119
5.3.2. Kepentingan Balai Taman Nasional Lore Lindu BTNLL
BTNLL sebagai Unit Implementasi Teknik untuk manajemen hutan dibawah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, belum
efektif dalam mengelola Taman Nasional Lore Lindu. Ketidak efektifan BTNLL sebagai ototritas tunggal dalam mengelola taman nasional, ditandai dengan
kerusakan TNLL dari tahun ke tahun yang cenderung meningkat, sementara masyarakat yang hidup di sekitar taman nasional sebagian besar masih
berpendapatan rendah baca Latar Belakang disertasi ini. Meskipun desentralisasi atau otonomi daerah telah diimplementasikan sejak 1999 melalui
Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah kemudian direvisi menjadi Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
pemerintah pusat masih memiliki kontrol dan tanggung jawab terhadap manajemen taman nasional.
Kepentingan pihak BTNLL yang terkait dengan taman nasional saat ini diantaranya adalah perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, dan tidak
terjadi kegiatan illegal logging yang mungkin memberikan keuntungan sesaat bagi si pelaku tapi justru sebaliknya mengakibatkan kerugian bagi orang banyak
dengan terjadinya banjir yang berdampak pada kerusakan lingkungan dengan kerugian yang tidak sedikit nilainya untuk ekologi, ekonomi, maupun sosial,
dengan rusaknya sarana dan prasarana. Kerusakan yang diakibatkan oleh banjir dan dirasakan langsung oleh masyarakat di sekitar taman nasional
ditunjukkan pada Gambar 16 dan Gambar 17. Selain itu BTNLL juga sangat konsen dalam mencegah terjadinya perburuan satwa yang dilindungi hasil
diskusi pribadi dengan Ka BTNLL 2007 . Upaya yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi semakin meningkatnya
kerusakan yang terjadi di sekitar TNLL sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 16 dan Gambar 17 adalah menghindari pengelolaan dengan
pendekatan sentralistik dan sudah saatnya pengelolaan TNLL ke depan dilaksanakan dengan pendekatan co-management yang melibatkan stakeholder
terkait dengan TNLL terutama masyarakat lokal yang terkena dampak langsung dari kebijakan pengelolaan taman nasional. Berkaitan dengan perspektif proses
co-management maka upaya yang telah dilakukan adalah membangun Kesepakatan Konservasi Masyarakat yang berfokus pada pengakuan hak-hak
tradisional dan pengetahuan lokal yang merupakan pokok dari rencana pengelolaan yang saling menguntungkan. Kesepakatan konservasi masyarakat
120
KKM yang telah terbentuk di beberapa desa KKM, pertama kali digagas dan telah ditandatangani pada tahun 1999, yang difasilitasi oleh Yayasan Tanah
Merdeka YTM.
Gambar 16 Kerusakan jalan akibat banjir dan kayu illegal di sekitar TNLL Dokumentasi Penulis 2007
Gambar 17 Sebagian besar dari kebun kakao masyarakat yang terbawa banjir dan kayu illegal dari TNLL Dokumentasi Penulis 2007.
Kesepakatan konservasi masyarakat KKM menghasilkan suatu kesepakatan yang mengakui hak-hak tradisional masyarakat yang diwujudkan
dengan pengakuan BTNLL terhadap hak-hak adat masyarakat untuk tetap memanfaatkan sumberdaya alam yang terdapat di wilayah adatnya di dalam
kawasan TNLL. Gagasan KKM yang dibangun dan telah ditandatangani serta diakui oleh pihak BTNLL menjadi inspirasi untuk membangun KKM pada desa
lainnya yang ada di sekitar TNLL.
121
Pengelolaan TNLL didukung oleh LSM lokal maupun LSM internasional yang memiliki kepentingan dalam konservasi taman nasional seperti TNC dan
CARE, serta dana yang berasal dari bantuan USAID untuk bantuan manajemen sumberdaya alam, dan ADB melalui CSIAD-CP pinjaman lunak. Terkait
dengan pengelolaan taman nasional, pihak otoritas TNLL mengemukakan bahwa dana pinjaman seharusnya dihindari dalam mengelola TNLL karena kawasan
lindung juga memberikan keuntungan bagi masyarakat internasional, dan inilah yang merupakan justifikasi untuk mendapatkan dana bantuan dari lembaga
internasional berupa dana hibah. Berdasarkan hal itu maka hal-hal penting yang diharapkan oleh otoritas taman nasional dalam pengelolaan kawasan TNLL
ditunjukkan pada Gambar 18. Pada Gambar 18, terlihat bahwa hal penting yang diharapkan oleh BTNLL
terkait dengan pengelolaan taman nasional adalah selain melaksanakan tugas`sebagai otoritas taman nasional, juga berkepentingan dalam hal
perlindungan terhadap keanekaragaman hayati. Selain itu pihak BTNLL juga berkepentingan untuk mengajak masyarakat lokal agar tidak lagi melakukan
kegiatan illegal logging, juga mengharapkan agar masyarakat tidak memperluas kebun di dalam kawasan taman nasional.
