Analisis Data HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.24 Analisis Tingkat Motivasi Siswa Setelah Implementasi Tindakan Siklus II No Interval Frek. Frek. Relatif Kategori 1 120-130 2 9,52 Sangat Tinggi 2 109-119 15 71,43 Tinggi 3 94-108 4 19,05 Sedang 4 83-93 0,00 Rendah 5 26-82 0,00 Sangat Rendah Total 21 100 Setelah dilakukan implementasi tindakan siklus pertama, siswa belum memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi. Saat implementasi tindakan siklus kedua, didapatkan hasil 2 siswa memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi naik menjadi 15 siswa. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar sedang menurun menjadi 4 siswa. 3 Deskripsi Siklus I dan Siklus II Berikut ini disajikan tingkat motivasi belajar siswa hasil penelitian pada siklus I dan II: Tabel 5.25 Analisis Perbandingan Motivasi Siswa Sebelum dan Setelah Implementasi Tindakan No Interval Pra Penelitian Siklus I Siklus II Kategori Frek. Frek. Relatif Frek. Frek. Relatif Frek. Frek. Relatif 1 120-130 2 9,52 Sangat Tinggi 2 109-119 7 33,33 6 28,57 15 71,43 Tinggi 3 94-108 11 52,38 14 66,67 4 19,05 Sedang 4 83-93 2 9,52 1 4,76 Rendah 5 26-82 1 4,76 Sangat Rendah Total 21 21 21 Dari data di atas terlihat terjadi peningkatan motivasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran tipe TGT. Sebelum penerapan model pembelajaran tipe TGT rata-rata motivasi belajar siswa tergolong rendah. Setelah pembelajaran diganti dengan menggunakan model tipe TGT motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Persentase siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, awalnya 33,33 menurun menjadi 28,57 7 siswa menjadi 6 siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar sedang, awalnya 52,38 naik menjadi 66,67 11 siswa menjadi 14 siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, awalnya 9,52 menjadi 4,76 2 siswa menjadi 1 siswa. Siklus pertama tidak terdapat siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi. Siklus kedua terdapat 2 siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi dengan persentase sebesar 9,52. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi untuk siklus kedua sebesar 71,43 15 siswa. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi sedang sebesar 19,05 4 siswa. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat. b. Analisis komparasi data motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian tindakan Analisis komparasi dilakukan untuk melihat perkembangan peningkatan motivasi belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada saat pra penelitian, siklus pertama dan siklus kedua dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Motivasi belajar diukur dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada saat pra penelitian dan setelah penelitian. Hasil peningkatan motivasi belajar pra penelitian dan setelah penelitian akan dibandingkan. Tabel 5.26 Analisis Komparasi Motivasi Belajar Siswa No Nama Siswa Awal Siklus I Siklus II Target 1 Agista Rismanda V 86 99 97 94 2 Anisa Puspa Dewi 103 93 98 94 3 Anissa Salma Nabila 84 93 88 94 4 Arif Helmi K 99 86 101 94 5 Danang Wahyu Broto 55 87 101 94 6 Della Marlita 91 93 96 94 7 Dhea Indah N 93 90 99 94 No Nama