kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan sasarannya. Hasil akhir positioning menurut Kotler 2004 ini adalah terciptanya proporsi nilai yang
pas, yang menjadi alasan bagi pelanggan untuk membeli produk yang dihasilkan perusahaan.
Mark Plus Co dalam Kartajaya 2005 mendefinisikan positioning sebagai “the strategy for landing your customers credibility”. Dalam hal ini,
positioning adalah
menyangkut bagaimana
perusahaan membangun
kepercayaan dan kenyakinan kepada pelanggan. Dengan kredibilitas yang dibangun, perusahaan akan memiliki tempat dan posisi dibenak pelanggan. Dan
semakin dapat dipercaya perusahaan itu maka, semakin kokoh pula positioning perusahaan.
Selanjutnya Yoram Wind, dalam Kotler et all 2003 menyatakan positioning sebagai “reason for being” yaitu bagaimana mendefinisikan identitas
dan kepribadian perusahaan di benak konsumen. Perusahaan harus mempunyai kredibilitas di benak konsumen untuk itu konsumen perlu dibimbing.
Positioning tidak sekedar membujuk dan menciptakan citra dalam benak pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan pelanggan. Positioning
menyangkut menciptakan barang dalam benak konsumen dan membimbing mereka dengan penuh kredibilitas. Selanjutnya positioning merupakan sebuah
janji yang dibuat perusahaan kepada konsumen. Janji tersebut harus ditepati dan kemampuan perusahaan untuk menepati janji merupakan bagian yang vital
dan strategi. Karena alasan inilah, positioning yang tepat merupakan hal yang krusial bagi keberhasilan akhir perusahaan.
b. Tujuan Positioning
Adapun tujuan positioning menurut Ali Hasan 2008 adalah sebagai berikut: 1. Untuk menempatkan atau memosisikan produk di pasar sehingga produk
tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek pesaing.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Untuk memosisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok kepada pelanggan.
3. Untuk mencapai hasil yang diharapkan seperti, pemenuhan sejauh mungkin
kebutuhan segmen-segmen
pasar yang
spesifik, meminimumkan atau membatasi terjadinya perubahan yang mendadak
dalam penjualan dan menciptakan kenyakinan pelanggan atau konsumen terhadap merek yang ditawarkan.
c. Prosedur Positioning
Prosedur positioning dalam melakukan penempatan posisi yang tepat, menurut Himam dan Schewe dalam Ali Hasan 2008 sebagai berikut:
1. Menentukan produk pasar yang relevan: suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari satu keinginan atau kebutuhan,
oleh karena itu suatu produk dapat diposisikan diberbagai pasar yang berbeda.
2. Pendataan kebutuhan pelanggan: Untuk melakukan positioning dengan tepat, maka pemasar perlu mendata semua kebutuhan dan keinginan
yang mungkin dapat dipenuhi untuk suatu produk. 3. Mengidentifikasikan pesaing: Mengidentifikasi pesaing, baik pesaing
primer maupun pesaing sekunder, Pesaing primer adalah pesaing yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan inti, sedangkan pesaing sekunder
adalah pesaing tidak langsung, yakni mereka tidak langsung muncul dipikiran bilamana seseorang sedang berfikir mengenai keinginan atau
kebutuhan konsumen. 4. Menentukan strandar evaluasi: Menentukan cara dan standar yang
digunakan konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk kebutuhan mereka. Biasanya seseorang akan mengevaluasi berbagai alternatif
pemecahan masalah yang dihadapinya dengan cara berdasarkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
strandar-standar tertentu. Dalam hal ini perusahaan perlu melakukan riset pemasaran agar dapat memahami cara dan standar yang digunakan
konsumen dalam evaluasi keputusan pembelian. 5. Membuat Perceptual map: mengetahui bagaimana persepsi konsumen
terhadap posisi pesaing. Pemasar perlu mengidentifikasi posisi yang ditempati pesaing yang menggunakan perceptual map yang didasarkan
pada atribut produk, situasi pemakai, atau kelompok pemakai. 6. Mengidentifikasi kesenjangan posisi: melalui analisis terhadap posisi
berbagai produk yang saling bersaing, maka dapat ditentukan daerah- daerah atau aspek-aspek yang belum tergarap maupun yang telah
digarap banyak pesaing. 7. Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning: setelah pasar
sasaran ditentukan dan posisi yang dikehendaki ditetapkan, maka pemasar harus merancang program pemasaran yang dapat memastikan
bahwa semua informasi mengenai produk atau merek yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang di inginkan dalam benak
konsumen. 8. Memantau posisi: Posisi aktual suatu produk atau merek perlu dipantau
setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan.
d. Penentuan Positioning