a. Terciptanya kesadaran, kesepakatan dan ketaatan masyarakat dan dunia
usaha terhadap pengembangan kawasan agropolitan. b.
Masyarakat dan dunia usaha ikut merencanakan, menggerakkan, melaksanakan dan juga mengontrol pelaksanaan program pengembangan
kawasan agropolitan. c.
Meningkatkan legitimasi program pembangunan kawasan agropolitan. d.
Masyarakat dan dunia usaha menjadi pelaku langsung dan objek dari program pengembangan kawasan agropolitan.
2.7. Peranan Pemerintah dalam Pengembangan Kawasan Agropolitan
Peranan pemerintah sangat berpengaruh terhadap pengembangan agropolitan. Pengembangan agropolitan juga harus didasarkan pada UU No 26
tahun 2007 untuk menjamin keberlanjutannya secara spatial. Sesuai dengan Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pedoman Rintisan
Pengembangan Kawasan Agropolitan 2002, peranan pemerintah untuk memfasilitasi pengembangan kawasan agropolitan harus didasarkan pada UU No.
32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No.38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah KabupatenKota. Adapun Perannya adalah sebagai berikut :
a. Pemerintah KabupatenKota
Sesuai dengan titik berat otonomi daerah pada kabupatenkkota, maka penanggung jawab Program Pengembangan Agribisnis adalah
BupatiWalikota. Oleh karena itu peran utama dari pemerintah KabupatenKota adalah :
1 Merumuskan program, kebijakan operasional dan koordinasi perencanaan
dan pelaksanaan pengembangan agropolitan. 2
Mendorong partisipasi dan swadaya masyarakat dalam mempersiapkan master plan
, program dan melaksanakan program agropolitan. 3
Mendorong tumbuh dan berkembangnya kelembagaan dan sarana dan prasarana pendukung program agropolitan.
b. Pemerintah Provinsi
Kewenangan pemerintah provinsi adalah membantumemfasilitasi Pemda KabupatenKota terutama dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas
KabuptenKota serta bidang pemerintahan tertentu lainnya, melaksanakan kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh KabupatenKota.
Dalam program pengembangan agropolitan ini peranan pemerintah provinsi adalah :
1 Merumuskan dan mengkoordinasi rencana program dan kebijakan pengembangan agropolitan di wilayah provinsi.
2 Memberikan pelayanan informasi pasar, teknologi, agroinput, permodalan, jasa dan dukungan pengembangan jaringan informasi serta
memfasilitasi kerjasama lintas kabupaten dalam pengembangan agropolitan.
3 Menyelenggarakan pengkajian teknologi sesuai kebutuhan petani dan pengembangan wilayah.
4 Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia 5 Membantu memecahkan masalah yang diminta oleh Pemerintah
KabupatenKota. 6 Membanun prasarana dan sarana publik yang bersifat strategis
c. Pemerintah Pusat
Tugas Pemerintah Pusat adalah membantu Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah KabupatenKota dalam pengembangan program
agropolitan serta kewenangan dalam bidang pemerintahan yang menyangkut lintas provinsi.
Dalam program pengembangan agropolitan, peranan pemerintah pusat adalah : 1
Menyusun rencana, program dan kebijakan pengembangan agropolitan dalam bentuk Pedoman Umum program pengembangan agropolitan
beserta pedomanpetunjuk-petunjuk pelaksanaanya. 2
Merumuskan standar teknis, dan standar minimal terutama untuk sarana prasarana dan pembiayaan pengembangan agropolitan.
3 Memberikan pelayanan informasi dan dukungan pengembangan jaringan informasi serta menfasilitasi kerjasama lintas provinsi dan
Internasional dalam pengembangan agropolitan. 4
Mengembangkan pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia. 5 Membangun prasarana sarana publik, yang bersifat strategis.
Dalam tahap awal pengembangan kawasan agropolitan pemerintah harus memfasilitasi untuk terbentuknya satu unit pengembangan kawasan agropolitan.
Selanjutnya dalam perkembangan berikutnya peran pemerintah mulai dikurangi dan hanya masuk pada sektor-sektor publik. Dalam perkembangan akhir, kawasan
agropolitan adalah kawasan yang mandiri dimana pemerintah hanya berperan pada sektor-sektor yang benar-benar publik seperti : pertahanan dan keamanan,
penegakan hukum dan cenderung sebagai fasilitator. Menurut Rustiadi dan Hadi 2006, dalam kaitannya dengan pembangunan
wilayah agropolitan peranan dari pemerintah adalah untuk memberikan proteksi, menyelenggarakan pembangunan, melaksanakan fungsi fasilitasi, regulasi dan
distribusi dan manajemen konflik. Selanjutnya Anwar 2006, mengemukakan peranan pemerintah dalam
pembangunan adalah dalam memberikan modal permulaan untuk mereplikasi pertumbuhan kota-kota kecil yang mempunyai lokasi strategik, yang selebihnya
dibangun sistem insentif melalui pajak dan transfer dalam mendorong pihak swasta untuk turut serta membinanya.
Peran pemerintah dijalankan oleh berfungsinya departemen dan lembaga di tingkat pusat dan daerah yang terkait dengan pengembangan kawasan. Karena
sifatnya yang multi lembaga, pengembangan kawasan agropolitan menuntut adanya koordinasi antar lembaga yang bisa menjamin alokasi sumberdaya
pembangunan secara efektif dan efisien. Efektif ditunjukkan oleh berperannya departemenlembaga sesuai tugas pokok dan fungsinya, efisien berarti
dijalankannya tugas dan fungsi itu secara hemat.
2.8. Komoditi Unggulan dan Teori Basis Ekonomi