Siswa Awal Siklus I Siklus II Target 8 Dhinna Mutia Amini 88 85 92 94 9 Dzikri Khairurrifa S 100 88 100 94 10 Eva Elmiyah 81 95 100 94 11 Faisah Satriawan H 90 98 91 94 12 Farah Sausan S 90 97 102 94 13 Fernanda Sekar E 105 95 96 94 14 Kintan Alifia L S 92 96 95 94 15 Melati Ambarsari K 108 90 88 94 16 Mentari Sukma K 92 91 101 94 17 M. Barokah Fretinu 99 90 98 94 18 M. Shaffanafi 79 82 97 94 19 M. Syafiq Hanafi 93 96 95 94 20 M. Zulfikar Al A 88 88 101 94 21 Nabila Maharani W 107 87 102 94 Jumlah 1923 1919 2064 Nilai Tertinggi 108 99 102 Nilai Terendah 55 82 88 Rata-rata 91,57 91,38 98,28 Tabel 5.25 menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi koperasi. Rata-rata motivasi belajar siswa pada saat pra penelitian adalah 91,57 dan sebanyak 7 siswa telah mencapai target yang ditetapkan; rata-rata motivasi belajar siswa saat siklus pertama adalah 91,38 dan sebanyak 7 siswa telah mencapai target yang ditetapkan; rata-rata motivasi belajar siswa saat siklus kedua adalah 98,28 dan sebanyak 17 siswa telah mencapai target yang ditetapkan. 2. Hasil Belajar a. Deskripsi hasil belajar siswa sebelum dan setelah penelitian tindakan 1 Deskripsi Pra Penelitian Berikut ini disajikan hasil belajar siswa pra penelitian Tabel 5.27 Hasil Belajar Siswa Sebelum Implementasi Tindakan No Nama Target Nilai Ket. 1 Agisata Risamanda Vandra 80 77 Tidak Tuntas 2 Anisa Puspa Dewi 80 80 Tuntas 3 Anissa Salma Nabila 80 51 Tidak Tuntas 4 Arif Helmi Kurniawan 80 83 Tuntas 5 Danang Wahyu Broto 80 75 Tidak Tuntas 6 Della Marlita 80 75 Tidak Tuntas 7 Dhea Indah Nawangwuri 80 88 Tuntas 8 Dhinna Mutia Amini 80 75 Tidak Tuntas 9 Dzikri Khairurrifa Sabath 80 66 Tidak Tuntas 10 Eva Elmiyah 80 88 Tuntas 11 Faisal Satriawan Hernanda 80 77 Tidak Tuntas 12 Farah Sausan Salsabila 80 57 Tidak Tuntas 13 Fernanda Sekar Erviansari 80 80 Tuntas 14 Kintan Alifia Listiyani S 80 75 Tidak Tuntas 15 Melati Ambarsari K 80 63 Tidak Tuntas 16 Mentari Sukma Karunianissa 80 75 Tidak Tuntas No Nama Target Nilai Ket. 17 M. Barokah Fretinu 80 83 Tidak Tuntas 18 M. Shaffanafi 80 69 Tidak Tuntas 19 M. Syafiq Hanafi 80 66 Tidak Tuntas 20 M. Zulfikar Al Afghani 80 80 Tuntas 21 Nabila Maharani Widyadewi 80 80 Tuntas Jumlah 1563 Nilai Tertinggi 88 Nilai Terendah 51 Rata-rata 74,4 Pada pra penelitian terdapat 14 siswa yang memperoleh nilai dibawah target yang telah ditetapkan. Rata-rata nilai pada pra penelitian sebesar 74,4 dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 51. Tabel 5.28 Hasil Belajar Siswa Sebelum Implementasi Tindakan No Interval Frek. Frek Relatif Kategori 1 90 – 100 0,00 Sangat Tinggi 2 80 – 89 8 38,1 Tinggi 3 65 – 79 10 47,62 Sedang 4 55 – 64 2 9,52 Rendah 5 – 54 1 4,76 Sangat Rendah Total 21 100 Dari tabel di atas, hasil belajar siswa pada pra penelitian sebagian besar pada kategori sedang. Tidak terdapat siswa yang berada dikategori belajar sangat tinggi, siswa yang berada dikategori tinggi berjumlah 8 siswa, siswa yang berada dikategori sedang berjumlah 10 siswa, siswa yang berada dikategori rendah berjumlah 2 siswa dan siswa yang berada dikategori sangat rendah berjumlah 1 siswa. 