Adapun tahapan perhitungan ketiga variabel tersebut dilakukan dengan cara : 1. Pemberian skor dengan skala 1 – 4 s
2. Menghitung distribusi frekwensi f 3. Memberikan bobot penilaian terhadap variabel berdasarkan pengaruh
variabel terhadap aspek yang dinilai b 4. Mencari interval berdasarkan kuartil atas perhitungan terhadap s x f x b
dengan cara mengurangkan nilai tertinggi jika semua memili skala tertinggi dan nilai terendah jika semua memilih skala terendah.
5. Membandingkan hasil dengan indeks Arnstein.
Tabel 9 Derajat Partisipasi Menurut Arnstein Nilai Faktor
Derajat Partisipasi
A B C Indeks Kelompok
Pengawasan Masyarakat 4
4 4
12 Pendelegasian Kekuasaan
4 3-4
3 10-11
Partnership Kemitraan 4
3 2-3
9-10 Tingkat
Otoritas Masyarakat
Peredaman Kemarahan 4
2-3 2
8-9 Konsultasi 3-4
2 2
7-8 Menyampaikan informasi
2-3 1-2
1-2 7-8
Tingkat Tokenisme
Terapi 2 1
1 4
Manipulasi 1 1
1 3
Non Partisipasi
Sumber : Arnstein 1969 A =
Komunikasi B
= Pengetahuan Masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan C
= Kontrol Masyarakat terhadap kebijakan publik
4.4.5. Rapid Assessment for Local Economic Development RALED
Untuk mengkaji prioritas kebijakan yang dapat mendorong pengembangan kawasan agropolitan digunakan teknik analisis RALED. Teknik
RALED didasarkan pada teknik ordinasi menempatkan sesuatu pada urutan atribut yang terukur secara Multi Dimensional Scaling MDS. Dimensi dalam
RALED didekati dengan menggunakan Heksagonal PEL, yang terdiri dari 6 aspek yaitu : 1 kelompok sasaran, 2 faktor lokasi, 3 Kesinergian dan fokus
kebijakan, 4 pembangunan berkelanjutan, 5 tata kepemerintahan, dan 6 proses manajemen. Penggunaan analisis ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
56
agropolitan merupakan salah satu program pemerintah yang menggunakan pendekatan pengembangan ekonomi lokal. Sementara itu Heksagonal PEL
merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis dan menggambarkan kondisi ekonomi lokal pada suatu wilayahkawasan, termasuk
kawasan agropolitan. Keunggulan analisis ini adalah bahwa indikator pengembangan ekonomi lokal yang digunakan, yang berjumlah 87 indikator
merupakan penjabaran dari keenam aspek tersebut termasuk aspek lokasi maupun ruang sehingga mampu menggambarkan keadaan perekonomian lokal secara
komprehensif. Namun demikian, keterbatasan analisis ini adalah karena data yang digunakan merupakan data persepsi dari masing-masing stakeholder sehingga
diperlukan kehati-hatian dalam menterjemahkannya interpretasi. Berdasarkan hasil pemetaan dari kondisi PEL tersebut kemudian dapat diidentifikasi
komponen Heksagonal PEL yang berperan sebagai faktor pengungkit, yaitu faktor yang berpengaruh besar terhadap pengembangan PEL. Selanjutnya berdasarkan
faktor pengungkit inilah maka dapat disusun strategi pengembangan selanjutnya. Dalam analisis ini, data yang dipakai adalah persepsi dari semua
stakeholder yang terkait dalam pengembangan kawasan agropolitan dan data sekunder sebagai data penunjang. Data ini selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan Rapid Assessment Techniques for Local Economic Development RALED. Adapun tahapan dalam analisis Raled adalah sebagai berikut :
1. Analisis dengan metode Multi Dimensional Scaling MDS
2. Analisis Sensitivitas
3. Analisis Montecarlo
Selanjutnya untuk mengetahui kondisi atau status PEL secara keseluruhan dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy
Prosess AHP.
57
V. DISKRIPSI UMUM WILAYAH PENELITIAN