Harga Bayangan Output Harga Bayangan Lahan Harga Bayangan Sarana Produksi dan Peralatan

Definisi yang lebih sederhana dikemukakan oleh Gittinger 1986, harga bayangan merupakan merupakan harga yang terjadi dalam perekonomian pada keadaan persaingan sempurna dan kondisi keseimbangan. Kondisi biaya imbangan sama dengan harga pasar sulit ditemukan, maka untuk memperoleh nilai yang mendekati biaya imbangan atau harga sosial perlu dilakukan penyesuaian terhadap harga pasar yang berlaku.

4.5.1. Harga Bayangan Output

Harga yang digunakan sebagai harga bayangan output adalah harga perbatasan border price. Harga Free on Board FOB dipakai bila output sedang diekspor atau barang ekspor potensial di masa datang dan Cost Insurance Freight CIF untuk barang atau komoditi yang sedang diimpor atau kemungkinan diimpor Monke and Pearson, 1989; Yao, 1997; Pearson et al. 2005. Dalam penelitian ini border price yang digunakan merupakan harga FOB jagung di pelabuhan terdekat yaitu Pelabuhan Anggrek Propinsi Gorontalo, sebesar US 275 per ton.

4.5.2. Harga Bayangan Lahan

Penentuan harga bayangan lahan dapat dilakukan melalui cara: 1 pendapatan bersih usahatani tanaman alternatif terbaik yang biasa ditanam pada lahan tersebut, 2 nilai sewa yang berlaku di daerah setempat, dan 3 nilai tanah yang hilang karena proyek. Dalam penelitian ini harga bayangan lahan adalah nilai sewa lahan yang berlaku di daerah setempat. Hal ini didasari pada pemikiran bahwa mekanisme pasar lahan di pedesaan berjalan dengan baik.

4.5.3. Harga Bayangan Sarana Produksi dan Peralatan

Harga bayangan sarana produksi dan peralatan didasarkan pada harga input tradable dan non tradable faktor domestik. Benih, pupuk urea dan phonska serta herbisida cair dan pestisida cair termasuk dalam input tradable sedangkan peralatan termasuk dalam input non tradable. Harga privat pupuk urea dan phonska merupakan harga jual aktual harga pasaran di lokasi penelitian. Sedangkan penentuan harga bayangan pupuk urea dan phonska dilakukan pendekatan yang berbeda. Harga bayangan pupuk urea ditentukan berdasarkan harga border border price di pelabuhan terdekat sedangkan pupuk phonska mengacu pada harga di pasar bebas, sebab border price hanya pada bahan baku pembuatan pupuk phonska NPK 15-15-15. Adapun harga bayangan herbisida dan pestisida ditentukan berdasarkan harga pasaran karena ketiadaan subsidi pada produk ini selain itu karena border price hanya mencakup harga bahan-bahan baku untuk pembuatan produk tersebut. Harga bayangan benih berupa harga bayangannya sebagai output. Namun karena benih memiliki aspek quality control maka harga bayangan relatif lebih besar dibanding harga bayangan output yaitu : HB benih = dimana: HB = harga bayangan; HA = harga aktual harga pasar Peralatan seperti sekop, cangkul, parang, alat bajak, alat pipil jagung dan perontok padi merupakan produk domestik. Saat ini peralatan pertanian seperti itu banyak diproduksi di desa kecamatan oleh tukang setempat. Dilihat dari keseimbangan pasar, maka barang tersebut berada dalam pasar yang mendekati bersaing sempurna. Oleh karenanya, harga bayangan untuk peralatan pertanian ditentukan berdasarkan atau sama dengan harga pasarnya. Demikian pula dengan traktor untuk pengolahan tanah. Di lokasi penelitian traktor hanya dimiliki oleh kelompok tani atau desa, sedangkan para petani yang hendak menggunakannya dikenakan biaya sewa dengan ketentuan borongan. Sehingga sangat sukar untuk menentukan komponen asing dan domestiknya sebab para penyewa atau petani responden tidak tahu menahu mengenai masalah solar atau oli yang digunakan, lagipula terkadang satu kali pengisian solar dapat digunakan sampai dua minggu atau untuk 2 – 3 petani penyewa, sehingga untuk memudahkan maka komponen traktor dimasukkan dalam input non tradable faktor domestik. Dengan asumsi bahwa para petani setempat dapat dengan mudah mengakses atau menyewa traktor tersebut.

4.5.4. Harga Bayangan Tenaga Kerja