Pendapatan Karakteristik Responden 1. Umur Responden

104 Tabel 15 Intensitas penyuluhan yang dikuti oleh masyarakat lokal dalam dua tahun terakhir di desa KKM dan desa non-KKM 2007 Intensitas penyuluhan yang diikuti Kelompok Desa Desa KKM Desa Non-KKM Jumlah responden orang Persentase Jumlah responden orang Persentase Rendah 4 8,89 25 55,56 Sedang 13 28,89 11 24,44 Tinggi 28 62,22 9 20,00 Jumlah 45 100,00 45 100,00 Keterangan : Rata-rata penyuluhan yang dilaksanakan setiap tahun = 6 kali. Tabel 15 menunjukkan bahwa jumlah responden masyarakat lokal di desa KKM dengan intensitas penyuluhan yang tinggi sebesar 62,22 sementara masyarakat yang bermukim di desa non-KKM hanya 20 dari jumlah responden dengan intensitas penyuluhan yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa antusias masyarakat di desa KKM untuk mengikuti penyuluhan lebih tinggi dibanding dengan masyarakat yang bermukim di desa non-KKM.

5.1.4. Pendapatan

Pendapatan responden masyarakat lokal yang bermukim di desa KKM dan desa non-KKM dalam sebulan ditunjukkan pada Tabel 16. Tabel 16 Pendapatan masyarakat lokal dalam sebulan di desa KKM dan desa non-KKM 2007 Pendapatan Rp Kelompok Desa Desa KKM Desa Non-KKM Jumlah responden orang Persentase Jumlah responden orang Persentase 500.000 22 48,89 26 57,78 500.000-1.000.000 13 28,89 12 26,67 1.000.000-2.000.000 6 13,33 5 11,11 2.000.000 4 8,89 2 4,44 Jumlah 45 100,00 45 100,00 Keterangan : - Rata-rata pendapatan masyarakat lokal di desa KKM sebesar Rp442.365bulan. - Rata-rata pendapatan masyarakat lokal di desa non-KKM sebesar Rp416.217bulan. 105 Tabel 16 menunjukkan bahwa sekitar 48,89 masyarakat di desa KKM yang pendapatannya kurang dari Rp500.000bulan. Sementara pendapatan masyarakat di desa non-KKM menunjukkan bahwa lebih dari 50 masyarakat lokal yang berpendapatan kurang Rp500.000,-. Berdasarkan pendapatan rata-rata masyarakat yang ada di desa KKM Rp442.365bulan maka dapat dikatakan bahwa pendapatan yang diterima masyarakat di desa KKM lebih tinggi sekitar 6,3 dibanding dengan pendapatan yang diterima oleh masyarakat di desa non-KKM Rp416.217. Hal ini disebabkan karena jumlah masyarakat yang berpendidikan SLTP maupun SLTA di desa KKM lebih banyak dibanding dengan jumlah masyarakat yang bermukim di desa non-KKM Tabel 14, begitu pula dengan jumlah masyarakat yang intensitas penyuluhannya tinggi lebih banyak di desa KKM dibanding dengan jumlah masyarakat yang bermukim di desa non-KKM Tabel 15. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Soekartawi et al. 1985 bahwa pendidikan pada umumnya mempengaruhi cara berpikir dan keterampilan seseorang petani untuk lebih dinamis, berani menerima dan mencoba suatu hal baru dibanding dengan petani yang berpendidikan rendah. Selanjutnya dikemukakan bahwa pendidikan yang tinggi kemungkinan akan lebih mudah menangkap dan mencerna materi penyuluhan sehingga menyebabkan petani lebih menguasai pekerjaannya Soekartawi et al.1985.

5.2. Proses terbentuknya KKM dan Implementasinya