Iklan Pembalut Tahun 1992 Perempuan dalam Ruang Publik

95 mungkin dilakukan oleh perempuan yang hidup di daerah pertanian atau bekerja sebagai buruh. Hal ini semakin diperjelas oleh cat kuku merah yang melekat di jemari dan riasan wajah di bagian mata perempuan tersebut. Penggunaan majalah sebagai obyek tatapan figur iklan, mendorong penonton untuk mendekati keidealan dari gambaran perempuan yang berkelas dan pintar, karena membaca, sekaligus tampak nyaman karena menggunakan Softex. Mimik wajah, cara duduk dan memegang cangkir teh merupakan cerminan dari rasa kenyamanan tersebut. Mengamati gaya berpakaian, pose dan kelengkapan properti yang digunakan oleh ketiga perempuan dalam iklan Softex, seperti tas genggam, sepatu berhak tinggi dan subang emas membawa kita kepada kebuntuan, karena tidak berkaitan dengan menstruasi. Iklan Softex justru secara gamblang mengungkapkan hal lainnya, yaitu pengakuan akan sebuah identitas tertentu. Tamrin Amal Tamagola menjelaskan dengan baik bahwa aspek pakaian “kerja”, gaya rambut, kosmetika, hingga tas genggam digunakan sebagai pernyataan atas status perempuan berkarier, terutama yang belum menikah. 180 Ketiga perempuan secara bersamaan menampilkan gambaran mandiri ala “perempuan karir”, “kesuksesan” dengan adanya kehadiran mobil, “kenyamanan” sembari meminum teh, dan atribut lainnya yang beroposisi terhadap nilai-nilai tradisional. Tubuh perempuan dalam iklan di atas mengalami pertemuan antara dua ideologi yang bertolak belakang, yaitu kecantikan dan keseragaman atau 180 Daniel Dhakidae, op.cit, hlm. 575. 96 seragam. 181 Kedua ideologi ini tidak mungkin bertemu selain dalam modal dan kekuasaan, yang merumuskan pembentukan politik tubuh. Komposisinya sendiri merupakan sekumpulan manusia yang disatukan seolah-olah sebagai satu tubuh oleh kekuasaan publik demi kedamaian bersama, pertahanan dan manfaat. 182 Kecenderungan memotret tubuh perempuan justru menjauhkan kita dari realitas, karena yang direpresentasi hanya gambaran bukan realita. Dengan demikian, iklan Softex tak sekadar bertugas sebagai agen pemasaran akan tetapi mendominasi peran untuk menyebarkan kesadaran baru supaya penonton perempuan menyesuaikan diri terhadap konsumsi produk global yang dapat mewujudkan kenikmatan layaknya gambaran masyarakat kelas menengah atas. Berbanding terbalik dengan hal tersebut, tubuh perempuan sebagai figur iklan justru mengalami kematian, tidak berarti apapun, karena larut dalam ideologi dan kepentingan kapitalisme.

