9. Perbandingan Rasio Kolesterol TotalHDL terhadap Suprailiac Skinfold
Thickness
Dari hasil perbandingan yang telah dilakukan melalui analisis statistik, didapatkan nilai p= 0,002 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna antara rasio kolesterol totalHDL pada kelompok responden pria dengan suprailiac skinfold thickness 17,9 mm dan kelompok dengan suprailiac
skinfold thickness ≥17,9 mm. Dari hasil analisis statistik pada responden wanita
didapatkan nilai p= 0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara rasio kolesterol totalHDL pada kelompok responden wanita
dengan suprailiac skinfold thickness 19,8 mm dan kelompok dengan suprailiac skinfold thickness
≥19,8 mm. Adanya perbedaan yang bermakna menunjukkan bahwa kelompok responden pria dengan suprailiac skinfold thickness
≥17,9 mm dan kelompok responden wanita dengan suprailiac skinfold thickness
≥19,8 mm memiliki risiko mengalami gangguan kardiovaskuler yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok responden pria dengan suprailiac skinfold thickness
17,9 mm dan kelompok responden wanita dengan suprailiac skinfold thickness
19,8 mm. Distribusi lemak pada bagian abdominal merupakan prediktor yang
signifikan dari kolesterol total dan rasio kolesterol totalHDL. Kelebihan lemak yang dinilai dengan skinfold thickness berkaitan dengan abnormalitas lipid
termasuk peningkatan rasio kolesterol totalHDL. Rasio kolesterol totalHDL ini
merupakan suatu prediktor kuat dalam menentukan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.
Peningkatan rasio kolesterol totalHDL merupakan suatu
prediktor kuat dalam menentukan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Jaworski, et al., 2012
.
10. Perbandingan Kolesterol Total terhadap Body Fat Percentage
Melalui analisis statistika diperoleh nilai p=0,379 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar kolesterol total pada
kelompok responden pria dengan BF21 dan kelompok dengan BF ≥21.
Hasil analisis statistika pada responden wanita diperoleh nilai p=0,207 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar
kolesterol total pada kelompok responden wanita dengan BF25 dan kelompok dengan BF
≥25. Adanya perbedaan yang tidak bermakna menunjukkan bahwa kedua kelompok body fat percentage, baik pria maupun
wanita memiliki risiko yang sama untuk mengalami gangguan kardiovaskuler. Pada penelitian Choi, Pai, and Kim 2002 menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang tidak bermakna antara kadar kolesterol total antara BF30 dan BF
≥30 pada remaja perempuan berusia 14-19 tahun dengan nilai p yang non-signifikan. Penurunan body fat percentage setelah dilakukan training
berpengaruh pada penurunan kadar kolesterol total. Rendahnya kadar kolesterol total dapat mengurangi risiko terjadinya aterosklerosis. Pada penelitian Choi, et
al. 2002 juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna
antara kadar kolesterol total antara BF20 dan BF ≥20 pada remaja laki-
laki berusia 14-19 tahun dengan nilai p yang non-signifikan. Hubungan antara profil dan distribusi lemak di tubuh telah banyak dibahas selama beberapa dekade
terakhir ini. Profil lipid dan lemak tubuh ini telah terbukti menjadi prediktor penting pada gangguan metabolisme termasuk dislipidemia, hipertensi, diabetes,
dan gangguan kardiovaskuler. Setiap perubahan kadar lemak dalam darah mengakibatkan orang lebih rentan terkena penyakit-penyakit tersebut.
Meningkatnya body fat percentage telah diidentifikasi akan meningkatkan kolesterol total sehingga individu akan memiliki risiko lebih besar terkena
gangguan kardiovaskuler Aurora, Koley, Gupta, and Sandhu, 2007.
11. Perbandingan HDL terhadap Body Fat Percentage