Beri 100 mlkg larutan yang dipilih dan dibagi sesuai tabel

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta biasanya selama panas dan musim hujan. Kolera terjadi paling sering pada anak-anak dengan usia 2-9 tahun, dan banyak kasus yang parah. di daerah yang baru terkena wabah, orang dewasa juga terpengaruh. Penyebaran kolera melalui air yang terkontaminasi dan makanan. Vibrio cholerae adalah bakteri gram-negatif, berbentuk koma dan menyebabkan diare yang menimbulkan dehidrasi berat, kematian dapat terjadi setelah 3-4 jam pada pasien yang tidak dirawat. Gejala awalnya adalah distensi abdomen dan muntah, yang secara cepat menjadi diare berat, pasien kekurangan elektrolit dan volume darah. Target utama terapi adalah penggantian cairan elektrolit, kebanyakan kasus dapat diterapi dengan cairan oral. Kasus yang parah memerlukan cairan intravena Zein U.,dkk 2004. Tatalaksana : Pemberian antibiotik dapat mengurangi volume dan masa berlangsungnya diare, dosis tertracycline untuk anak adalah 12,5 mgkg 4 kali sehari selama 3 hari WHO, 2005.

c. Shigella

Shigella merupakan penyebab 10-15 dari diare akut pada anak di bawah 5 tahun, dan merupakan penyebab paling umum dari diare berdarah pada anak-anak WHO, 2005. Secara klasik, gejala umum yang ditimbulkan dengan adanya nyeri abdomen, demam, diare cair tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah 3-5 hari kemudian Zein U.,dkk 2004. Tatalaksana : Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena, tergantung dari keparahan penyakit, terapi antibiotik diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya penyakit dan penyebaran bakteri, antibiotik yang digunakan untuk anak adalah Ciprofloxacin dengan dosis 15 mgkg 2 kali sehari selama 3 hari, Pivmecillinam dengan dosis 20 mgkg 4 kali sehari selama 5 hari atau Ceftriaxone dengan dosis 50-100 mgkg 1 kali sehari secara intramuscular selama 2-5 hari World Gastroenterology Organization Global Guidline, 2012. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Salmonella non-thypoid

Salmonella menyebabkan 1-5 dari kasus gastroenteritis di kebanyakan negara berkembang. Infeksi biasanya terjadi akibat konsumsi produk hewani yang terkontaminasi WHO, 2005. Terdapat lebih dari 2000 serotipe, sekitar 6-10 yang menjelaskan sebagian episode Salmonella gastroenteritis pada manusia. Salmonella biasanya menyebabkan diare akut dengan mual, kram dan demam. Tatalaksana : Pemberian antibiotik pilihan utama yang digunakan adalah ceftriaxone dengan dosis 50-100 mgkghari, dan azithromycin dengan dosis 10 mgkghari sebagai antibiotik pilihan kedua Guarino Alfredo, 2014.

e. Campylobacter jejuni

Campylobacter jejuni menyebabkan 5-15 diare pada anak-anak di seluruh dunia, masa inkubasi selama 24-72 jam setelah organisme masuk. Gejala yang mungkin timbul adalam demam, mual, muntah dan malaise. Masa inkubasi berlangsungnya penyakit ini selama 7 hari. Tatalaksana : Pemberian antibiotik azitromycin dengan dosis untuk anak 30 mgkg World Gastroenterology Organization Global Guidline, 2012.

3. Tatalaksana Diare Akut Karena Infeksi Protozoa

a. Giardia duodenalis

Giardia duodenalis paling sering menginfeksi anak-anak berusia 1-5 tahun WHO, 2005. Tatalaksana : Menggunakan antibiotik metronidazole dengan dosis anak 5 mgkg 3 kali sehari selama 5 hari WHO, 2005.

b. Etamoeba Histolytica

Etamoeba histolytica ditemukan hampir di seluruh dunia, tetapi prevalensi tertinggi didapatkan di negara-negara berkembang terutama di daerah endemik seperti Durban, Ibadan dan Kampala di Afrika. Gejala yang sering ditimbulkan adalah nyeri abdomen, diare, anoreksia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan malaise. Pada infeksi kronik, diare dapat diselingi oleh fase konstipasi. Tatalaksana : Menggunakan antibiotik Nitazoxanide dengan dosis 100 mg 5ml untuk anak 1 sampai 4 tahun setiap 12 jam selama 3 hari atau 200 mg 10 ml setiap 12 jam selama 3 hari untuk anak usia 4 sampai 11 tahun World Gastroenterology Organization Global Guidline, 2012.

