yang diberikan oleh guru 6
Siswa menutup pelajaran dengan berdoa bersama dan mengucapkan hamdalah
b. Lembar Wawancara Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui
kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas.
Wawancara tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Wawancara
No. Indikator
Uraian Hasil Wawancara
1. Efektifitas
model pembelajaran
kooperatif tipe bamboo dancing 2.
Partisipasi aktif 3.
Hasil belajar siswa 4.
Kendala yang
dihadapi dalam
penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing
5. Solusi mengatasi kendala yang dihadapi
dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing
J. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes. Tes berupa pretest dan posttest dalam bentuk soal pilihan ganda untuk
mengetahui penguasaan konsep belajar siswa. Nontes berupa lembar observasi siswa, lembar wawancara, dan dokumentasi. Data observasi
kegiatan siswa untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing yang diterapkan. Data observaasi kegiatan
guru untuk melihat cara mengajar guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe bamboo
dancing. Lembar wawancara untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada pada tindakan dalam meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. Hasil dokumentasi untuk mengambil data tentang keadaan siswa, sarana dan prasarana
dengan cara melihat dokumen yang telah ada dan tercatat di sekolah.
Tabel 3. 6 Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Kegiatan Pengumpulan Data
Tes Dilaksanakan pada awal dan akhir
pembelajaran di setiap siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah
kognitif Lembar Observasi
Mengamati aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran
berlangsung Lembar Wawancara
Mencatat keberhasilan dan kendala dalam proses pembelajaran berlangsung
Lembar Dokumentasi Mencatat data yang tidak didapatkan
pada saat observasi dengan data tertulis
K. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrument penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden. Uji coba tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrument tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan realibilitas atau tidak.
1. Uji Validitas Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes
melakukan fungsinya.
9
Validitas tes yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan siswa untuk tiap butir soal dengan skor
total. Perhitungan validitas butir soal dengan cara membandingkan siswa untuk tiap butir soal dengan skor total.
√
Keterangan: r
pbis
= Koefisiensi korelasi biserial m
p
= Rerata skor pada subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
m
t
= Mean skor total yang berhasil dicapai oleh peserta tes s
t
= Standar deviasi dari skor total p
= Proporsi peserta tes yang menjawab betul q
= Proporsi peserta tes yang menjawab salah
Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan program anates yang dapat dilihat secara lengkap pada
lampiran 3.6 sedangkan hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Statistik
Butir Soal Siklus I
Jumlah Soal 55
Jumlah Siswa 34
9
Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV. Wawancara Prima, 2009, h. 133
Nomor Soal Valid 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 19, 21,
23, 25, 28, 29, 30, 31, 31, 32, 34, 35, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 48, 49, 51, 53, 55
Nomor Soal Tidak Valid
1, 8, 11, 16, 17, 18, 20, 24, 26, 27, 36, 37, 38, 41, 47, 50, 54
Jumlah Soal Valid 35
Jumlah soal yang di ujikan
25
Siklus II
Jumlah Soal 55
Jumlah Siswa 29
Nomor Soal Valid 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 19, 21, 22,
23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 48, 49, 51, 53, 55,
Nomor Soal Tidak Valid
2, 8, 15, 16, 17, 18, 20, 24, 33, 36, 37, 38, 41, 42, 47, 50, 52, 54.
Jumlah Soal Valid 37
Jumlah soal yang di ujikan
25
2. Uji Realibilitas Realibilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat
keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes.
10
Teknik yang digunakan untuk menentukan realibilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan
mengunakan rumus K-R 20 Kuder-Richardson 20 karena instrument yang digunakan berupa soal pilihan ganda, maka menggunakan rumus
sebagai berikut:
10
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010, h. 180
∑
Keterangan: r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan p
= proporsi subjek yang menjawab benar q
= proporsi subjek yang menjawab salah ∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q
= banyaknya item = standar deviasi dari tes standar deviasi adalah akar varians.