2 Deskripsi Siklus I Berikut ini disajikan hasil belajar siswa pada penelitian siklus I Selasa, 19 Mei 2015 Tabel 5.29 Hasil Belajar Siswa Setelah Implementasi Tindakan Siklus I No Nama Target Nilai Ket. 1 Agisata Risamanda Vandra 80 82 Tuntas 2 Anisa Puspa Dewi 80 80 Tuntas 3 Anissa Salma Nabila 80 76 Tidak Tuntas 4 Arif Helmi Kurniawan 80 98 Tuntas 5 Danang Wahyu Broto 80 80 Tuntas 6 Della Marlita 80 84 Tuntas 7 Dhea Indah Nawangwuri 80 92 Tuntas 8 Dhinna Mutia Amini 80 66 Tidak Tuntas 9 Dzikri Khairurrifa Sabath 80 94 Tuntas 10 Eva Elmiyah 80 88 Tuntas No Nama Target Nilai Ket. 11 Faisal Satriawan Hernanda 80 60 Tidak Tuntas 12 Farah Sausan Salsabila 80 88 Tuntas 13 Fernanda Sekar Erviansari 80 92 Tuntas 14 Kintan Alifia Listiyani S 80 80 Tuntas 15 Melati Ambarsari K 80 82 Tuntas 16 Mentari Sukma Karunianissa 80 90 Tuntas 17 M. Barokah Fretinu 80 70 Tidak Tuntas 18 M. Shaffanafi 80 58 Tidak Tuntas 19 M. Syafiq Hanafi 80 88 Tuntas 20 M. Zulfikar Al Afghani 80 84 Tuntas 21 Nabila Maharani Widyadewi 80 88 Tuntas Jumlah 1720 Nilai Tertinggi 98 Nilai Terendah 58 Rata-rata 81,90 Pada implementasi tindakan kelas siklus pertama terdapat 5 siswa yang memperoleh nilai dibawah target yang telah ditetapkan. Rata-rata nilai pada siklus pertama sebesar 81,90 dengan nilai tertinggi 98 dan nilai terendah 58. Tabel 5.30 Hasil Belajar Siswa Setelah Implementasi Tindakan Siklus I No Interval Frek. Frek Relatif Kategori 1 90 – 100 5 23,81 Sangat Tinggi 2 80 – 89 11 52,38 Tinggi 3 65 – 79 3 14,29 Sedang 4 55 – 64 2 9,52 Rendah 5 – 54 0,00 Sangat Rendah Total 21 100 Implementasi tindakan kelas siklus pertama membawa dampak positif bagi hasil belajar siswa. Terlihat tabel di atas, hasil belajar siswa sebagian besar pada kategori tinggi. Siswa yang berada dikategori belajar sangat tinggi berjumlah 5 siswa, siswa yang berada dikategori tinggi berjumlah 11 siswa, siswa yang berada dikategori sedang berjumlah 3 siswa dan siswa yang berada dikategori rendah berjumlah 2 siswa. 3 Deskripsi Siklus II Berikut ini disajikan hasil belajar siswa pada penelitian siklus II Kamis, 21 Mei 2015 Tabel 5.31 Hasil Belajar Siswa Setelah Implementasi Tindakan Siklus II No Nama Target Nilai Ket. 1 Agisata Risamanda Vandra 80 78 Tidak Tuntas 2 Anisa Puspa Dewi 80 78 Tidak Tuntas 3 Anissa Salma Nabila 80 94 Tuntas 4 Arif Helmi Kurniawan 80 94 Tuntas 5 Danang Wahyu Broto 80 86 Tuntas 6 Della Marlita 80 100 Tuntas 7 Dhea Indah Nawangwuri 80 100 Tuntas 8 Dhinna Mutia Amini 80 86 Tuntas 9 Dzikri Khairurrifa Sabath 80 96 Tuntas 10 Eva Elmiyah 80 90 Tuntas 11 Faisal Satriawan Hernanda 80 80 Tuntas 12 Farah Sausan Salsabila 80 90 Tuntas 13 Fernanda Sekar Erviansari 80 96 Tuntas 14 Kintan Alifia Listiyani S 80 90 Tuntas 15 Melati Ambarsari K 80 90 Tuntas 16 Mentari Sukma Karunianissa 80 86 Tuntas 17 M. Barokah Fretinu 80 84 Tuntas 18 M. Shaffanafi 80 86 Tuntas 19 M. Syafiq Hanafi 80 88 Tuntas 20 M. Zulfikar Al Afghani 80 82 Tuntas 21 Nabila Maharani Widyadewi 80 88 Tuntas Jumlah 1862 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 78 Rata-rata 88,67 Pada implementasi tindakan kelas siklus kedua terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai dibawah target yang telah ditetapkan. Rata-rata nilai pada siklus kedua sebesar 88,67 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 78. Tabel 