Pembahasan HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

88,67. Berdasarkan rata-rata maka peningkatan yang terjadi sebesar 7,5 yaitu dari nilai rata-rata pra penelitian sebesar 74,4 menjadi 81,90 pada siklus pertama, sedangkan peningkatan yang terjadi sebesar 6,77 yaitu nilai rata-rata siklus pertama sebesar 81,90 menjadi 88,67 pada siklus kedua. Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa disebabkan oleh penerapan model pembelajaran yang menarik serta menyenangkan bagi siswa. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif. Siswa mengikuti pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan dan menarik. Siswa belajar melalui permainan sehingga siswa tidak merasa bosan. Dalam kondisi belajar yang menyenangkan siswa menjadi antusias dan lebih memahami materi yang diajarkan. Pada penelitian ini, peningkatan motivasi siswa seiring dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Menurut Winkel Uno, 2007:3 yang menyatakan bahwa motivasi berasal dari motif daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Terdapat beberapa teknik untuk melakukan motivasi dalam pembelajaran yaitu menggunakan permainan dan membuat persaingan yang sehat diantara siswa Uno, 2007:34. Menurut Etin Solihatin 2007:5 mengatakan bahwa model pembelajaran cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya, sehingga dengan bekerja bersama-sama di antara anggota kelompok akan meningkatkan produktivitas dan perolehan belajar. Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada saat penelitian ialah pembelajaran kooperatif tipe TGT. TGT adalah suatu tipe pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa dengan kemampuan, jenis kelamin yang berbeda. Menurut Harminto 2001:72 kelebihan dari model pembelajaran TGT antara lain motivasi belajar siswa bertambah, untuk itu dalam penerapannya TGT harus dibuat menarik agar siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Tim dibagi berdasarkan latar belakang yang berbeda, karena dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota harus saling bekerja sama, saling membantu untuk memahami materi pelajaran dan memotivasi siswa agar berani mengemukakan pendapat. Pelaksanaan games bertujuan untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh dari pelaksanaan kerja tim. Dalam pelaksanaan games siswa dituntut untuk bersaing dengan teman satu kelompok agar dapat mewakili kelompok dalam tournament. Dalam pelaksanaan tournament harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan untuk menyumbangkan point bagi kelompoknya. Prinsipnya soal sulit untuk siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan soal mudah untuk siswa yang mempunyai kemampuan sedang ataupun rendah. Hal ini dimaksudkan agar semua siswa mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Turnamen ini dapat berperan sebagai review materi pelajaran. Meningkatnya motivasi belajar siswa sangat dipengaruhi dari pelaksanaan TGT . Jika dalam pelaksanaan TGT kurang menarik maka siswa akan merasa bosan dan dapat mempengaruhi tingkat motivasi belajar siswa. Yovita Arwinda Nugroho 2013 dalam penelitiannya mengatakan adanya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT . Berdasarkan pendapat di atas membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini siswa memiliki kesempatan menggali materi secara mandiri serta siswa akan saling membantu dalam memahami materi di dalam kelompok. 179

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas X MIA 5. Peningkatan motivasi belajar siswa tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang termasuk kategori minimal sedang berdasarkan kuesioner motivasi belajar. Sebelum penerapan pembelajaran tipe TGT terdapat 1 siswa dengan kategori sangat rendah, 2 siswa dengan kategori rendah, 11 siswa dengan kategori sedang dan 7 siswa dengan kategori tinggi masing- masing dengan persentase 4,76, 9,52, 52,38 dan 33,33. Pada siklus pertama, terdapat 6 siswa dengan kategori tinggi, 14 siswa dengan kategori sedang dan 1 siswa dengan kategori rendah masing-masing dengan persentase 28,57, 66,67 dan 4,76. Pada siklus kedua kembali mengalami peningkatan, terdapat 2 siswa dengan kategori sangat tinggi, 15 siswa dengan kategori tinggi dan 4 siswa dengan kategori sedang masing- masing dengan presentase 9,52, 71,43 dan 19,05. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa, dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang mampu mencapai target yang ditetapkan pada pra penelitian, siklus pertama maupun siklus kedua. Pada pra penelitian, jumlah siswa yang mencapai target yang ditetapkan berjumlah 8 siswa atau 38,09. Pada siklus pertama, jumlah siswa yang mencapai target yang ditetapkan berjumlah 16 siswa atau 76,19. Sementara pada siklus kedua, 19 siswa atau 90,48 mampu mencapai target yang ditetapkan.

B. Keterbatasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa keterbatasan terkait dengan penelitian ini, antara lain: 1. Adanya sedikit ketidaksesuaian alokasi waktu yang telah direncanakan dengan pelaksanaanya. Ketidaksesuaian alokasi waktu ini menyebabkan beberapa hal harus dikurangi menyesuaikan waktu yang tersedia. Hal yang disesuaikan adalah refleksi siswa dan pengisian kuesioner. Walaupun terdapat sedikit ketidaksesuaian penerapan model kooperatif tipe TGT dapat berjalan dengan baik. 2. Adanya perbedaan rencana yang ada di dalam skenario dengan pelaksanaanya terkait dengan sistematika penerapan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament TGT. Saat games siklus pertama guru menghendaki untuk melakukan games secara serentak yang dilakukan setiap kelompoknya, hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu. Pada skenario awal pelaksanaan games dilakukan secara bergilir sesuai nomor yang telah dibagikan diawal pembelajaran, siswa dengan nomor tertentu dalam kelompok yang dapat mengangkat tangan pertama akan mendapat kesempatan pertama dalam menjawab pertanyaan. Tetapi pada saat pelaksanaannya setiap kelompok bermain sendiri-sendiri dengan didampingi fasilitator. Dengan perubahan rencana ini, penulis harus berdiskusi dengan fasilitator mengenai rencana baru dalam pelaksanaan games. Hal ini mengakibatkan kehilangan kesempatan untuk mengamati kegiatan setiap siswa untuk beberapa menit. Walaupun terdapat perubahan dalam penerapannya kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik. 3. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak semua langkah dapat dijabarkan ke dalam sintak 5M Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi, Mengasosiasi, dan Mengomunikasikan pada pendekatan saintifik. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan dalam pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik lebih mengarah pada 4 model pembelajaran yaitu inquiry learning, discovery learning, project based learning dan problem based learning.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ditujukan pada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini: 1. Bagi Guru a. Guru hendaknya mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan proses pembelajaran agar siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Penerapan model pembelajaran yang bervariasi dapat dijadikan alternatif pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dalam kegiatan proses

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.

0 2 44

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) guna meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa pada mata pelajaran akuntansi SMA N 1 Kasihan Bantul Yogyakarta.

0 1 317

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) guna meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa pada mata pelajaran akuntansi SMA N 1 Kasihan Bantul Yogyakarta

0 8 315

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 1 288