Tabel 24 Profil Kawasan Agropolitan Randangan dan Non Agropolitan
Kawasan Aspek
Agropolitan Kecamatan
Randangan Non Agropolitan
Kecamatan Taluditi
Luas Lahan Ha Jumlah Penduduk orang
Komoditas Utama - Tanaman Pangan
- Perkebunan Kelembambagaan Pertanian
- Jumlah kelompok tani unit - Jumlah Penyuluh Lapangan orang
Infrastruktur - Jalan desa
- Jalan Usaha tani - Telekominukasi
- Ketersediaan Pasar - Listrik
Lembaga Keungan - Bank
- Koperasi Unit Desa 44.982 Ha
13.071 Jagung
Kelapa 65
13 tersedia
tersedia tersedia
tersedia tersedia
tersedia tersedia
15.997 6.321
Jagung Kacao
46 9
tersedia belum tersedia
belum tersedia tersedia
tersedia belum tersedia
tersedia Sumber : - BPS Kabupaten Pohuwato
- Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato
5.6. Deskripsi Umum Kawasan Non Agropolitan Kecamatan Taluditi
Kawasan non agropolitan yaitu Kecamatan Taluditi memiliki luas 15.997 ha atau sekitar 3,77 persen dari luas Kabupaten Pohuwato. Dari luas Kecamatan
Taluditi sekitar 17,41 persen dari luas kawasan ditanamani dengan tanaman jagung. Jumlah penduduk Kecamatan Taluditi sebagai kawasan non sebanyak
6.321 orang dengan tingkat pertumbuhan yang sama dengan kecamatan Randangan. Sama halnya dengan kawasan agropolitan Randangan mata
pencaharian penduduk kawasan non agropolitan adalah dominan petani yaitu mendekati 70 persen dan sisanya adalah sebagai pedagang, tukang, PNS, swasta
dan lain-lain. Perekonomian penduduk pada umumnya bertumpu pada aktivitas jual beli
produk pertanian yang didominasi oleh pedagang perantara tingkat desa tengkulak. Sarana prasarana penunjang pemasaran belum tersedia dengan baik
di kawasan non agropolitan. Demikian halnya dengan prasarana kesehatan, pendidikan dan prasarana sosial lainnya. Sarana prasarana kimpraswil berupa
jalan akses atau jalan usaha tani belum tersedia meskipun jalan-jalan penghubung antar desa sudah tersedia secara memadai. Adapun penggunaan lahan di kawasan
non agropolitan adalah sebagai berikut : Tabel 25 Penggunaan Lahan di Kawasan Non Agropolitan Kecamatan Taluditi
No Penggunaan Lahan
Kawasan Non Agropolitan
1 2
3 4
5 6
7 8
Sawah Pekarangan
TegalanKebun LadangHuma
Perkebunan Hutan Rakyat
Hutan Negara Lain-lain Penggunaan
850 626
5.150 527
2.479 310
211 5.844
Total Luas Lahan 15.997
Sumber : Pohuwato dalam angka, 2006
Komoditas yang banyak dikembangkan di kawasan ini adalah jagung serta komoditi perkebunan kakao dan kopi. Pemasaran komoditas jagung dikawasan ini
sama seperti kawasan agropolitan randangan didominasi oleh tengkulak yang berperan sebagai pengumpul jagung tingkat desa. Karena kekurangan modal
usaha, petani kawasan non agropolitan biasanya meminjam kepada pedagang desa dengan konsekuensi hasil tani harus dijual kepada pedagang tersebut.
VI. DAMPAK PENGEMBANGAN AGROPOLITAN
6.1. Analisis Ekonomi Wilayah
Analisis basis ekonomi atau sering disebut analisis komparatif wilayah Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato melalui analisis LQ dipandang perlu
untuk mengetahui sektor-sektor unggulan wilayah. Disamping itu juga untuk mengetahui apakah komoditi unggulan jagung yang dijadikan sebagai entry point
pengembangan agropolitan merupakan sektor basis atau non basis. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, analisis LQ sering digunakan untuk mengestimasi sektor
yang memiliki karakteristik yang dapat membawa sejumlah unit uang kepada masyarakat melalui ekspor barang dan jasa. Dari hasil analisis LQ dari setiap
sektor yang ada berdasarkan nilai PDRB Provinsi Gorontalo tahun 2000 sampai tahun 2006, terlihat bahwa ada 4 sektor yang merupakan sektor basis karena
memiliki nilai LQ lebih dari 1 yaitu sektor pertanian, bangunan, pengangkutan dan jasa-jasa. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor pertanian dan sub sektor
tanaman bahan makanan merupakan sektor basis sebelum dan sesudah program agropolitan, dengan nilai LQ yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Tahun 2000 nilai LQ sektor pertanian adalah sebesar 1,99 dan setelah program agropolitan nilai LQ terus meningkat dimana LQ tertinggi terjadi pada
tahun 2006 mencapai 2,17. Hal ini di mungkinkan karena luas lahan pertanian di Provinsi Gorontalo masih sangat potensial untuk dikembangkan. Dimana dari
luas wilayah Provinsi Gorontalo 1.221.544 Ha terdapat potensi lahan pertanian sebesar 443.140,28 Ha yang terdiri dari 383.769 Ha lahan kering dan 28.260 Ha
lahan sawah. Tabel 26 Luas Lahan Pertanian Menurut Kabupaten di Provinsi Gorontalo
No KabupatenKota Lahan Sawah
Ha Lahan Kering
Ha Total Lahan
Ha 1
2 3
4 5
Kab. Gorontalo Kab. Boalemo
Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango
Kota Gorontalo 3.981
18.458 3.035
1.846 940
157.113,62 64.426,38
112.159,00 44.496,06
5.574,00 184.667,85
72.174,38 133.819,00
45.951,05 6.528,00
Jumlah 28.260 383.769,06
443.140,28 Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Gorontalo, 2007