5.32 Hasil Belajar Siswa Setelah Implementasi Tindakan Siklus II No Interval Frek. Frek Relatif Kategori 1 90 – 100 10 47,62 Sangat Tinggi 2 80 – 89 9 42,86 Tinggi 3 65 – 79 2 9,52 Sedang 4 55 – 64 0,00 Rendah 5 – 54 0,00 Sangat Rendah Total 21 100 Implementasi tindakan kelas siklus kedua membawa dampak positif bagi hasil belajar siswa. Terlihat tabel di atas, hasil belajar siswa sebagian besar pada kategori sangat tinggi. Siswa yang berada dikategori belajar sangat tinggi berjumlah 10 siswa, siswa yang berada dikategori tinggi berjumlah 9 siswa, siswa yang berada dikategori sedang berjumlah 2 siswa. b. Analisis komparasi data hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian tindakan Analisis komparasi dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada saat pra penelitian, siklus pertama dan siklus kedua dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berikut ini hasil perbandingan nilai pra penelitian, nilai post-test siklus pertama dan post-test siklus kedua dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Tabel 5.33 Analisis Komparasi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian, Siklus I dan Siklus II N o Nama Siswa Pra Pene litia n a Siklus I b Siklus II c Selisih Peningkatan Tar get Ket. b-a c-b b-a c-b 1 Agista 77 82 78 5 4 1,9 2,3 80 Tidak Tuntas 2 Anisa 80 80 78 2 0,0 1,1 80 Tidak Tuntas 3 Anissa 51 76 94 25 18 9,7 10,3 80 Tuntas 4 Arif 83 98 94 15 4 5,8 2,3 80 Tuntas 5 Danang 75 80 86 5 6 1,9 3,4 80 Tuntas 6 Della 75 84 100 9 16 3,5 9,2 80 Tuntas 7 Dhea 88 92 100 4 8 1,6 4,6 80 Tuntas 8 Dhinna 75 66 86 9 20 3,5 11,5 80 Tuntas 9 Dzikri 66 94 96 28 2 10,9 1,1 80 Tuntas 10 Eva 88 88 90 2 0,0 1,1 80 Tuntas 11 Faisah 77 60 80 17 20 6,6 11,5 80 Tuntas 12 Farah 57 88 90 31 2 12,1 1,1 80 Tuntas 13 Fernanda 80 92 96 12 4 4,7 2,3 80 Tuntas 14 Kintan 75 80 90 5 10 1,9 5,7 80 Tuntas 15 Melati 63 82 90 19 8 7,4 4,6 80 Tuntas 16 Mentari 75 90 86 15 4 5,8 2,3 80 Tuntas N o Nama Siswa Pra Pene litia n a Siklus I b Siklus II c Selisih Peningkatan Tar get Ket. b-a c-b b-a c-b 17 M. Barokah 83 70 84 13 14 5,1 8,0 80 Tuntas 18 M. Shaffanafi 69 58 86 11 28 4,3 16,1 80 Tuntas 19 M. Syafiq 66 88 88 22 8,6 0,0 80 Tuntas 20 M. Zulfikar 80 84 82 4 2 1,6 1,1 80 Tuntas 21 Nabila 80 88 88 8 3,1 0,0 80 Tuntas Jumlah 1563 1720 1862 257 174 100 100 Nilai Tertinggi 88 98 100 31 28 12,6 16,1 Nilai Terendah 51 58 78 4 2 1,6 1,1 Rata-rata 74,4 81,90 88,67 12,4 8,3 4,8 4,8 Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran koperasi. Pada pra penelitian rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74,4 dan hanya sejumlah 8 siswa atau 38,09 yang mencapai target yang ditetapkan; rata- rata hasil belajar siswa siklus pertama sebesar 81,90 dan hanya 16 siswa atau 76,19 yang mencapai target yang telah ditetapkan; rata-rata hasil belajar siswa siklus kedua sebesar 88,67 dan sejumlah 19 atau 90,48 siswa mencapai target yang ditetapkan. Jika dikaji berdasarkan rata-rata maka peningkatan yang terjadi sebesar 7,5 yaitu dari nilai rata-rata pra penelitian sebesar 74,4 menjadi 81,90 pada siklus pertama, sedangkan peningkatan yang terjadi sebesar 6,77 yaitu nilai rata-rata siklus pertama sebesar 81,90 menjadi 88,67 pada siklus kedua.

