dengan satu tangan atau digosok di antara dua telapak tangan, lalu dilihat partikel yang menempel di telapak tangan, menunjukkan perkiraan kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir.
3. Semen Portland CementPC
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal
dari bahasa latin caementum , yang artinya memotong menjadi bagian- bagian kecil tak beraturan. Sejarah menceritakan bahwa fungsi semen sejak
zaman dahulu, pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.
Semen, sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu
vulkanis.Sejarah menjelaskan dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang
kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya.
Semen Portland sering disebut sebagai OPC, dari Ordinary Portland Cement adalah jenis yang paling umum dari semen dalam penggunaan umum di
seluruhdunia karena merupakan bahan dasar beton, plesteran semen, dan sebagian besarnon-nat khusus. Ini adalah bubuk halus yang diproduksi
dengan menggiling klinker semen Portland lebih dari 90, jumlah terbatas kalsium sulfat yang mengontrol waktu yang ditetapkan dan sampai 5
bagian kecil sebagaimana diizinkan oleh berbagai standar. Sejarah Semen Portland dikembangkan dari semen alami yangterbuat di Inggris pada awal
abad kesembilan belas, dan namanya berasal darikemiripannya dengan batu Portland, jenis bangunan batu yang digali di Isle of Portland di Dorset, Inggris.
Penggunaan yang paling umum untuk semen Portland adalah dalam produksi beton, adalah material komposit yang terdiri dari agregat kerikil, pasir, semen,
dan air. Sebagai bahan konstruksi, beton dapat dicetak dalam hampir semua bentuk yang diinginkan, dan sekali mengeras, dapat menjadi elemen struktur.
36
Penggunaan Semen Portland PC juga digunakan dalam mortar, yaitu campuran pasir denga air saja. Adonan campuran semen dengan air
dicampur dalam beberapa jam dapat mengeras, dan semakin lama akan semakin sempurna kekerasannya. Pada prinsipnya, kekuatan beton akan
terus meningkat perlahan-lahan selama air tersedia untuk hidrasi lanjutan, beton biasanya kering setelah normalnya 21 hari, dan lama kelamaan akan
mencapai titik kekerasan maksimal. Semen portland diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu :
1
Tipe I Ordinary Portland Cement; Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratn khusus seperti yang
dipersyaratkan pada tipe-tipe lain.Tipe semen ini paling banyak diproduksi dan banyak dipasaran
2
Tipe II Moderate sulfat resistance; Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau panas
hidrasi sedang. Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dibanding semen Portland Tipe I. Pada daerah–daerah tertentu dimana
suhu agak tinggi, maka untuk mengurangi penggunaan air selama pengeringan agar tidak terjadiSrinkege penyusutan yang besar perlu
ditambahkan sifat moderat “Heat of hydration”. Semen Portland tipe II ini disarankan untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga
dan landasan berat yang ditandai adanya kolom-kolom dan dimana proses hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan utama
3
Tipe III High Early Strength; Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap permulaan
setelah pengikatan terjadi.Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm2gr dengan nilai C3S nya juga
tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan semen Portland tipe III ini dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang sama dengan
kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya menyamai beton
dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari
4
Tipe IV Low Heat Of Hydration; Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan semen
ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette beton yang massive dan
37
dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara. Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode
pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking retak.
Pengembangan kuat tekan strength dari semen jenis ini juga sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I
5
Tipe V Sulfat Resistance Cement; Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Semen
jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti: air laut,
daerah tambang, air payau dsb.
Tabel 2-1 : Karakter Semen dan Penggunaannya
NO JENIS
SEMEN KARAKTER
APLIKASI PENGGUNAAN
1 I
Waktu ikat awal ± 120
menit.
Waktu ikat akhir ± 300 menit
Normal, tidak memerlukan persyaratan khusus
2 II
Waktu ikat = PC tipe I
Panas hidrasi sedang
Moderate sulfate resistance, misal untuk
konstruksi bawah tanah 3
III
Komposisi kimia setara dgntipe I
Butiran partikel jauh
lebih halus High early strength, untuk
struktur yg memerlukan kekuatan awal yang tinggi
4 IV
Panas hidrasi rendah
Low heat of hydration, digunakan untuk struktur
dengan massa beton yang besar misalnya graving dam
5 V
Perkembangan kuat
tekan lebih lambat dibanding tipe I
Waktu ikat awal ± 240
menit
Waktu ikat akhir ± 480 menit
High sulfate resistance, digunakan untuk konstruksi
yg memerlukan ketahanan yg tinggi terhadap serangan
sulfat
Pemeriksaan mutu semen, mungkin tidak perlu kita bicarakan disini, karena secara standar setiap produksi semen telah mengalami pengawasan uji mutu
dari pabrik.setidaknya, bila tidak ada enyimpangan dalam transportasi, setiap
38
semen yag dikirim dalam bentuk kemasan tertutup dari toko, dijamin pasti sudah melewati uji mutu yang standar. Jadi perlu diawasi dan diperiksa adalah
campuran beton, dari material semen, pasir dan spilt. Untuk konstruksi bangunan sederhana, seperti bangunan rumah tinggal, ruko, gedung
pertemuan, jalan beton, pemeriksaan semen dilapangan sangat jarang dilakukan, karena semen portland yang beredardi pasaran sudah melalui
pengawasan yang ketat dari mulai instansi perindustrian, perdagangan dan pengawasan mutu produk di Indonesia.
Beriktu ini adalah bahan bacaan untuk pemahaman tentang bahan, syarat adukan campuran dan adukan beton.