11
Interpretasi mengenai koefisien realibilitas yang diperoleh menggunakan tabel 3.8 di bawah ini:
Tabel 3.8 Interpretasi Realibilitas
Kriteria Koefisien Realibilitas
Sangat Tinggi 0,90
1,00 Tinggi
0,70 0,90
Sedang 0,40
0,70 Rendah
0,20 0,40
Sangat rendah 0,20
Untuk mengetahui reliabilitas dari butir soal, peneliti menggunakan program anates yang dapat dilihat pada Lampiran 3.8 sedangkan hasil uji
reliabilitas tes ditampilkan dalam tabel 3.9 berikut ini:
11
Suharsimi Arikunto, Op.cit,. h. 100-101
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Statistik Reliabilitas Tes
Siklus I 0.88
Kesimpulan Realibilitas Tinggi
Siklus II r
ii
0.79 Kesimpulan
Realibilitas Tinggi
3. Tingkat Kesukaran Suharsimi Arikunto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang
siswa untuk
mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus
asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
12
Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua
kemampuan siswa. Atas pertimbangan itu maka peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh peserta tes.
13
12
Ibid., h. 207
13
Ibid,. h. 208
Interpretasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh menggunakan tabel 3.10 di bawah ini:
Tabel 3.10 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria
0,00 - 0,30 Sukar
0,31- 0, 70 Sedang
0,71 – 1,00
Mudah
Dalam penelitian ini taraf kesukaran tiap butir soal dihitung menggunakan anates yang dapat dilihat pada Lampiran 3.10 sedangkan
hasilnya ditampilkan dalam Tabel 3. 11 berikut ini:
Tabel 3. 11 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria Butir Soal
Jumlah Siklus I
Mudah 1, 2, 3, 6, 7, 11, 15, 18, 19, 20, 21, 22,
24, 26, 35, 36, 37, 38, 47, 48, 50, 52, 53, 54, 55
25
Sedang 3, 4, 5, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 17, 23, 25,
27, 28, 30, 31, 34, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 49
24
Sukar 12, 29, 32, 33, 40, 51
6 Jumlah
55 Siklus II
Mudah 1, 9, 10, 13, 15, 21, 23, 28, 30, 46, 48,
50, 51 13
Sedang 2, 3, 5, 6, 7, 8, 12, 14, 16, 17, 18, 20,
22, 24, 25, 26, 27, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47,
36
49, 52, 54, 55 Sukar
4, 11, 19, 37, 38, 53 6
Jumlah 55
4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
14
Daya pembeda dihitung dengan menggunakan anates dan rumusnya adalah :
Keterangan : J
B
= banyaknya siswa kelompok bawah B
A
= banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab B
B
= banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar ingat P sebagai indeks kesukaran
P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
15
Interpretasi mengenai daya pembeda yang diperoleh menggunakan Tabel 3. 11 di bawah ini :
Tabel 3.11 Interpretasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
Bertanda Negative Sangat Buruk
0, 00 – 0, 20
Buruk 0, 20
– 0, 40 Cukup
0, 40 – 0, 70
Baik
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, cet. 9, h. 211
15
Ibid, h. 213-214
0, 70 – 1, 00
Sangat Baik
Dalam penelitian analisis daya pembeda tiap butir dihitung dengan menggunakan anates yang dapat dilihat pada Lampiran 3.11
sedangkan hasilnya ditampilkan dalam Tabel 3.12 berikut ini:
Tabel 3. 12 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
Kriteria Butir Soal
Jumlah Siklus I
Sangat Buruk 12, 29, 51
3 Buruk
6, 24, 26, 33, 37, 40 6
Cukup 1, 4, 5, 8, 11, 13, 14, 16, 18, 19, 20,
21, 27, 32, 35, 36, 38, 46, 48, 52, 54, 55
22
Baik 2, 7, 9, 10, 15, 22, 23, 25, 28, 30,
34, 39, 41, 42, 43, 47, 49, 50, 53 19
Sangat Baik 3, 17, 31, 44, 45
5 Jumlah
55
Siklus II
Sangat Buruk 1, 11, 18, 24
4 Buruk
8, 17, 26, 34, 37, 48, 51, 53 8
Cukup 3, 4, 5, 9, 13, 16, 19, 20, 21, 23, 27,
28, 30, 38, 39, 41, 42, 47, 54, 55 20
Baik 2, 7, 10, 15, 22, 25, 29, 32, 36, 40,
44, 45, 49, 52 14
Sangat Baik 6, 12, 14, 31, 35, 43, 46, 50
8 Jumlah
55
L. Analisis Data dan Interpretasi Data