Pemilihan dan
penggunaan multimedia
pembelajaran harus
memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti: tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran. Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut,
multimedia pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut: 1
Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin. 2
Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri.
3 Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan
terkendalikan. 4
Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan
lain-lain. Jadi, dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa multimedia
interaktif adalah penyajian informasi dengan mengkombinasikan beberapa media seperti teks, grafis, suara, animasi, video, dan lain sebagainya dalam bentuk yang
menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas
2.3. Model Pembelajaran Kooperatif
2.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai definisi pembelajaran kooperatif Cooperative Learning, antara lain: Miftahul
Huda, 2014: 29
1. Roger dkk. 1992 menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan
aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara
sosial diantara kelompok-kelompok pembelajaran yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri didorong
untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. 2.
Parker 1994 mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-
kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama.
3. Arts Newman 1990 mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai
small group of learners working together as a team to solve a problem, complete a task, or accomplish a common goal yang berarti kelompok
kecil pembelajarsiswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan
bersama. Jadi berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli dapat disimpulkan
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2-6 anggota untuk
mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama dengan struktur kelompok heterogen.
Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa ciri-ciri yang tentunya berbeda dibandingan model pembelajaran lain. Menurut Miftahul Huda 2014: 76
ciri-ciri pembelajaran kooperatif antara lain: a.
Bekerja dalam kelompok kecil yang heterogen b.
Mengupayakan keberhasilan kerja teman-teman satu kelompok c.
Apa yang bermanfaat bagi diri sendiri harus harus bermanfaat bagi orang lain
d. Keberhasilan bersama dirayakan bersama
e. Penghargaan dipandang sebagai sesuatu yang tak terbatas
f. Dievaluasi dengan membandingkan performa satu sama lain
Roger dan David dalam Anita Lie, 2010: 31 mengatakan tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning, untuk mencapai hasil
maksimal harus diterapkan 5 unsur yaitu: a.
Saling ketergantungan positif b.
Tanggungjawab perseorangan c.
Tatap muka d.
Komunikasi e.
Evaluasi proses kelompok Terdapat beberapa langkah atau tahapan yang dapat dilakukan saat
menggunakan pembelajaran kooperatif. Menurut Trianto 2011: 48 terdapat 5 fase dalam langkah-langkah pembelajaran kooperatif yang meliputi:
a. FASE-1 menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
b. FASE-2 menyajikan informasi
c. FASE-3 mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif
d. FASE-4 membimbing kelompok bekerja dan belajar
e. FASE-5 memberikan penghargaan
2.3.2 Model-Model Pembelajaran Kooperatif