaan Tentang Pengetahuan Responden Mengenai Bentuk Pencitraan Politik Pekerjaan Tahu Tdk Tahu Total Jumlah Mahasiswa 20

20.20 -

- 20

20.20 PNS

24 24.24 - - 24 24.24 Wiraswasta 17

17.17 -

- 17 17.17 Karyawan Swasta 20 20.20 - - 20 20.20 Pemuka Agama 18

18.18 -

- 18 18.18 Total 99 100 - - 99 100 Sumber : Kuesioner 2009 Universitas Sumatera Utara Tabel 25. Klasifikasi Tanggapan Responden Menurut Agama Tentang Pengetahuan Responden Mengenai Bentuk Pencitraan Politik Agama Tahu Tdk Tahu Total Jumlah Islam 48

48.48 -

- 48

48.48 Protestan

38 38.38 - - 38 38.38 Katolik 8

8.08 -

- 8

8.08 Budha

2 2.02 - - 2 2.02 Hindu 3

3.03 -

- 3 3.03 Total 99 100 - - 99 100 Sumber : Kuesioner 2009 Tabel 26. Klasifikasi Tanggapan Responden Tentang Pengetahuan Responden Mengenai Bentuk Pencitraan Politik Pendidikan Tahu Tdk Tahu Total Jumlah SLTA 15

15.15 -

- 15

15.15 D3

22 22.22 - - 22 22.22 S1 40

40.40 -

- 40

40.40 S2

22 22.22 - - 22 22.122 Total 99 100 - - 99 100 Sumber : Kuesioner 2009 Seluruh responden menyatakan mengetahuai tentang bentuk-bentuk pencitraan politik. Pada umumnya mendefinisikan pencitra sebagai strategi yang digunakan untuk menarik simpati orang lain untuk memilih satu pasangan tertentu. Disamping itu ada pula yang mendefinisikan pencitraan sebagai upaya yang digunakan oleh sekelompok orang untuk mempengaruhi penilaian terhadap sosok seseorang yang dicitrakan. Contoh pencitraan yang pada umumnya disampaikan para responden adalah iklan politik. Pengetahuan responden secara keseluruhan tentang pencitraan dan bentuk pencitraan tersebut telah memenuhi persyaratan dari penelitian ini untuk dilanjutkan ke pertanyaan selanjutnya. Universitas Sumatera Utara 3.2.1.3.Partisipasi Dalam Menyaksikan Proses Pencitraan SBY – Budiono Meski seluruh responden menyatakan pernah menyaksikan proses pencitraan politik SBY-Budiono baik melalui iklan, berita maupun pidato politiknya, mengukur tingkat sering atau tidaknya responden menyaksikan proses pencitraan SBY-Budiono dianggap penting untuk melihat sejauh mana proses pencitraan itu benar-benar familiar dengan masyarakat. Berikut merupakan data yang didapat pada proses penelitian mengenai hal tersebut. Tabel 27. Tanggapan Responden Tentang Kuantitas Waktu Dalam Menyaksikan Pencitraan SBY – Budiono Tanggapan Jumlah Persentase Tidak Pernah - - Jarang 24 24.24 Sering 57 57.58 Sangat Sering 18 18.18 Total 99 100 Sumber : Kuesioner 2009 Tabel 28. Klasifikasi Tanggapan Responden Menurut Jenis Kelamin Tentang Kuantitas Waktu Dalam Menyaksikan Pencitraan SBY – Budiono Tanggapan L P Total Jumlah Tidak Pernah - - - - - - Jarang 20 20.20 4 4.04 24 24.24 Sering 19 19.19 38 38.38 57 57.58 Sering Sekali 8 8.08 10 10.10 18 18.18 Total 47

47.47 52

Dokumen yang terkait

Partai Politik Dan Pemilu (Suatu Studi Marketing Politik Terhadap Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif 2009)

0 56 96

Partisipasi Politik Dan Pemilihan Umum (Suatu Studi tentang Perilaku Politik Masyarakat di Kelurahan Dataran Tinggi Kecamatan Binjai Timur Pada Pemilihan Presiden tahun 2009)

1 46 105

Pengaruh Tingkat Status Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Partisipasi Politik Pada Pemilu Presiden 2009 (Studi deskriptif: Kelurahan Sitirejo I, Medan, Sumatera Utara)

1 29 105

PENCITRAAN DAN KOMUNIKASI POLITIK PARTAI DEMOKRAT PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009

0 19 24

Opini Publik Mengenai Kampanye Politik Dan Tingkat Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Analisis Isi Deskriptif Kolom Komentar Kompas.com Pada Pemilu Legislatif 2014).

1 4 15

OPINI PUBLIK MENGENAI KAMPANYE POLITIK DAN TINGKAT ELEKTABILITAS PARTAI Opini Publik Mengenai Kampanye Politik Dan Tingkat Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Analisis Isi Deskriptif Kolom Komentar Kompas.com Pada Pemilu Legislatif 2014)

0 4 13

PENDAHULUAN Opini Publik Mengenai Kampanye Politik Dan Tingkat Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Analisis Isi Deskriptif Kolom Komentar Kompas.com Pada Pemilu Legislatif 2014).

0 21 42

DESKRIPSI OBJEK DAN WILAYAH PENELITIAN Opini Publik Mengenai Kampanye Politik Dan Tingkat Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Analisis Isi Deskriptif Kolom Komentar Kompas.com Pada Pemilu Legislatif 2014).

0 6 13

PENUTUP Opini Publik Mengenai Kampanye Politik Dan Tingkat Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Analisis Isi Deskriptif Kolom Komentar Kompas.com Pada Pemilu Legislatif 2014).

0 5 54

AKUNTABILITAS PARTAI POLITIK DAN ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK: STUDI KASUS PADA PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU DI PROPINSI DIY TAHUN 2014

0 0 10