Ragam Iklan Produk Perempuan
40
halaman, sebuah teks menegaskan hal lainnya, “pembalut modern untuk wanita modern”. Kehadiran teks-teks tersebut bukan sekadar “menduplikasi” foto melainkan
untuk menegaskan seperangkat konotasi yang telah ada.
77
Gambar 4. Starlet Intex Sumber: Femina 1977
Secara harfiah teks tersebut mencerminkan definisi produk bahwa pembalut Starlet yang baru dan modern tidak menggunakan tali seperti duk. Dengan demikian
pembalut duk telah dinyatakan sebagai barang kuno yang seharusnya tidak digunakan lagi di masa mode
rn karena dapat menghambat “gerakan baru” perempuan, yaitu
77
Kris Budiman ed., 2002, Analisis Wacana: Dari Linguistik Sampai Dekonstruksi, Yogyakarta: Penerbit Kanal, hlm. 101.
41
bebas beraktifitas.
78
Perempuan tidak lagi repot mencuci kain dan merasa takut jika sewaktu-waktu pembalut dapat terlepas akibat tanpa adanya perekat. Penonton iklan
dapat membuktikannya dengan mengamati retsleting celana pendek yang terbuka dan pose bebas oleh figur perempuan. Baik teks maupun foto saling menjelaskan
sehingga bila dipersatukan akan menghasilkan makna bahwa perempuan dapat merasakan modernisasi dengan menggunakan Starlet. Modernisasi yang dimaksud
adalah teknologi pembalut dengan strip perekat tanpa bantuan tali sehingga menjamin kebebasan bergerak bagi perempuan pemakainya.
Iklan pembalut dengan pose bebas tanpa hambatan rasa sakit mengadopsi mitos bahwa ketika perempuan mengalami menstruasi ia tidak leluasa melakukan
aktivitas. Deborah Lupton mengungkapkan bahwa masyarakat membenarkan bahwa keadaan sedang tidak dalam irasionalitas, hilang kontrol dan labil yang dialami
perempuan ditentukan oleh siklus dan organ reproduksinya sehingga berdampak pada ketidaklayakannya menghadapi pekerjaan.
79
Maka iklan Starlet menghidupi mitos tersebut dengan menawarkan produknya yang seakan mampu mengurangi atau
mengatasi masalah menstruasi. Namun saat bersamaan justru memperjelas mitos menstruasi
, seperti yang dijelaskan oleh Roland Barthes, “mitos tidak
78
Pemilihan untuk menggunakan istilah “gerakan baru” beralasan membedakan dengan gerakan-
gerakan perempuan pada orde sebelumnya. “Gerakan baru” ini adalah pemberian peran terhadap perempuan dalam masa pembangunan, yaitu depolitisasi dan
domestikasi.
79
Irwan Abdullah, 2002, “Menstruasi: Mitos dan Konstruksi Kultural Atas Realitas
Perempuan ” dalam Edy Santosa ed., 2002, Islam dan Konstruksi Seksualitas, Yogyakarta:
PSW IAIN Yogyakarta bekerja sama dengan The Ford Foundation dan Pustaka Pelajar, hlm. 13.
42
menyembunyikan apapun, tetapi memiliki kemampuan untuk mengubah meskipun tanpa menghilangkan”.
80