alang-alang juga menyerap panas matahari dengan sangat ideal sehingga suhu ruangan dibawahnya menjadi sangat nyaman,sehingga tidak diperlukan
lagi Air Conditioner di dalam ruangan. Jenis atap Ilalang adalah atap yang dipasang pada bangunan yang berbahan
alang-alang, atap ilalang disebut juga dengan atap alang-alang di daerah tertentu, atap ini seringkali dipasang untuk membuat suasana yang natural
atau memberikan kesan alami pada bangunan dan selain untuk atap bangunan rumah tradional atau rumah yang berada di desa, biasanya sering
digunakan pada tempat-tempat yang berhubungan dengan suasana alami, seperti estetika pada restauran, villa, gazeboo, hotel atau penginapan untuk
memberikan kesan natural dan alami. Adapun keunggulan jenis penutup atap Ilalang, antara lain adalah;
1 Mudah ditemukan, terutama di daerah pedesaan, dan bahanIni adalah bahan atap yang paling umum , karena bahan yang tersedia.
2 Ramah lingkungan Kekurangan jenis penutup atap Ilalang, yaitu;
1 Resiko mencegah kebakaran sangat kecil 2 Tidak tahan lama
3 Tidak kedap air 4 Sangat ringan sehingga tidak kuat menahan angin
1.2 Atap Rumbia
Rumbia atau disebut juga pohon sagu adalah nama sejenis palma penghasil tepung
sagu , di berbagai daerah di Sumatra dan Sulawesi adalah rumbieu,
rembie, rembi, rembiau, rambia, hambia, humbia, lumbia, rombia, rumpia, dan diMaluku dikenal sebagai ripia, lipia, lepia, lapia, lapaia, hula atau huda, di
Jawa, ambulung, bulung, am bulu, tembulu Jw., bhulung Md., dan ki ray. Jadi atap rumbia, adalah atap yang dibuat dari daun rumbia, yang diraju
menyerupai sisir menjadi satu kesatuan yang dapat berfungsi sebagai atap. Atap Rumbia merupakan karya seni tradisional yang di kerjakan oleh
kalangan penduduk di pedesaaan, dan di tepi pantai, karna bahan bakunya semua dari bahan alami dan rumbia biasanya tumbuh di rawa-rawa dan di
tepi pantai yang airnya payau. Atap rumbia sangat di butuhkan oleh
80
masyrakat pedesaan, karna masih bisa terjangkau dengan ekonomi mereka, tetapi sekarang ini ternyata peminat atap rumbia bukan hanya di pedesaan,
melainkan sudah sampai pusat kota, yang banyak di gunakan untuk atap gasebo dan rumah makan mewah yang membawa nuansa desa. Proses
pembuatan atap rumbia tidaklah mudah, butuh ekstra keras, bahan dikumpul lalu di jahit dengan tangan, kemudian di jemur, dan siap untuk di pasarkan,
dan proses ini hanya mengikuti apa yang sudah mereka terapkan, dan itu sudah standarisasi yang diterapkan turun temurun.
Gambar 4-2: Penutup Atap Rumbia
1.3 Atap Ijuk
Gambar 4-3: Atap Ijuk
Penggunaan atap ijuk saat ini
melambangkan bangunan
rumah tradisional, dan karakteristik spesial
yang membedakan arsitektur tradisional dengan arsitektur modern, selain itu atap
ijuk juga mengandung suatu makna suasana desa yang alami, penuh
kedamaian. Enau atau aren adalah jenis pepohonan palma, seperti kelapa nyiur dan
merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan pelbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk aneka nama
81
lokal di Sumatra dan semenanjung Malaya; kawung, akol, akel, akere, inru, indu bahasa-bahasa di Sulawesi; moka, moke, tuwa, tuwak di Nusa
Tenggara, dan lain-lain. Asal muasal kata atap ijuk, karena dibuat dari ijuk pohon aren, yang dihasilkan sebagai Serat berwarna hitam yang dihasilkan
dari pohon aren ini memang istimewa, karena bisa bertahan hingga ratusan tahun.
Keistimewaan serat ijuk tidak hanya terletak pada sisi keawetannya saja, masih ada lagi, serat ini tahan terhadap asam dan garam air laut, artinya ijuk
tidak mudah lapuk oleh asam dan garam air laut.Kita dapat melihat orang- orang Sasak dan wilayah pesisir di negeri ini sampai sekarang masih
memanfaatkan ijuk, tidak hanya untuk atap, tapi juga untuk tali. Diketahui juga ijuk adalah serat alami yang mampu mencegah kerusakan yang diakibatkan
oleh rayap tanah. Sifat ijuk yang elastis, keras, dan tahan air, menyebabkan bahan alami ini sulit dicerna oleh organisme perusak serngga, seperti
rayap.Aplikasi penggunaan ijuk seklain untuk atap rumah tempo dulu, sekarang ini banyak digunakan untuk keperluan lain, seperti pembuatan
rumah adat, pembuatan atap untuk villa, pembuatan atap gazebo, dan penggunaan untuk budidaya ikan.
Dahulu kala, sebelum munculnya berbagai jenis atap modern, orang banyak menggunakan atap ijuk, bahkan dari jenis atap ilalang, dan rumbia, ijuk adalah
bahan atap yang paling diminati dan tahan lama saat itu, dan merupakan bahan atap mewah di zamannya. Penggunaan jenis atap ijuk saat ini sudah
tidak seperti sebanyak zaman tempo dulu, sekarang ini penggunaan atap ijuk sudah pada tahap asesorie, sudah pada penggunaaan atap yang
mengandung estetika, yang banyak digunakan untuk rumah rumah gazebo, rumah makan dan rumah rumah yang didesain bernuansa desa atau
bernuansa alam. Pemeriksaan bahan ijuk yang bagus berkualitas untuk atap, dapat dilakukan
dengan visual yaitu; 1 Panjang; Bahan ijuk memiliki ukuran ijuk yang panjang, tebal dan
tekstur yang lebih kuat. 2 Lidi; Lidi telah terkelupas dari Ijuk
82
Biasanya bahan ijuk yang berkualitas, kebayakan di ekspor ke luar negeri. Bahan ijuk dari pohon niraenau, selain untuk bahan atap, lidinya juga dapat
dipakai untuk pembuatan sapu lidi atau bahan lain. Beberapa keunggulan menggunakan ijuk sebagai bahan penutpu atap,
antara lain yaitu; 1 Sejuk; Bisa memberikan efek sejuk di sekitar bangunan
2 Kesan Alami; Bisa memberi kesan alami dan tradisional pada bangunan
3 Kuat: Tahan lama 4 Ramah Lingkungan
1.4 Atap Sirap