Juleha, 2007. Begitu pula hasil temuan pada SMK kesehatan di Kabupaten Bogor tahun 2011 Sekarrini, 2012. Pada remaja di Pasir
Gunung Selatan, Depok tahun 2012 Dewi, 2012, diketahui tidak ada hubungan antara usia pertama pacaran dengan perilaku seksual.
2.4.2 Tempat tinggal
Tempat tinggal menurut Depkes adalah lokasi rumah sesorang yang dibedakan menjadi perkotaan dan pedesaan Depkes, 2008. Untuk
menentukan suatu kelurahan termasuk daerah perkotaan atau pedesaan, digunakan suatu indikator komposit indikator gabungan yang skor atau
nilainya didasarkan pada tiga variabel yaitu: kepadatan penduduk, presentase rumah tangga pertanian dan akses fasilitas umum BPS, 2007.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Voeten, Egasah, dan Hebbema di Provinsi Nyanza, Kenya diketahui bahwa perilaku seksual
wanita di pedesaan lebih berisiko dibandingkan di perkotaan. Sedangkan untuk pria, perilaku seksual sama tinggi untuk daerah pedesaan dan
perkotaan Voeten et al., 2004. Hasil yang serupa didaatkan oleh Pratiwi dan Basuki yakni terdapat hubungan yang bermakna secara signifikan
antara tempat tinggal dengan perilaku seks tidak aman dengan p = 0,000 pada alfa 0,05 yang berarti remaja yang tinggal di desa lebih berisiko
berperilaku seksual tidak aman dibandingkan remaja yang tinggal di kota PratiwidanBasuki, 2011. Hasil riset Sabon menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara tempat tinggal dengan perilaku berisiko HIVAIDS perilaku seksual berdasarkan SKRRI 2002-2003, dimana
perilaku berisiko remaja perkotaan lebih tinggi daripada remaja pedesaan Sabon, 2003.
2.4.3 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecepatan seseorang secara intelektual dan emosional. Pendidikan juga diartikan sebagai suatu
usaha sendiri untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup Notoatmodjo,
2003. Berdasarkan hasil studi di Remaja dengan tingkat pendidikan tinggi
kecenderungan berperilaku berisiko lebih besar dibandingkan remaja yang berpendidikan rendah Hidayangsih et al., 2011, Depkes, 2008. Demikian
pula hasil penelitian yang dilakukan da remaja di Pasir Gunung Selatan, Depok tahun 2012. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pendidikan dengan perilaku seksual, dimana remaja yang pendidikannya lebih tinggi memiliki peluang lebih besar sebanyak 1,89 kali dibandingkan
remaja dengan pendidikan lebih rendah Dewi, 2012.
2.4.4 Pengetahuan
Menurut Bloom dan Skinner, pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam
bentuk bukti jawaban baik lisan, atau tuliasan yang merupakan stimulasi dari pertanyaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain terpenting
dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin dikur dari subjek penelitian atau responden. Notoatmojo, 2007
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMAN Mandai Maros tahun 2014, diketahui ada hubungan antara pengetahuan seksual danatau
pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual remaja Rasmiani et al., 2014. Begitupula dengan studi yang dilakukan di
SMKN 8 Semarang Solehyanti, 2008 dan Yogyakarta pada tahun 2013 Andriani, 2013. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Bandar lampung
menyatakan pengetahuan tidak berhubungan dengan perilaku seksual Samino, 2012. Demikian pula halnya dengan penelitian yang dilakukan
oleh Anesia
dan Notobroto
di Situbondo
pada tahun
2013 C.P.danNotobroto, 2013 dan Juleha pada tahun 2007 Juleha, 2007.
2.4.5 Sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah
terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya Widayatun, 2009. Masri 1972, mengartikan sikap sebagai
kesediaan yang diarahkan untuk menilai atau menanggapi sesuatu. Berkman dan Gilson 1981 mendefinisikan sikap adalah evaluasi individu
yang berupa kecenderungan inclination terhadap berbagai elemen di luar dirinya. Allfort dalam Assael, 1984 mendefinisikan sikap adalah keadaan
siap predisposisi yang dipelajari untuk merespon objek tertentu yang secara konsisten mengarah pada arah yang mendukung favorable atau