4. Iklan Pembalut Tahun 1993

Dominasi kapitalisme secara perlahan dan tak kentara mengendalikan perempuan dengan cara menimbulkan orientasi terhadap aktivitas konsumsi. Perempuan tidak lagi memiliki kuasa atas tubuhnya karena kapitalisme telah 181 Seragam dalam konteks ini bukan hanya sekadar suatu model pakaian yang mengatur lekak-lekuk tubuh, tetapi menciptakan suatu gambaran tentang jenis kehidupan penuh disiplin. Ironisnya, juga memperlihatkan sikap tunduk dalam suatu kelompok terhadap atasan yang bersifat hierarki dan hanya mendengar perintah. Misalnya, seragam Wanita Katolik WK yang bertujuan selain sebagai identitas eksistensi terhadap kelompok lainnya juga merupakan pelaksanaan perintah dari hierarki lebih atas. Ibid, hlm. 573. 182 Pada dasarnya, tubuh merupakan target yang mudah untuk digunakan sebagai obyek hukuman. Meskipun demikian, sejarah menemukan bahwa tubuh juga menjadi obyek penelitian meraih ilmu pengetahuan di abad ke-19. Baca Chris Shilling, 2002, The Body and Social Theory, London: Sage Publications, hlm 67. Baca juga Daniel Dhakidae, op.cit, hlm 576. 97 menentukan pilihan-pilihan dan kemungkinan-kemungkinan yang berdasarkan kepentingan meraih laba tinggi. Sebagaimana Laurier yang menawarkan tiga jenis produk, yaitu night safe, regular dan maxi. 183 Gambar 16. Softex Sumber: Femina 1993 Meskipun terkesan memberikan tiga pilihan sekaligus yang dapat digunakan sesuai kebutuhan, namun produsen Laurier memaksa perempuan supaya memenuhi kriteria slogan “Perlindungan sempurna di hari-hari menyulitkan” dalam iklan. Sosok perempuan sebagai figur iklan membuktikan kesempurnaan produk Laurier dengan posisi berdirinya yang menyamping sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya 183 Femina No. 4 Tahun XXI terbitan 28 Januari 1993, hlm. 80. Lihat gambar 16. 98 secara kentara meskipun dalam balutan jas dan rok span ala pekerja. Dalam hal ini, baik Laurier maupun tubuh perempuan sama-sama merupakan komoditas untuk dijual. Produk Laurier dijual oleh figur perempuan dalam iklan, yang mempunyai nilai jual berdasarkan bentuk pantat dan betis. 184 Gambar 17. Sofie Panty Shields Sumber: Femina 1993 Iklan yang menggunakan gambaran perempuan pekerja kantoran kembali muncul di bulan Agustus pada Femina halaman ke-54. 185 Produsen Sofie Panty 184 Baca Aquarini Priyatna Prabasmoro, 2004, “Putih, Femininitas dan Seksualitas Perempuan dalam Iklan Kita”, Jurnal Perempuan No. 37 terbitan September 2004, hlm. 55. 185 Femina No. 31 Tahun XXI terbitan 12-18 Agustus 1993, hlm. 54. Lihat gambar 17. 99 Shields melihat pencanangan peran ganda perempuan sebagai semangat baru dari emansipasi. Hal ini tercermin dalam teks, “Wanita masa kini seperti Anda, sama sibuknya dengan pria. Tak heran bila wanita aktif sering mengalami stress”. Melalui teks tersebut, produsen Sofie Panty Shields menggambarkan bahwa perempuan tidak ada bedanya dengan laki-laki dalam lingkungan bekerja. Keduanya dapat merasakan kesibukan yang sama. Namun dalam kalimat berikutnya kesamaan ini dihentikan dengan gambaran lain, bahwa perempuan aktif sering mengalami stres. Gambaran mengenai hubungan aktif dan stres tidak menyertakan laki-laki, artinya hanya perempuan yang mengalaminya. Lalu apakah laki-laki tidak mengalami stres? Pertanyaan tersebut justru membawa kepada makna lainnya, bahwa perempuan boleh bekerja tetapi mereka selalu mengalami stres dan kekuatannya tetap tidak mampu menandingi laki-laki yang mampu menghindari gangguan atau kekacauan mental serta emosional. 186 Produsen Sofie Panty Shields mengupayakan pencegahan stres tersebut dengan mengharuskan perempuan menggunakan produknya. Menurut penelitian dalam bidang kesehatan reproduksi perempuan stres memang dapat memicu terjadinya keputihan. 187 Bila dalam batas normal dan tidak terus-menerus, keputihan memang proses alamiah. Namun produsen Sofie Panty Shields membesar-besarkan 186 KBBI menjelaskan stres sebagai gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar. Lihat kbbi.web.id, diakses pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 8:02 WIB. 187 Lihat www.healthline.comsymptomvaginal-discharge, diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 8:35 WIB. 100 keputihan sebagai isu yang menyebabkan rasa tidak bebas dan nyaman. Produsen Sofie Panty Shields mereka cipta penggunaan produk bertujuan melindungi pakaian dalam supaya tetap bersih. Lebih lanjut, produsen Sofie Panty Shields merunut bahwa kebersihan akan berujung pada rasa nyaman sehingga perempuan mampu bebas bergerak dan aktif bekerja meskipun tetap dalam posisi subordinat. Mulai dari gambaran perempuan aktif hingga isu keputihan yang dipicu oleh stres sesungguhnya merangkai sebuah makna besar mengenai kuasa. Pertama, perempuan mengalami stres sementara laki-laki tidak, karena kuasa patriarki yang menciptakannya. Kedua, kuasa negara yang membebani perempuan dengan peran ganda diadopsi oleh iklan Sofie Panty Shields. Perempuan boleh berbangga bahwa dirinya sama aktifnya dengan laki-laki. Namun harus mengingat bahwa keberadaannya tetap lemah sehingga dapat mengalami stres. Agar dapat melewati hari-hari aktif bekerja dengan nyaman, perempuan harus bergantung pada penggunaan Sofie Panty Shields. Dengan demikian, iklan Sofie Panty Shields sebenarnya mengungkapkan sebuah pasung kuasa patriarki terhadap kebebasan dan keberadaan perempuan. Melalui pemaparan dari kedua iklan yang terbit pada tahun 1993 di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai maraknya semangat untuk memajukan perempuan dengan cara memberinya tempat di ruang-ruang publik sebagai pekerja kantoran. Namun terwujudnya kemajuan tersebut disebabkan oleh kepentingan industri pembalut, yang hendak memasarkan produk- produknya sebagai “pendamping” ideal di lingkungan kerja. Kapitalisme membentuk perempuan pekerja supaya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 membutuhkan tiga varian produk Laurier untuk digunakan pada waktu malam atau siang hari. Selain itu kapitalisme juga menciptakan mitos bahwa perempuan rentan akan tekanan bekerja yang mampu menyebabkan stress, ujung-ujungnya hanya mendikte penggunaan Sofie Panty Shields supaya mendapatkan rasa bebas dan nyaman setiap menitnya di lingkungan kerja. Iklan pembalut sesungguhnya mampu berperan sebagai basis politik emansipasi. Berbagai iklan di atas mampu memperlihatkan aktivitas perempuan bukan lagi berada dalam wilayah domestik. Namun demikian, basis politik emansipasi tersebut tidak cukup kuat untuk mendobrak struktur patriarki karena para perempuan yang aktif di dunia publik hanya melaksanakan perjuangan terbatas untuk kelompoknya atau bahkan sekadar memenuhi himbauan pemerintah mengenai peran ganda. Gerakan emansipasi modern ini bahkan rentan menggunakan cara mensubordinasi perempuan lainnya yang tidak memiliki akses dan kapital budaya sebagai syarat terlibat dalam kehidupan sosial. 188 Di sisi lain, iklan pembalut seringkali menampilkan sosok perempuan sebagai model dengan setelan bekerja yang mengarah ke dalam makna oposisi terhadap domestikasi dan label-label tradisional, seperti setelan bekerja, high heels atau menyetir mobil. Gambaran perempuan yang erat dengan domestikasi seakan menemukan pintu gerbangnya karena tergambar dalam ruang-ruang publik. Namun tanpa disadari tanda-tanda tersebut justru 188 Irwan Abdullah, 1993, op.cit, hlm. 359.

