d. Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing
e. Memberikan posttest f.
Penilaian pretest dan postes siklus I
g. Dokumentasi Observasi
Tindakan a. Kolaborator
mengobservasi proses
pembelajaran model
pembelajaran kooperatif
tipe bamboo dancing
b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran c. Mendokumentasikan
kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa
Refleksi Tindakan Peneliti
bersama kolaborator
mengevaluasi proses pembelajaran siklus II. Hasil penelitian siklus II
dibandingkan dengan
indikator keberhasilan belum tercapai, maka
penelitian dilanjutkan pada siklus III dengan evaluasi siklus II dijadikan
acuannya.
C. Indikator Pencapaian
Berdasarkan desain yang telah dipaparkan di atas, maka apakah siklus selanjutnya perlu dilanjutkan atau tidak, sedangkan penelitian akan
dihentikan dengan indikator keberhasilan sebagai berikut: 1. Pretest dan posttest yang diberikan pada setiap siklus
menunjukkan peningkatan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, “apabila 75 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf
keberhasilan minimal, optimal bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan
baru. ”
7
Sehingga keberhasilan yang diharapkan adalah 75 dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai KKM yaitu 72.
2. Hasil pengamatan melalui lembar observasi kegiatan guru dan aktifitas siswa menunjukkan peningkatan yaitu mencapai
kategori baik.
D. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek peneliti adalah siswa kelas IV A di SDN Rempoa 02 tahun pelajaran 20142015 semester genap,
dengan jumlah siswa 34 orang sebagai subjek penelitian, guru kolaborator dan peneliti. Pemilihan kelas IV A dalam penelitian ini dilihat dari
berdasarkan permasalahan hasil belajar IPS yang masih rendah dan perlu diberikan tindakan.
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengajar. Selain mengajarkan materi, peneliti juga membuat dan
merancang rencana pembelajaran serta mengevaluasi jalannya kegian pembelajaran KBM.
F. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian diawali dengan mengamati kondisi real pembelajaran yang terjadi di kelas, mencari akar masalahnya, kemudian mencari akar
masalahnya, kemudian peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi. Setelah itu, peneliti merencanakan tindakan apa yang akan
7
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta: 2013, h. 108
dikenakan penelitian tindakan. Hasil perencanaan ini dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I. Setelah semua rangkaian tahapan
siklus I dilalui, hasilnya dianalisis dan dibandingkan dengan indikator pencapaian. Jika pada siklus I sudah memenuhi keberhasilan, maka untuk
lebih meyakinkan peneliti akan memperbaiki lagi pelaksanaan tindakan siklus I pada siklus II. Jika pada tindakan siklus I masih belum memenuhi
indikator keberhasilan, maka penelitian tindakan dilanjutkan pada siklus II dengan menggunakan hasil refleksi siklus I. Jika pada siklus II sudah
memenuhi pencapaian indikator keberhasilan, maka penelitian tindakan akan dihentikan. Sebaliknya, jika pada tindakan siklus II belum memenuhi
pencapaian keberhasilan, maka peneliti akan melanjutkan pada tindakan siklus III dengan menggunakan hasil refleksi siklus II dan seterusnya
hingga tercapai dan memenuhi indikator keberhasilan.
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan