Cara Pengumpulan Data Instrumen Penelitian Pengolahan Data

dependen perilaku seksual remaja dan variabel independen umur, tempat tinggal, pendidikan, pengethuan, sikap, peran orang tua, peran sekolah dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi, dan pengalaman pacaran tersebut.

4.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan dependen. Analisis bivariat dalam penelitian ini dengan uji Chi Square dengan melihat hubungan antara variabel kategorik independent dan variabel kategorik dependent dengan derajat kepercayaan α=5. 52 BAB V HASIL 5.1 Analisis Univariat Tabel 5.1 Gambaran Perilaku Seksual Remaja Pria di Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tahun 2012 Variabel Frekuensi n Presentase Perilaku Seksual Berisiko IMS 1356 14.8 Tidak Berisiko IMS 7804 85.2 Jumlah 9160 100.0 Umur Remaja Akhir 4938 53.9 Remaja Awal 4222 46.1 Total 9160 100.0 Tempat Tinggal Rural 3972 43.4 Urban 5188 56.6 Total 9160 100.0 Pendidikan Tinggi 5964 65.1 Rendah 3150 34.4 Total 9114 99.5 Missing 46 0.5 Pengetahuan Kurang 6253 68.3 Baik 2907 31.7 Jumlah 9160 100.0 Sikap Negatif 5209 56.9 Positif 3951 43.1 Jumlah 9160 100.0 Peran Sekolah Tidak Berperan 4787 52.3 Berperan 4373 47.7 Jumlah 9160 100.0 Pengaruh Teman Sebaya Ada Pengaruh 2525 27.6 Tidak ada Pengaruh 6635 72.4 Jumlah 9160 100.0 Sebagian besar perilaku seksual remaja pria di Indonesia tahun 2012 tidak berisiko IMS yakni 85.2 . diketahui bahwa lebih dari separuh remaja pria di Indonesia Tahun 2012 yang menjadi responden berada pada kelompok umur remaja akhir 53.9. Menurut karakteristik tempat tinggal, lebih dari separuh remaja pria di Indonesia tahun 2012 tinggal di daerah perkotaan urban yakni sebesar 56.6. Jika dikelompokkan berdasarkan karakteristik tingkat pandidikan, sebagian besar remaja pria di Indonesia tahun 2012 berpendidikan tinggi 65.1. Pada variabel pendidikan terdapat missing data sebanyak 5. Sebagian besar 68.3 remaja pria di Indonesia tahun 2012 memiliki pengetahuan yang kurang terkait perilaku seksual yang berisiko IMS. Lebih dari separuh 56.9 remaja pria di Indonesia tahun 2012 memiliki sikap negatif terkait perilaku seksual yang berisiko IMS. Lebih dari separuh 52.3 remaja pria di Indonesia tahun 2012 menganggap sekolahnya tidak berperan sebagai penyedia informasi kesehatan reproduksi. Sebagian besar 72.4 remaja pria di Indonesia tahun 2012 tidak merasakan adanya pengaruh teman sebaya dalam pembentukan perilaku seksualnya. Untuk sementara, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar remaja pria di Indonesia tahun 2012 berperilaku seksual tidak berisiko IMS, memiliki sikap negatif terkait perilaku seksual yang berisiko IMS, dan tidak menganngap adanya pengaruh teman sebaya dalam pembentukan perilaku seskualnya. Pada variabel pengetahuan dan remaja pria tersebar hampir seimbang pada pengetahuan baik dan kurang. Pada variabel peran sekolah sebagai penyedia informasi kesehatan reproduksi juga