Dokumen yang terkait

Konstruksi peran sosial perempuan dalam rubrik liputan khas sukses di mata kami pada majalah femina

1 21 144

PENDAHULUAN PERKEMBANGAN ESTETIKA FOTO DALAM IKLAN (Studi Dokumen Foto dalam Iklan Kosmetik Revlon di Majalah Femina Tahun 2000 - 2014).

0 2 45

PENUTUP PERKEMBANGAN ESTETIKA FOTO DALAM IKLAN (Studi Dokumen Foto dalam Iklan Kosmetik Revlon di Majalah Femina Tahun 2000 - 2014).

0 3 9

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN CLEAR VERSI “SANDRA DEWI” (Studi Semiotik tentang Representasi Citra Perempuan dalam iklan shampo Clear Soft and Shiny Versi “Sandra Dewi” di Majalah Femina).

2 30 84

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN CLEAR VERSI “SANDRA DEWI” (Studi Semiotik tentang Representasi Citra Perempuan dalam iklan shampo Clear Soft and Shiny Versi “Sandra Dewi” di Majalah Femina).

0 1 84

CITRA ENDORSER PEREMPUAN PADA IKLAN MEDIA CETAK (Analisis Perbedaan Peran Domestik &Publik Perempuan dalam Iklan pada Majalah Femina Indonesia Periode Tahun 2003 & Periode Tahun 2013).

0 0 8

Konstruksi Citra Perempuan dalam Majalah Femina

1 4 19

Konstruksi Nilai-nilai Perempuan Indonesia dalam Majalah Femina

0 0 14

this PDF file CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI MAJALAH FEMINA EDISI TAHUN ajian Semiotik Terhadap Nilainilai Gender Dalam Desain Iklan | Martadi | Nirmana DKV01030205

0 0 23

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN CLEAR SOFT AND SHINY VERSI “SANDRA DEWI” (Studi Semiotik Tentang Representasi Citra Perempuan Dalam iklan shampo Clear Soft and Shiny Versi “Sandra Dewi” Di Majalah Femina )

0 0 24