8 3
.3 3
8 3
.3 3
8 3
.3 3
8 3
.3 3
8 3
.3 3
5 .0
20 40
60 80
100
P e
rs e
n ta
s e
1
Kepentingan BTNLL
Keanekaragaman Pal batas
Illegal logging Masy-kebun
Masy. Satwa Dana hibah
Gambar 18 Persentase kepentingan BTNLL terkait dengan pengelolaan TNLL 2007.
BTNLL juga mengharapkan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar TNLL untuk tidak menghilangkan pal batas taman nasional. Harapan lainnya
yang tidak kalah pentingnya menurut stakeholder BTNLL adalah sumber dana yang digunakan dalam pengelolaan daerah penyangga seyogiyanya bukan dana
pinjaman melainkan dana hibah yang penggunaannya dikoordinasikan dengan
122
BTNLL agar penggunaan dana dapat lebih efektif. Namun, selama ini sejumlah
dana yang digunakan dalam implementasi proyek konservasi dan pembangunan bagi daerah penyangga di sekitar TNLL belum dikoordinasikan kepada pihak
BTNLL. Indikator yang dapat dilihat dari adanya koordinasi yang belum jalan antara lain bahwa pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Pemda Propinsi
untuk pembangunan daerah penyangga pada saat dikonfirmasi dengan Kepala Balai TNLL, ternyata bahwa informasi tentang pelaksanaan kegiatan tersebut
belum banyak diketahui oleh pihak BTNLL. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dan sejumlah dana yang digunakan dalam melaksanakan berbagai
proyek di sekitar TNLL ditunjukkan pada Tabel 21.
Tabel 21 Dana yang digunakan dalam implementasi proyek konservasi dan pembangunan daerah penyangga
di kawasan TNLL 2007 No.
Proyek Pelaksana
Nilai US Nilai Rupiah
1. Central Sulawesi
Integrated Area Development and
Conservation Project 1998-2005
Pemerintah RI cq Pemda Sulteng
47.800.000 Loan ADB
23.100.000 382.400.000.000
2. Management of a GIS unit for
Environmental Monitoring of Lore Lindu National Park
2002-2004 TNC
64.650 517.200.000
3. Protection of Tropical
Forest Through Ecological
Conservation of
Marginal Land Phase II 2001- 2005
CARE 3.390.441
27.123.528.000 Total
51.255.091 410.040.728.000
Sumber: Seputar Rakyat, Edisi 06 Agustus 2003. Keterangan: Kurs US1 = Rp8.000.
Tabel 21 memperlihatkan salah satu kegiatan proyek dengan total dana pinjaman pemerintah pusat yang dikelola oleh Pemda untuk pembangunan
daerah penyangga melalui Proyek CSIAD-CP 1998-2005 sebesar US23,1 juta atau setara dengan Rp184.800.000.000 kurs US1=Rp8.000. Pelaksanaan
proyek dengan sejumlah dana yang cukup besar tersebut tidak dikoordinasikan secara baik dengan pihak BTNLL, sementara salah satu tujuan dari proyek
tersebut adalah untuk pengelolaan taman nasional dan daerah penyangga yang seyogianya melibatkan pihak BTNLL agar tujuan proyek dan kegiatan yang telah
diprogramkan oleh pihak BTNLL dapat disinergikan. Tapi kenyataan di lapangan bahwa koordinasi tersebut tidak dilakukan hasil diskusi pribadi dengan BTNLL
2007. Kondisi tersebut dapat merupakan salah satu indikator bahwa pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan TNLL belum dilaksanakan secara
123
terintegrasi, sehingga berpeluang menyebabkan terjadinya kesalahpahaman yang pada akhirnya memunculkan konflik diantara stakeholder TNLL.
5.3.3. Kepentingan Lembaga Adat