Ketentuan menurut SNI 03-4810-1998, tentang bahan berbunyi: Pasal 2.2.2 Bahan; Bahan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1 Semen sesuai dengan SNI 15-2049-1990, Semen Portland, Mutu dan Cara Uji;
2 Air sesuai SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A Bahan Bangunan Non Logam;
3 Bahan tambahan sesuai dengan SNI 03-2495-1991, Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton;
4 Agregat sesuai dengan SNI 03-1750-1990 Agregat Beton, Mutu dan Cara Uji.
Ketentuan menurut SNI 03-4810-1998, tentang campuran beton segar, berbunyi:
Pasal 2.2.4 Campuran Beton Segar Campuran beton segar harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Diambil sesuai dengan SNI 03-1972-1990, Metode Pengambilan
Contoh Campuran Beton Segar;
39
Uji slump sesuai dengan SNI 03-1972-1990, Metode Pengujian Slump
Beton;
Uji kandungan udara sesuai dengan SNI 03-3418-1994, Metode Pengujian Kandungan Udara pada Beton Segar dan ASTM Standard
C-231, Tets Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure Method;
Pengukuran suhu sesuai dengan ASTM Standard C 1064, Test Method
for Temperature of Freshly Mixed Portland Cement Concrete. SNI Untuk Konstruksi Beton, Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Batu Cetak
Beton Pasangan Dinding, [ SNI 03-6821-2002 ].
Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan batu cetak beton ringan untuk untuk
pasangan dinding dan persyaratan yang meliputi komposisi kimia dan sifat-sifat fisis agregat ringan
SNI Untuk Konstruksi Beton, Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan Struktur, [ SNI 03-2461-2002 ].
Standar ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi
produsen perencana dan pelaksanaan pekerjaan beton dalam menilai mutu agregat ringan yang memenuhi persyaratan. Spesifikasi ini
mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan beton struktural dengan pertimbangan utamanya adalah
ringannya bobot dan tingginya kekuatan, yang meliputi persyaratan mengenai komposisi kimia, sifat fisis serta penggantian pasir alam. Nilai
dinyatakan dalam satuan metrik yang digunakan sebagai standar SNI Untuk Konstruksi Beton, Tata cara pembuatan rencana campuran
beton normal, SNI 03-2834-2000 Ketentuan pasal 2. Acuan
SNI-03-1750-1990, Mutu dan Cara Uji Agregat Beton
SNI-15-2049-1994, Semen Portland
SK SNI S-04-1989-F, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A Bahan
Bangunan Bukan Logam,
SNI-03-2914-1992, Spesifikasi Beton Tahan Sulfat.
SNI-03-2915-1992, Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air
40
American Concrete Institute ACI – 1995, Design of Normal Concrete
Mixes, Building Code Requirements for Reinforced Concrete
British Standard Institution BSI – 1973, Spesification for Aggregates from Natural Sources for Concrete, Including Granolithic, Part 2
Metric Units.
Development of the Environment DOE 1975, Design of Normal Concrete Mixes, Building Research Establisment.
Ketentuan pasal 3. Pengertian
Dalam standar ini yang dimaksud dengan:
1 Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik
yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tampa bahan tambah membentuk massa padat;
2 Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200 – 2500
kgm
3
menggunakan agregat alam yang dipecah;
3 Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami
dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm
4 Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm – 40 mm
5 Kuat tekan beton yang disyaratkan f
, c
adalah kuat tekan yang ditetapkan oleh perencana struktur berdasarkan benda uji berbentuk
silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm;
6 Kuat tekan beton yang ditargetkan f
cr
adalah kuat tekan rata rata yang diharapkan dapat dicapai yang lebih besar dari f
, c
;
7 Kadar air bebas adalah jumlah air yang dicampur ke dalam beton untuk
mencapai konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang diserap oleh agregat;
8 Faktor air semen adalah angka perbandingan antara berat air bebas dan
berat semen dalam beton;
9 Slump adalah salah satu ukuran kekentalan adukan beton dinyatakan
dalam mm ditentukan dengan alat kerucut abram SNI 03-1972-1990 tentang Metode Pengujian Slump Beton Semen Portland;
41
10 Pozolan adalah bahan yang mengandung silica amorf, apabila dicampur
dengan kapur dan air akan membentuk benda padat yang keras dan bahan yang tergolongkan pozolan adalah tras, semen merah, abu
terbang, dan bubukan terak tanur tinggi
11 Semen Portland-pozolan adalah campuran semen Porland dengan
pozolan antara 15-40 berat total camnpuran dan kandungan SiO
2
+ Al
2
O
3
+Fe
2
O
3
dalam pozolan minimum 70;
12 Semen Portland tipe I adalah semen Portland untuk penggunaan
umum tanpa persyaratan khusus;
13 Semen Portland tipe II adalah semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahan terhadap sulfat dan kalor hidrasi sedang;
14 Semen Portland tipe III adalah semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi;
15 Semen Portland tipe V adalah semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahan yang tinggi terhadap sulfat;
16 bahan tambah adalah bahan yang ditambahkan pada campuran bahan
pembuatan beton untuk tujuan tertentu.
42
Setelah membaca seluruh bahan bacaan di atas, pahamilah seluruh isinya, bila ada yang belum kamu
pahami betul, Tanya dan diskusikan dengan temanmu.
Bila temanmu juga tidak paham, tanyakan kepada gurumu
Selanjutnya, cari dan temukan bahan bangunan yang belum pernah kamu lihat baca dan komunikasikan
kepada seluruh temanmu. Setelah membaca seluruh bahan bacaan di atas,
pahamilah seluruh isinya, bila ada yang belum kamu pahami betul, Tanya dan diskusikan dengan temanmu.
Bila temanmu juga tidak paham, tanyakan kepada gurumu
Selanjutnya, cari dan temukan bahan bangunan yang belum pernah kamu lihat baca dan komunikasikan
kepada seluruh temanmu.
C. Adukan Beton