Penentuan Jumlah Air PROSES PEMBUATAN MI HOTONG INSTAN

Tabel 9. Hasil analisis proksimat tepung hotong Komponen Hotong Biji Tepung Tepung Air bb 9.03 6.82 9.39 Abu bk 1.26 0.97 2.04 Protein bk 14.95 13.12 14.73 Lemak bk 3.37 3.11 7.69 Karbohidrat bk 81.32 82.80 75.54 Sumber: Herodian et. al. 2008 Berdasarkan Tabel 9, terlihat bahwa nilai kadar abu dan kadar lemak tepung hotong lebih tinggi daripada biji hotong. Padahal seharusnya lebih rendah dari biji hotong. Hal ini dimungkinkan karena proses pembersihan biji dari aleuron dan lembaga kurang sempurna. Aleuron pada serealiabibi-bijian merupakan bagian yang banyak mengandung lemak, protein, dan mineral, sedangkan pada lembaga terdapat sejumlah besar lemak. Kadar protein tepung hotong lebih rendah daripada biji hotong.

B. PROSES PEMBUATAN MI HOTONG INSTAN

1. Penentuan Jumlah Air

Dalam penentuan jumlah air pada pembuatan mi hotong instan substitusi terigu menggunakan bahan dengan jumlah tepung terigu 10 karena ditujukan menggunakan terigu seminimal mungkin. Dengan demikian adonan terdiri atas 90 gram tepung hotong, 10 gram terigu, 1 gram CMC, 1 gram garam dapur, dan 0.3 gram baking powder. Jumlah air yang ditambahkan yaitu 30, 40, 50, dan 60 dari bahan campuran tepung. Digunakan penambahan air dimulai dari 30 sesuai hasil penelitian Wibowo 2008, bahwa dengan penambahan air 30 menghasilkan mi hotong instan yang baik. Pertama bahan kering tepung hotong, tepung terigu, dan CMC dicampur menggunakan hand mixer, kemudian dicampurkan dengan larutan garam dan baking powder. Formula mi kemudian dibuat menjadi adonan, kemudian dilakukan sheeting untuk membentuk lembaran. Pada penambahan air sebesar 30 adonan belum dapat dibentuk karena masih berbentuk butiran tepung, sedangkan pada penambahan air sebesar 40 adonan mulai dapat dibentuk walaupun masih belum dapat dicetak menjadi lembaran. Pada penambahan air sebesar 50 menghasilkan adonan yang baik karena dapat dicetak menjadi lembaran dan tidak lengket. Pada penambahan air sebesar 60 adonan menjadi sangat lembek dan lengket ketika dibentuk menjadi lembaran sehingga mudah putus. Karakter adonan pada penambahan jumlah air yang berbeda disajikan pada Table 10. Tabel 10. Karakter adonan pada penambahan jumlah air yang berbeda untuk terigu 10 dari bahan campuran tepung Jumlah air Karakter adonan 30 Adonan belum terbentuk, masih berbentuk butiran tepung sehingga belum dapat dicetak menjadi lembaran 40 Adonan dapat dibentuk tetapi belum dapat dicetak menjadi lembaran 50 Adonan terbentuk dengan mudah, dapat dicetak menjadi lembaran, dan tidak lengket 60 Adonan menjadi sangat lembek dan lengket sehingga mudah putus ketika dicetak menjadi lembaran Salah satu hal yang menjadi faktor kritis pada pembuatan mi adalah jumlah air. Jumlah air mempengaruhi pembentukan adonan dan lembaran mi. Jika penambahan air kurang, adonan menjadi keras, pecah-pecah, rapuh, dan sulit dibentuk, sedangkan air yang terlalu banyak menjadikan adonan basah, lengket, dan sulit dibentuk. Dalam pembuatan mi, air berfungsi melarutkan garam dan membentuk gluten. Jika air yang ditambahkan kurang adonan menjadi rapuh dan sulit dicetak, sedangkan jika berlebih adonan menjadi sangat lengket Syamsir et. al., 2008. Penambahan air 50 menyebabkan adonan sulit dicetak, sedangkan penambahan air 50 menyebabakan adonan menjadi lengket. Berdasarkan pengamatan pada sifat adonan, jumlah air yang ditambahkan sebanyak 50 dari berat campuran tepung. Jumlah air tersebut cukup untuk membentuk gluten sehingga adonan sudah dapat dicetak menjadi lembaran. Berdasarkan pengamatan terhadap karakter adonan pada saat sheeting, jumlah air yang dipilih dan digunakan untuk proses pembuatan mi hotong instan selanjutnya adalah sebanyak 50 dari berat campuran tepung. Jumlah air ini merupakan jumlah yang optimal untuk menghasilkan mi hotong instan yang baik.

2. Penentuan Tingkat Substitusi Terigu