10
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Metode Antropometri
Antropometri merupakan metode paling umum yang digunakan untuk menilai status gizi atau kesehatan seseorang Preedy, 2012. Ukuran tubuh secara
khas dapat mencerminkan pejanan kumulatif terhadap pola makan seorang individu. Ukuran ini dapat ditafsirkan dalam kaitannya dengan standar
internasional bagi pertumbuhan pada anak-anak dan bagi ukuran tubuh serta risiko morbiditas dan mortalitas yang menyertai orang dewasa. Pengukuran antropometri
yang paling sering digunakan adalah tinggi badan, berat badan, massa tubuh, lingkar sirkumferensia misalnya lingkar pinggang perut, panggul, kepala, dada,
lengan, rasio lingkar misalnya rasio pinggang-panggul atau WHR waist-hip ratio
, dan skinfold thickness tebal lipatan kulit Gibney, Elia, Ljungqvist, and Dowsett, 2005
Skinfold thickness adalah suatu pengukuran untuk menilai persentase
lemak tubuh. Metode ini merupakan pengukuran yang biasa dilakukan untuk menilai persentase lemak dalam tubuh karena metode ini sederhana untuk
dilakukan dan membutuhkan biaya yang rendah Peterson, et al., 2003. Body Mass Index
BMI pada masa remaja dapat digunakan untuk memprediksi BMI pada saat dewasa tetapi BMI tidak dapat digunakan untuk membedakan antara
massa tubuh tanpa dan dengan lemak. Skinfold thickness dapat memprediksi lemak tubuh lebih baik dibandingkan dengan pengukuran BMI pada orang
dewasa. Kelebihan lemak dapat dinilai menggunakan skinfold thickness yang dikaitkan dengan peningkatan kolesterol total dan penurunan HDL yang
menandakan peningkatan risiko terjadinya hipertensi, sindrom metabolik, dan gangguan kardiovaskuler
Jaworski, Kułaga, Płudowski, Grajda, Gurzkowska,
Napieralska, et al., 2012. Pengukuran skinfold thickness dapat dilakukan dengan mengangkat
lipatan kulit dan lemak subkutan agar terpisah dari otot dan tulang dengan menggunakan skinfold caliper. Umumnya, pengukuran skinfold thickness
memiliki rentang dari 5 mm-40 mm atau juga lebih Sicar, 2008. Pengukuran
skinfold thickness dilakukan tiga kali dan dirata-rata untuk digunakan dalam
analisis. Pengukuran skinfold thickness distandarisasi untuk meyakinkan reliabilitas dan pembacaan pada skinfold caliper dilakukan 4 detik setelah
mengaplikasikan skinfold caliper pada bagian tubuh Bischof, Knechtle, Rust, Knechtle, and Rosemann, 2012.
Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran tebal lemak subkutan ini dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh yaitu biceps, triceps, subscapular,
midaxillary , chest, thigh, abdominal, suprailliac Preedy, 2012. Abdominal
skinfold thickness menggambarkan persebaran lemak pada daerah abdominal.
Distribusi lemak, terutama lemak di abdominal dianggap penting dalam perkembangan gangguan resistensi insulin, sindrom metabolik dan jantung
koroner. Lebih dari 80 dari total lemak tubuh didistribusikan dalam jaringan adiposa subkutan dan 10-20 dalam viseral jaringan adiposa pada orang dewasa
Bhardwaj, Misra, Misra, Goel, Bhatt, Rastogi,
et al. , 2011.
Dua pusat jaringan adiposa di perut yaitu jaringan adiposa intra-abdominal dan jaringan subkutan telah diselidiki dalam kaitannya dengan gangguan
metabolik. Pengukuran abdominal skinfold thickness hanya dapat memperkirakan lemak pada jaringan subkutan dan tidak dapat digunakan untuk mengukur lemak
pada bagian yang lebih dalam, seperti lemak pada jaringan viseral. Orang India- Asia menunjukkan bahwa peningkatan jaringan adiposa intra-abdominal, jaringan
subkutan, dan deposisi lemak pada liver, otot, dan lain-lain memiliki respon yang tinggi terhadap terjadinya resistensi insulin, gangguna kardiovaskuler, dan
gangguan dysmetabolic. Respon tersebut penting dalam mengidentifikasi jaringan adiposa intra-abdominal dan jaringan adiposa subkutan untuk mendeteksi
terjadinya risiko kardiovaskuler, menilai prognosis dan mengidentifikasi terapi Bhardwaj, et al., 2011. Pengukuran abdominal skinfold thickness dilakukan pada
bagian abdominal yang terletak 3 cm di sebelah kiri dan 1 cm di bagian bawah pusar seperti pada gambar 1.
Gambar 1. Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness Mackenzie, 2002
Triceps skinfold thickness merupakan suatu indikator penyimpanan lemak
subkutan dan total lemak tubuh yang menyediakan informasi mengenai pola persebaran lemak pada bagian trisep. Pada saat pengukuran, individu harus tegak
dengan lengan yang rileks di samping badan. Triceps skinfold thickness diukur pada bagian titik tengah lengan atas, di atas pusat dari otot trisep pada bagian
belakang lengan tangan seperti pada gambar 2 di bawah ini Duggan, Watkins, and
Walker, 2008. Rentang normal dari pengukuran triceps skinfold thickness pada pria yaitu 7,3 mm-12,5 mm dan pada wanita yaitu 9,9 mm-16,5 mm Timby,
2009.
Gambar 2. Pengukuran Triceps Skinfold Thickness Gibson, 2005
Suprailiac skinfold thickness merupakan suatu pengukuran untuk
mengetahui persebaran lemak pada daerah di atas iliac crest pada garis mid- axillary
yang diukur dengan posisi miring 45º seperti pada gambar 3. Nilai suprailiac skinfold thickness
dikatakan tinggi jika 17,9 mm pada pria dan 19,8 mm pada wanita Junior, Scelza, Boaventura, Custodio, Moreira, and Oliveira,
2010.
Gambar 3. Pengukuran Suprailiac Skinfold Thickness Gibson, 2005
Suatu pendekatan yang berbeda untuk mengambil pengukuran skinfold thickness
dan mengubah hasil skinfold thickness ke dalam body fat percentage. Hasil yang berbeda mungkin terlihat dengan metode yang berbeda, dan sebagai
hasilnya, skinfold thickness merupakan monitoring perubahan komposisi tubuh yang paling tepat pada suatu individu dari waktu ke waktu dimana pengukuran
dapat langsung dikonversikan dalam bentuk body fat percentage. Jika digunakan untuk survei suatu populasi, penting untuk memastikan konsistensi metodologi
yang digunakan dalam memperkirakan body fat percentage National Obesity Obsevatory
, 2009. Body fat percentage
merupakan salah satu pengukuran yang paling sering diperkirakan dalam pengukuran antropometri untuk mengetahui perkiraan lemak
di tubuh. Skinfold thickness biasanya digunakan dalam pengukuran klinis dalam penilaian body fat percentage karena metode ini sederhana untuk dilakukan dan
biayanya murah. Walaupun skinfold thickness bukan merupakan bentuk yang paling akurat dalam menilai body fat percentage tetapi skinfold thickness
merupakan indikator yang lebih baik dalam menilai jumlah lemak pada tubuh daripada Body Mass Index BMI Junior, et al., 2010. Dua persamaan yang
paling sering digunakan dalam perhitungan body fat percentage dikembangkan oleh Durnin dan Womersley, serta Jackson dan Pollock Peterson, et al., 2003.
Rumus perhitungan body fat percentage: Body fat percentage
pada pria= 0,39287 jumlah dari 3 skinfold abdominal, triceps, dan suprailiac skinfold-
0,00105 jumlah dari 3 skinfold
2
+ 0,15772usia- 5,18845
Body fat percentage pada wanita= 0,41563 jumlah dari 3 skinfold
abdominal, triceps, dan suprailiac skinfold- 0,00112
jumlah dari
3 skinfold
2
+ 0,03661usia+ 4,03653
Schneider, Dennehy, and Carter, 2003 Menurut American College of Sport Medicine, pengukuran skinfold
thickness pada perhitungan body fat percentage memiliki keakuratan hingga 98,
khususnya jika pengukuran skinfold thickness dilakukan oleh orang yang terlatih dan terampil Rexhepi, and Brestovci, 2010. Berikut ini adalah klasifikasi nilai
normal body fat percentage pada pria dan wanita dengan usia di bawah 30 tahun: Tabel I. Klasifikasi Nilai Normal Body Fat Percentage Pada Pria dan Wanita
Baumagartner, Jackson, Mahan, and Rowe, 2007 Pria
Wanita Klasifikasi
Usia 30 tahun Usia 30 tahun
Tinggi 28
32 Cukup tinggi
22-28 26-32
Optimal 11-21
15-25 Rendah
6-10 12-14
Sangat rendah ≤5
≤11
B. Kolesterol Total dan HDL