c. Cryptosporidium

Cryptosporidium merupakan penyebab 5-15 diare pada anak yang terjadi di negara-negara berkembang. Diare akut yang disebabkan oleh Cryptosporidium tidak memiliki gambaran klinis yang khas, sehingga diagnosa bandingnya dapat meliputi semua organisme yang memiliki manifestasi klinis yang mirip dengan cryptosporidium, yaitu diare encer tanpa darah. Tatalaksana : menggunakan Nitazoxanide dengan dosis 100 mg 5ml untuk anak 1 sampai 4 tahun setiap 12 jam selama 3 hari atau 200 mg 10 ml setiap 12 jam selama 3 hari untuk anak usia 4 sampai 11 tahun World Gastroenterology Organization Global Guidline, 2012.

4. Tatalaksana Diare Akut karena Infeksi Jamur

a. Candida albicans

Candida albicans sering dikaitkan dengan diare akut pada bayi baru lahir. Candida albicans dapat menyerang usus kecil dan usus besar pada anak-anak yang sakit parah Elzauki., dkk, 2012. Tatalaksana : menggunakan antifungi fluconazole dengan dosis anak-anak : 6 -12 mgkghari atau Itraconazole dengan dosis anak-anak: 5 -10 mgkghari secara oral , dalam 2x sehari Allen UD, 2010. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.10 Pengobatan Diare

1. Dietary management

Pengobatan dietetik adalah pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan. Adapun hal yang perlu diperhaikan adalah untuk anak dibawah satu tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan yang diberikan adalah memberikan asi dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, lalu makanan setengah padat bubur, makanan padat nasi tim. Memberikan makanan yang mengandung kalori, protein,vitamin, mineral dan makanan yang bersih, prinsip pengobatan dietetik yaitu O-B-E-S-E singkatan dari Oralit, Breast feeding, Early feeding, Stimulaneously with Education Iswari Yeni, 2011. Pemberian oralit, ASI, dan zat gizi akan menolong tubuh yang telah terkuras cadangan gizinya. ASI memiliki zat antibodi yang dapat membantu tubuh melawan kuman penyakit. Berkat ASI, sedikit sekali muncul kontaminasi, seperti yang terjadi pada penyiapan makanan biasa. Disamping itu, ASI menjalin hubungan psikologis antara ibu dan anak. ASI memiliki sifat sebagai berikut: a. Makanan alami yang ideal, mengandung nutrien lengkap dan memiliki zat kekebalan tubuh yang berguna bagi bayi. b. Kandungan gizi terbaik ASI terdapat pada kolostrum, air susu pertama yang keluar ketika ibu habis melahirkan. c. Pada anak diare, ASI sangat menolong melawan kuman penyakit dan mencegah terjadinya kekurangan gizi. d. Jika pemberian ASI terus dilakukan, ketika sembuh dari diare, anak tidak akan terancam kekurangan gizi Widjaja M.C, 2002. Pemberian ASI pada bayi dan anak harus tetap dilanjutkan dengan pemberian makanan selama tahap rehidrasi World Gastroenterology Organization Global Guidline,2012.

Dokumen yang terkait

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015.

0 2 167

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PENATALAKSANAAN PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI INSTALASI RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING PERIODE JANUARI-JUNI 2015

8 57 111

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2015 Identifikasi Drug Related Problems (Drps) Potensial Pada Pasien Asma Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Tahun 2015.

1 6 19

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT Identifikasi Drug Related Problems (Drps) Potensial Pada Pasien Asma Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Tahun 2015.

0 3 14

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN GANGGUAN LAMBUNG DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT X TAHUN 2015 Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Gangguan Lambung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Ta

0 3 17

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN GANGGUAN LAMBUNG DI INSTALASI RAWAT Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Gangguan Lambung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2015.

0 2 12

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS “Y” Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

4 37 21

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

0 7 13

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP Idenifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RS "X" Tahun 2015.

1 9 19

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Idenifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RS "X" Tahun 2015.

0 3 13