halus, semen dan air, untuk mencapai kekuatan tertentu maka dilakukan dengan cara mengatur komposisi campuran material. Kekuatan beton sangat
bervariasi sesuai dengan komposisi yang digunakan. Menurut SNI 7394 -2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk
Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan berikut contoh komposisi adukan beton untuk beberapa jenis kekuatan beton.
Beberapa ketentuan atau persyaratan bahan bangunan untuk campuran beton, antara lain yaitu:
1 SNI 03-2834-2000, Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal 2 SNI 03-6861.2-2002, Spesifikasi bahan bangunan - Bagian B: Bahan
bangunan dari besibaja
3 SNI 03-3976-1995, Tata cara pengadukan pengecoran beton 4 SNI 03-2847-1992, Tata cara penghitungan struktur beton untuk bangunan
gedung
5 SNI 03-2445-1991, Spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan rumah dan
gedung
6 SNI 03-2495-1991, Spesifikasi bahan tambahan untuk beton 7 SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi bahan bangunan - bagian A: Bahan
bangunan bukan logam
8 SNI 03-6861.3-2002, Spesifikasi bahan bangunan - Bagian C: Bahan
bangunan dari logam bukan besi
1. Air Untuk Adukan
Air yang akan digunakan untuk membuat suatu adukan harus memenuhi syarat-syaratyang telah ditentukan dan banyaknya air yang akan digunakan
tergantungpada jenis pekerjaannya. Air untuk membuat adukan plesteran- plesteran yangberwarna putih, tidak boleh mengandung bagian campuran zat
pewarna yangdapat merobah warna adukan. Air asin yang banyak mengandung garam tidak baik.untuk adukan, karena dapat merusak ikatan
adukan sekaligus merusak tembok.Begitu pula air yang banyak mengandung bahan-bahan busuk atau kotor sebaiknya jangan digunakan. AirĀ· adukan
boleh mengandung bahan-bahan lain asal kadarnya sangat kecil. Apabila terdapat keragu~raguan mengenai keadaan air yang akan dipakai,
disarankan untuk mengirimkan contoh air kelaboratorium bahan~bahan yang telah diakui, untuk diperiksa air itu dapat dipakai atau tidak.
222
Dalam adukan untuk beton, fungsi air adalah untuk memicu proses kimiawi semen sebagai bahan perekat dan melumasi agregat agar mudah dikerjakan.
Kualitas air yang digunakan untuk mencampur beton sangat berpengaruh terhadap kualitas beton itu sendiri. Air yang mengandung zat-zat kimia
berbahaya, mengandung garam, minyak, dan bahan lain akan menyebabkan kekuatan beton. Pada umumnya air yang dapat diminum dapat digunakan
sebagai campuran beton.Semen dapat berfungsi sebagai perekat apabila ada reaksi dengan air. Oleh karena itu jumlah air yang dibutuhkan untuk proses
hidrasi semen harus cukup. Pada adukan pembuatan beton air diperlukan dalam proses pengadukan
untuk melarutkan semen sehingga membentuk pasta yang bereaksi dengan semen, kemudian mengikat semua agregat dari yang paling besar sampai
paling halus dan menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah dikerjakan dalam proses pengadukan, penuangan, maupun
pemadatan. Pasta semen merupakan hasil reaksi kimia antara air dan semen maka bukan perbandingan jumlah air terhadap total berat campuran yang
penting, tetapi justru perbandingan air dengan semen atau yang biasa disebut Faktor Air Semen FAS. Air yang berlebihan akan menyebabkan banyaknya
gelembung air setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak tercapai seluruhnya, sehingga
akan mempengaruhi penguatan beton. Pada beton mutu tinggi atau sangat tinggi, faktor air semen dapat diartikan
sebagai rasio total berat air water to cementious ratio, termasuk air yang terkandung dalam agregat dan pasir terhadap berat total semen dan additive
cementious yang umumnya ditam-bahkan pada campuran beton mutu tinggi. Untuk menghasilkan sebuah beton beton mutu tinggi FAS dalam beton harus
rendah. Untuk membuat beton bermutu tinggi faktor air semen yang dipergunakan antara 0,28 sampai dengan 0,38. Sedangkan menurut SNI 03-
6468-2000 beton mutu tinggi nilai faktor air semennya ada dalam rentang 0,2-0,5. Tujuan pengurangan FAS adalah untuk mengurangi seminimal
mungkin porositas beton yang dibuat sehingga dihasilkan beton berkekuatan tinggi tinggi.
223
Karena air mempunyai peranan penting dalam pencampuran beton, maka air tidak dapat ditambahkan sembarangan dalam pengadukan mortal, jadi harus
diingat faktor air semennya disesuaikan dengan kebutuhan dalam workability serta mutu beton yang diinginkan. Dan yang perlu dicatat bahwa jumlah air
yang terlalu banyak dapat menyebabkan kekuatan beton menjadi rendah.Untuk penggunaan air dalam adukan beton, secara umum air yang
dapat diminum dapat digunakan sebagai air pengaduk pada beton. Adapun jenis-jenis air yang dapat digunakan untuk air pengaduk beton antara lain
adalah; 1 Air hujan, air hujan menyerap gas dan udara pada saat jatuh ke bumi.
Biasanya air hujan mengandung untur oksigen, nitrogen dan karbondioksida.
2 Air Tanah. Biasanya mengandung unsur kation dan anion. Selain itu juga kadang-kadang terdapat unsur CO2, H2S dan NH3.
3 Air permukaan, terdiri dari air sungai, air danau, air genangan dan air reservoir. Air sungai atau danau dapat digunakan sebagai air pencampur
beton asal tidak tercemar limbah industri. Sedangkan air rawa atau air genangan yang mengandung zat-zat alkali tidak dapat digunakan.
4 Air laut, air laut yang mengandung garam di atas 3 tidak boleh digunakan untuk campuran beton. Untuk beton pra tekan, air laut tidak
diperbolehkan karena akan mempercepat korosi pada tulangannya. Sementara itu, penggunaan air untuk adukan beton, dipersyaratkan menurut
ACI 318-83, adalah sebagai berikut; 1 Air untuk beton harus bebas dari minyak, alkali, garam dan bahn-bahan
organik. 2 Air untuk beton pratekan atau yang dilekati alumunium, termasuk agregat
tidak boleh mengandung ion clorida. Untuk mencegah korosi, kadar klorida setelah beton berumur 28 hari dibatasi sebagai berikut
3 Air harus bebas dari minyak, alkali, garam dan bahn-bahan organik, tidak boleh mengandung ion clorida
2. Pasir