subkutan telah diselidiki dalam kaitannya dengan gangguan metabolik. Pengukuran abdominal skinfold thickness hanya dapat memperkirakan lemak pada
jaringan subkutan dan tidak dapat digunakan untuk mengukur lemak pada bagian lebih dalam, seperti lemak pada jaringan viseral. Pada orang India-Asia
mengalami peningkatan jaringan adiposa intra-abdominal, jaringan subkutan, dan deposisi lemak pada liver, otot, dan lain-lain memiliki respon yang tinggi terhadap
terjadinya resistensi
insulin, gangguan
dysmetabolic ,
dan gangguan
kardiovaskuler.
2. Perbandingan HDL terhadap Abdominal Skinfold Thickness
Melalui analisis statistika yang dilakukan, diperoleh nilai p= 0,252 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar HDL
pada kelompok responden pria dengan abdominal skinfold thickness 30,67 mm dan kelompok dengan abdominal skinfold thickness
≥30,67 mm. Hasil analisis statistika pada responden wanita diperoleh nilai p= 0,761 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar HDL terhadap abdominal skinfold thickness
24,67 mm dan kelompok dengan abdominal skinfold thickness
≥24,67 mm pada responden wanita. Perbedaan yang tidak bermakna tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok abdominal skinfold
thickness , baik pria maupun wanita memiliki risiko yang sama untuk mengalami
gangguan kardiovaskuler. Pada penelitian Jain, and Koley 2009 menunjukkan terdapat perbedaan
yang tidak bermakna antara abdominal skinfold thickness dan kadar HDL pada
wanita berusia 40-60 tahun dengan nilai p0,05. Hasil tersebut juga didukung penelitian Utami 2012 yang menunjukkan nilai p= 0,104. Raitakari, et al.
melaporkan bahwa pada orang Finlandia yang masih muda, semakin tinggi aktivitas yang dilakukan, dikaitkan dengan semakin tinggi konsentrasi HDL. Pada
penelitian Kamath, et al. 2005 menyebutkan bahwa wanita dengan kadar HDL
yang rendah memiliki risiko peningkatan gangguan kardiovaskuler sebanyak tiga kali lipat. Wanita yang mengalami peningkatan kadar kolesterol total dan LDL
akan dilindungi dari kematian akibat gangguan kardiovaskuler karena tingginya kadar HDL.
Obesitas tubuh bagian abdominal memberikan kontribusi jaringan adiposa pada bagian subkutan dan intra-abdominal. Lemak intra-abdominal telah
didefinisikan sebagai lemak yang terletak di sekitar viseral dalam bagian peritoneum. Jaringan adiposa subkutan dapat diketahui dengan pengukuran
abdominal skinfold thickness yang dapat digunakan untuk menilai terjadinya
risiko gangguan kardiovaskuler Despres, 2006
. Kolesterol yang ada di dalam tubuh manusia tersimpan pada jaringan adiposa. HDL akan mengangkut
kolesterol perifer dan HDL ini akan membawa kolesterol ke dalam hati untuk diekskresikan. Kelebihan lemak pada bagian abdominal sentral ini berkaitan
dengan penurunan HDL dan penurunan HDL ini berkaitan dengan adanya risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler
Wajchenberg , 2000.
3. Perbandingan Rasio Kolesterol TotalHDL terhadap Abdominal Skinfold