63
melebihi 0,80 dianggap terlalu tinggi. Umumnya skor reliabilitas yang diterima di banyak penelitian berkisar antara 0,70 sampai dengan 0,80.
Tabel 3.8 Batasan skor Reliabilitas
Cronbach’s Alpha
Skor Reliabilitas
0,50 Rendah 0,50-0,60 Cukup
0,70-0,80 Tinggi
Hasil pengujian reliabilitas yang diperoleh yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Nilai Alpha
Cronbach’s Reliabilitas
1. Kinerja Dosen
0,733 Tinggi
2. Ketersediaan Fasilitas Belajar
0,715 Tinggi
3. Motivasi Belajar Mahasiswa
0,729 Tinggi
H. Pengujian hipotesis
Analisis Korelasi Rank Spearman
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga yang dibantu dengan SPSS. Versi 12, rumusnya
adalah sebagai berikut :
1 6∑
1
64
Keterangan : :
koefisien korelasi Rank Spearman Sugiyono, 2007:244
Arah korelasi dinyatakan dalam tanda + plus dan - minus. Tanda + menurunkan adanya korelasi sejajar searah dan tanda - menunjukkan
korelasi sejajar berlawanan arah Arikunto, 2006:279 . Korelasi + : “ makin tinggi nilai X makin tinggi nilai Y” atau “ makin
rendah nilai X makin rendah nilai Y”. Korelasi - : “ makin tinggi nilai X makin rendah nilai Y “ atau “ makin
rendah nilai X makin tinggi nilai Y”. Ada tidaknya korelasi, dinyatakan dalam angka Indeks. Betapapun
kecilnya Indeks korelasi dapat diartikan bahwa antara kedua variabel yang dikorelasikan, terdapat adanya korelasi. Makin besar angka dalam Indeks
korelasi, semakin tinggi korelasi kedua variabel yang dikorelasikan. Dengan anggapan bahwa koefisien korelasi rank sebenarnya = Rho s, akan
sebesar nol dengan tingkat signifikan 5 dapat diuji dengan membandingkan angka probabilitas yang dapat dari hasil komputasi dengan
taraf signifikan. Oleh karena itu pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut;
Ho : ρ 0,05, berarti tidak ada hubungan
Ha : ρ 0,05 , berarti ada hubungan
65
Di bawah ini merupakan tabel korelasi untuk mengetahui lemah kuatnya suatu hubungan.
Tabel 3.10 Rentang Korelasi
Rentang Kesimpulan 0, 80-1
Sangat kuat 0, 60-0, 799
Kuat 0,40-0,599
Cukup Kuat 0,20-0,399 Lemah
0,00-0,199 Sangat lemah
Jogiyanto, 2008:52
66
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma
Rencana mendirikan suatu perguruan tinggi Keguruan lahir ketika Prof. Moh. Yamin, S.H menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
RI. Pada waktu itu, pendidikan khusus dosen-dosen SMTPSMU dilaksanakan oleh kursus BIBII yang didirikan di berbagai kota di Indonesia. Ordo Societas
Jesus Serikat Yesus disingkat SJ di Jawa Tengah telah membuka kursus BI
diantaranya BI mendidik Yayasan De Brito, di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan BI Sejarah , dan BI Bahasa Inggris Yayasan Loyola di
Semarang yang dikelola oleh PaterW.J Van der Meulen, S.J dan Pater H. Bastiaanse, S.J.
Kursus BI tersebut dianggap Crash Program sehingga Superior Misionaris Societas Jesus
, yaitu Pater Kester berusaha mendirikan suatu perdosenan tinggi. Tiga kursus BI milik Jesuit yang sudah ada digabungkan menjadi satu. Gabungan
ini diperkuat dengan US 150.000 hadiah dari Conggregatio de Propaganda Fide
. Dengan demikian lahirlah PTPG Sanata Dharma yang dimulai pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 7 Desember
1955. Dalam rangka menyesuaikan diri dengan pemerintah, dalam hal ini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi