Rasio kolesterol totalHDL merupakan indeks yang sederhana dan berguna untuk memprediksi penyakit jantung iskemik Lemieux, Benoit,
Couillard, Pascot, Cantin, Bergeron, et al., 2001. Rasio kolesterol totalHDL ini diperoleh dengan membagi kadar kolesterol total dengan kadar HDL dengan
klasifikasi rasio kolesterol totalHDL yang dapat dilihat pada tabel IV. Walaupun tidak terdapat kesepakatan secara universal, tetapi banyak ahli percaya bahwa
rasio kolesterol totalHDL dapat memprediksi penyakit jantung lebih tepat dibandingkan dengan kolesterol saja atau HDL saja. Konsep rasio kolesterol
totalHDL dengan lebih memberikan makna karena pada rasio tersebut digunakan dua jenis kolesterol dalam darah berupa kolesterol total dan HDL yang dapat
digunakan sebagai suatu prediktor kuat dalam menentukan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler Marquette General Health System, 2010.
Tabel IV. Klasifikasi Rasio Kolesterol TotalHDL Marquette General Health System
, 2010
Kategori Pria
Wanita Paling rendah
3,8 2,9
Rendah 3,9-4,7
3,0-3,6 Rata-rata
4,8-5,9 3,7-4,6
Sedang 6,0-6,9
4,6-5,6 Tinggi
≥7,0 ≥5,7
C. OBESITAS
Obesitas sering didefinisikan sebagai kondisi abnormal atau akumulasi lemak berlebih pada jaringan adiposa untuk mengetahui terjadi gangguan
kesehatan pada tubuh seseorang. Obesitas seseorang tidak hanya berdasarkan jumlah lemak berlebih yang tersimpan tetapi juga pada distribusi lemak di
sepanjang tubuh. Distribusi lemak akan mempengaruhi risiko pertambahan berat badan sehingga dapat menimbulkan obesitas dan bermacam-macam gangguan
kesehatan WHO, 2004. Obesitas terjadi ketika seseorang mengkonsumsi makanan yang memiliki
kalori yang lebih banyak daripada kalori yang ia bakar. Tubuh membutuhkan kalori untuk bertahan hidup dan aktif secara fisik tetapi untuk menjaga berat
badan, seseorang perlu menyeimbangkan asupan energi yang dimakan dengan energi yang digunakan karena keseimbangan energi ini akan berujung pada
penambahan berat badan, bahkan obesitas. Ketidakseimbangan antara kalori yang masuk dan kalori yang keluar akan berbeda pada masing-masing orang. Faktor
genetik, lingkungan, dan faktor sosial juga berpengaruh terhadap terjadinya obesitas National Institute of Health, 2008.
Secara umum, obesitas lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Sedangkan pada pria, prevalensi terjadinya overweight lebih tinggi.
Pada wanita, ketidakseimbangan telah diidentifikasi sebagai prediktor kenaikan berat badan. Pada pria, faktor utama terkait penambahan berat badan merupakan
fase transisi dari gaya hidup selama remaja latihan fisik, olah raga, dan lain-lain ke gaya hidup yang lebih konstan Mataix,
Frıas, Victoria, Jurado, Aranda, and Llopis, 2005.
D. LANDASAN TEORI
Metode antropometri dapat digunakan untuk mengetahui status gizi dan kesehatan seseorang, memprediksi risiko penyakit seseorang dan mengetahui
distribusi lemak tubuh Preedy, 2012. Skinfold thickness merupakan salah satu alternatif dari pengukuran antropometri yang digunakan untuk mengetahui
persebaran lemak pada suatu bagian tubuh. Hasil pengukuran skinfold thickness biasanya diubah dalam bentuk body fat percentage untuk memperkirakan
distribusi lemak dalam tubuh. Body fat percentage
merupakan salah satu pengukuran yang paling sering diperkirakan dalam pengukuran antropometri. Kelebihan lemak yang dinilai
menggunakan body fat percentage berkaitan dengan peningkatan kolesterol total dan penurunan HDL yang menandakan peningkatan risiko terjadinya hipertensi,
sindrom metabolik, dan gangguan kardiovaskuler Jaworski, et al., 2012.
Peningkatan kolesterol total dan penurunan HDL akan mempengaruhi nilai rasio kolesterol totalHDL sehingga akan terjadi peningkatan rasio tersebut.
Peningkatan rasio kolesterol totalHDL dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler
Marquette General Health System, 2010. Pada penelitian Ghorbanian 2012 telah menunjukkan adanya korelasi
antara body fat percentage terhadap rasio kolesterol totalHDL dengan nilai r=0,202 pada responden laki-laki berusia 23-59 tahun dan pada penelitian Chang,
et al . 2000 didapatkan r=0,217 pada responden perempuan berusia 21-47 tahun.
Gambaran tentang profil lipid seseorang dapat ditentukan dari pengukuran antropometri berupa body fat percentage dengan melihat korelasi antara dua
variabel tersebut sehingga dapat dijadikan sebagai prediktor terjadinya gangguan kardiovaskuler.
E. HIPOTESIS