C. Pembahasan

Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah dasar terlaksananya kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 ialah pendekatan saintifik dan tematik-integratif. Pendekatan saintifik ialah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dilakukan melalui proses ilmiah. Sesuatu yang dipelajari dan diperoleh siswa dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Melalui pendekatan tersebut, siswa diharapkan mampu menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi. Pendekatan saintifik ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa secara maksimal. Kelima proses belajar secara saintifik tersebut diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran. Pendekatan saintifik juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk belajar secara mandiri dengan melakukan kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan. Untuk dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal maka diperlukan kerja keras dan motivasi belajar dalam penerapannya, karena motivasi belajar siswa juga berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh. Berdasarkan hasil implementasi tindakan pada siklus pertama dan siklus kedua dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi koperasi. Pada pra penelitian rerata motivasi belajar siswa adalah 91,57 dengan jumlah 7 siswa yang telah mencapai target yang ditetapkan; rerata motivasi siswa setelah penerapan TGT siklus pertama sebesar 91,38 dengan jumlah 7 siswa yang telah mencapai target yang ditetapkan, dimana mengalami penurunan sebesar 0,19. Peningkatan motivasi belajar siswa tampak pada rerata setelah penerapan TGT siklus kedua yaitu sebesar 6,9 91,38 menjadi 98,28 dengan jumlah 17 siswa yang telah mencapai target yang ditetapkan. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, tampak pada rata- rata hasil belajar pada pra penelitian, siklus pertama dan siklus kedua. Pada pra penelitaian siswa yang berhasil mencapai target yang ditetapkan 8 siswa atau 38,09 dengan rata-rata hasil belajar 74,4. Pada siklus pertama, siswa yang berhasil mencapai target yang ditetapkan berjumlah 16 siswa atau 76,19 dengan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 81,90. Pada siklus kedua, siswa yang berhasil mencapai target yang ditetapkan berjumlah 19 atau 90,48 dengan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 88,67. Berdasarkan rata-rata maka peningkatan yang terjadi sebesar 7,5 yaitu dari nilai rata-rata pra penelitian sebesar 74,4 menjadi 81,90 pada siklus pertama, sedangkan peningkatan yang terjadi sebesar 6,77 yaitu nilai rata-rata siklus pertama sebesar 81,90 menjadi 88,67 pada siklus kedua. Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa disebabkan oleh penerapan model pembelajaran yang menarik serta menyenangkan bagi siswa. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif. Siswa mengikuti pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan dan menarik. Siswa belajar melalui permainan sehingga siswa tidak merasa bosan. Dalam kondisi belajar yang menyenangkan siswa menjadi antusias dan lebih memahami materi yang diajarkan. Pada penelitian ini, peningkatan motivasi siswa seiring dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Menurut Winkel Uno, 2007:3 yang menyatakan bahwa motivasi berasal dari motif daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Terdapat beberapa teknik untuk melakukan motivasi dalam pembelajaran yaitu menggunakan permainan dan membuat persaingan yang sehat diantara siswa Uno, 2007:34. Menurut Etin Solihatin 2007:5 mengatakan bahwa model pembelajaran cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya, sehingga dengan bekerja bersama-sama di

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.

0 2 44

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) guna meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa pada mata pelajaran akuntansi SMA N 1 Kasihan Bantul Yogyakarta.

0 1 317

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) guna meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa pada mata pelajaran akuntansi SMA N 1 Kasihan Bantul Yogyakarta

0 8 315

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 1 288