Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament

2. Langkah-langkah pembelajaran TGT Dalam metode TGT, para siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang yang berbeda-beda tingkat kecerdasannya, dan jenis kelamin. Setelah itu guru menjelaskan materi seperti biasa. Kemudian guru akan memberikan sebuah turnamen untuk menguji tingkat pemahaman siswa. Menurut Robert E. Slavin 2008:166 deskripsi dari komponen-komponen TGT adalah sebagai berikut: a. Presentasi di kelas Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Siswa harus betul-betul memperhatikan presentasi ini karena dalam presentasi terdapat materi yang dapat membantu untuk mengerjakan kuis yang diadakan setelah pembelajaran. b. Tim Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang dimana mereka mengerjakan tugas yang diberikan. Jika ada kesulitan siswa yang merasa mampu membantu siswa yang kesulitan. c. Games Games terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Games tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan games hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing. d. Tournament Turnamen adalah sebuah struktur dimana games berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen – tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini, seperti halnya sistem skor kemajuan individual dalam STAD, memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemen ang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi misalnya, dari meja 6 ke meja 5; skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama; dan skornya paling rendah ”diturunkan”. Dengan cara ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditempatkan untuk seterusnya mereka akan terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kinerja mereka yang sesungguhnya. e. Penghargaan Tim Penghargaan diberikan kepada tim yang menang atau mendapat skor tertinggi, skor tersebut pada akhirnya akan dijadikan sebagai tambahan nilai tugas siswa. Selain itu diberikan pula hadiah reward sebagai motivasi belajar. 3. Kelebihan dan kekurangan TGT Metode pembelajaran kooperatif tipe TGT mempunyai kelebihan dan kelemahan. Menurut Harminto 2011:72 kelebihan dari model pembelajaran TGT adalah : a. Dalam kelas kooperatif mahasiwa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya; b. Rasa percaya diri mahasiswa menjadi lebih tinggi; c. Perilaku mengganggu terhadap mahasiwa lain menjadi lebih kecil; d. Motivasi belajar mahasiswa bertambah; e. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok bahasan pembelaan negara; f. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi antara mahasiswa dengan mahasiswa dan antara mahasiswa dengan dosen; g. Mahasiswa dapat menelaah sebuah mata kuliah atau pokok bahasan bebas mengaktualisasi diri dengan sebuah potensi yang ada dalam diri mahasiswa tersebut dapat keluar, selain itu kerja sama antar mahasiswa juga dengan dosen akan membuat interaksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak membosankan. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran TGT ialah: a. Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa ikut serta menyumbangkan pendapatnya; b. Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran; c. Kemungkinan terjadinya kegaduhan kalau dosen tidak dapat mengelola kelas.

G. Kerangka Berpikir

Winkel Uno, 2007:3 yang menyatakan bahwa motivasi berasal dari motif yaitu daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya Uno, 2007:1. Menurut Uno, 2007:34, ada beberapa teknik untuk meningkatkan motivasi dalam pembelajaran yaitu menggunakan permainan dan membuat suasana persaingan yang sehat diantara siswa. Salah satu indikator dalam motivasi belajar adalah adanya penghargaan yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Demi mengupayakan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar dengan berinteraksi dengan teman sebaya dibutuhkan suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan dan waktu yang cukup bagi siswa untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan interaksi teman sebaya. Hal ini dapat dimengerti bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengupayakan pemberdayaan teman sebaya dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memberikan waktu dan kesempatan yang sangat luas bagi siswa untuk berinteraksi dengan teman sebaya mereka. Siswa akan mencari dan menggali pengetahuan dari teman mereka dan dari diri mereka sendiri. Keberhasilan dari metode ini ditentukan oleh tingkat pemahamam siswa terhadap materi yang diberikan, dan juga menjelaskan materi tersebut pada teman. Pembelajaran kooperatif tipe TGT ini melatih siswa untuk berani bertanya, mengajukan pendapat, dan membantu siswa dalam memahami materi maupun mengerjakan soal latihan. Jika kegiatan tersebut tidak dilakukan, maka selama proses pembelajaran belum terjadi interaksi denga teman sebaya. Akibatnya adalah proses belajar ini belum dapat berlangsung secara optimal. Pencapaian yang diharapkan dalam pembelajaran menggunakan metode kooperatif juga belum dapat dikatakan tepat sasaran. Oleh karena itu, penempatan siswa dalam kelompok TGT adalah kelompok heterogen sehingga memungkinkan setiap terlibat aktif dalam diskusi dan saling berkomunikasi. 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Ebbut dalam Wiriaatmadja 2005:15, PTK adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dan tindakan- tindakan tersebut. Sedangkan menurut Wijaya Kusumah 2009:9 PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara 1 merencanakan, 2 melaksanakan, dan 3 merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam penelitian PTK ini, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran Ekomoni.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kasihan, Jl. Bugisan Selatan Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April – Juni 2015

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.

0 2 44

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) guna meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa pada mata pelajaran akuntansi SMA N 1 Kasihan Bantul Yogyakarta.

0 1 317

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) guna meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa pada mata pelajaran akuntansi SMA N 1 Kasihan Bantul Yogyakarta

0 8 315

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 1 288