Perempuan Politisi Perempuan dalam Ruang Publik

121 melambangkan hal-hal protokoler atau resmi. Hal-hal yang menyangkut kebebasan terhadap gerak perempuan hanya sejauh mampu menikmati pendidikan. Meskipun nikmat dari pendidikan hanya mendapat pengakuan ketika perempuan berhasil dalam keluarga dan mengasuh anak. Pada masa pemerintahan Soeharto, pegawai negeri dan pejabat wajib menggunakan kemeja ketika bekerja. Bahan dan motif kemeja bahkan dibuat dari kain yang sama dan disertai pemakaian lencana sebagai penanda bahwa dirinya adalah bagian dari pegawai negeri. 227 Maka, kemeja merupakan salah satu tanda yang mengungkapkan kemampuan negara untuk mengontrol serta membentuk tubuh menjadi lunak dan dapat diperintah. Melalui pemaparan di atas gagasan Kotex dalam iklan dapat diungkapkan demikian, bahwa keberhasilan keempat perempuan menjadi ahli di bidang sains, ekonomi, hukum ataupun ibu rumah tangga dapat diwujudkan berkat pendidikan yang hanya dinikmati oleh kalangan menengah atas dan pemakai kemeja. Namun kedua hal itu belum cukup, karena pengalaman menstruasi dapat membuat perempuan berkurang keyakinannya di setiap bulan yang dapat menghambat cita-cita. Oleh karena itu penggunaan produk pembalut Kotex dapat mengembalikan keyakinan diri perempuan melalui “perlindungan terbaik yang bersih, kering dan nyaman”. Gambaran ini kembali terulang bahwa perempuan mendapat kategori sebagai 227 Baca James Danandjaja, 2005, “Dari Celana Monyet ke Setelan Safari: Catatan Seorang Saksi Mata ” dalam ed. Henk Schulte-Nordholt, op.cit, hlm. 367-379. 122 makhluk hidup yang tidak penuh dan lemah sehingga membutuhkan sesuatu lainnya sebagai pelengkap atau pelindung, dapat berwujud laki-laki maupun produk industri. Hal ini didukung oleh warna kemeja yang dikenakan oleh figur-figur iklan, yaitu merah muda dan putih, erat bersifat feminin, lembut, tidak mencolok atau terkesan lemah. Sosok perempuan yang seakan mendobrak domestikasi melalui keterlibatannya di ruang-ruang publik, mempunyai profesi di sektor-sektor formal dan digambarkan tangguh serta berkelas menjadi tren tema pembuatan iklan pembalut. Melanjutkan tema „kepemimpinan perempuan”, iklan Sofie Wing yang dimuat dalam majalah Gadis menempatkan Tience Sumartini sebagai perwujudannya. 228 Narasi iklan mengungkapkan profesi Tierce Sumartini adalah pengusaha, namun ia juga aktif dalam organisasi sosial-kemasyarakatan dan memiliki kelihaian mengemudi pesawat. Hal ini tentu membuat takjub pembaca iklan karena gambaran penerbang digambarkan sangat berbeda dengan Pratiwi Pujilestari Sudarmono, astronot perempuan pertama di Indonesia. Pratiwi Pujilestari memang bukan seorang penerbang, namun dirinya pernah akan berangkat ke luar angkasa sebagai awak pesawat. Kedua figur ini mempunyai kesamaan, yakni mampu menciptakan eksistensi sebagai perempuan di bidang yang identik dengan laki-laki sekaligus berpose menggunakan properti pesawat. Namun gambaran keduanya sangat berbeda, apabila foto Pratiwi Pujilestari yang diambil sebelum tahun 1986 selalu 228 Gadis No. 12 terbitan 11-20 Mei 1994, hlm. 55-56. Lihat gambar 19. 123 terlihat dengan pakaian astronot menenteng helm, maka di tahun 1994 Tierce Sumartini justru mengenakan gaun malam panjang tanpa lengan dilengkapi kalung mutiara dan anting berkilau. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Tierce Sumartini sesungguhnya adalah seorang pengusaha. Kata pengusaha sudah pasti merujuk kepada orang-orang kaya yang memiliki usaha berpendapatan tinggi, apalagi jika kehidupannya di bawah naungan pemerintahan Soeharto. Maka, Tierce Sumartini memiliki dua gambaran yang menandakan non domestikasi, yaitu sebagai pengemudi pesawat dan pengusaha. Kedua gambaran ini melebihi kemampuan yang dimiliki oleh Pratiwi Pujilestari sehingga sanggup mendompleng Tierce Sumartini untuk dipilih sebagai figur iklan Sofie Wing. Sayangnya, prestasi penerbang dan pengusaha masih dihantui dengan penyertaan “ibu dari dua orang anak”. Kalimat yang berujar, “Oh, saat-saat seperti ini, jiwa saya menemukan kebebasan sepenuhnya” menandakan kepuasan Tierce Sumartini ketika ia berada di udara. Namun “kebebasan sepenuhnya” memang tidak boleh dimaknai sebagai bebas, karena beban domestikasi mengenai “dua orang anak” tetap mengikuti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Konstruksi peran sosial perempuan dalam rubrik liputan khas sukses di mata kami pada majalah femina

1 21 144

PENDAHULUAN PERKEMBANGAN ESTETIKA FOTO DALAM IKLAN (Studi Dokumen Foto dalam Iklan Kosmetik Revlon di Majalah Femina Tahun 2000 - 2014).

0 2 45

PENUTUP PERKEMBANGAN ESTETIKA FOTO DALAM IKLAN (Studi Dokumen Foto dalam Iklan Kosmetik Revlon di Majalah Femina Tahun 2000 - 2014).

0 3 9

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN CLEAR VERSI “SANDRA DEWI” (Studi Semiotik tentang Representasi Citra Perempuan dalam iklan shampo Clear Soft and Shiny Versi “Sandra Dewi” di Majalah Femina).

2 30 84

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN CLEAR VERSI “SANDRA DEWI” (Studi Semiotik tentang Representasi Citra Perempuan dalam iklan shampo Clear Soft and Shiny Versi “Sandra Dewi” di Majalah Femina).

0 1 84

CITRA ENDORSER PEREMPUAN PADA IKLAN MEDIA CETAK (Analisis Perbedaan Peran Domestik &Publik Perempuan dalam Iklan pada Majalah Femina Indonesia Periode Tahun 2003 & Periode Tahun 2013).

0 0 8

Konstruksi Citra Perempuan dalam Majalah Femina

1 4 19

Konstruksi Nilai-nilai Perempuan Indonesia dalam Majalah Femina

0 0 14

this PDF file CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI MAJALAH FEMINA EDISI TAHUN ajian Semiotik Terhadap Nilainilai Gender Dalam Desain Iklan | Martadi | Nirmana DKV01030205

0 0 23

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN CLEAR SOFT AND SHINY VERSI “SANDRA DEWI” (Studi Semiotik Tentang Representasi Citra Perempuan Dalam iklan shampo Clear Soft and Shiny Versi “Sandra Dewi” Di Majalah Femina )

0 0 24