Morfologi Granula Pati PENGARUH MODIFIKASI HMT PADA KARAKTERISTIK PATI

Hasil analisis proksimat ini berbeda dengan Watcharatewinkul 2009 yang menyatakan bahwa pati ganyong varietas Vietnam memiliki kadar air sekitar 15, dengan kandungan abu, protein, amilosa, dan kandungan lemak berturut-turut adalah 0.34, 0.065, 34, dan lemak yang tidak terdeteksi. Kandungan amilosa pati ganyong Ciamis sekitar 37.96, sedangkan kadar amilosa pati varietas Vietnam sekitar 34. Hal ini menunjukan bahwa komposisi kimia pati bergantung pada varietas atau sumber patinya. Pati ganyong alami varietas Ciamis memiliki granula berbentuk oval dengan ukuran yang tidak seragam. Rata-rata granula patinya berukuran sekitar 24.87 µm dengan kadar pati sekitar 71.89. Pengukuran pH pada sampel menunjukkan bahwa pati ganyong memiliki pH netral yaitu sekitar 6.5 - 7. Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas mikroorganisme pembentuk asam pada sampel pati yang digunakan sehingga tidak memerlukan tindakan lanjutan seperti proses pencucian. Modifikasi yang dilakukan dengan banyak kombinasi perlakuan akan menghasilkan pati termodifikasi dengan karakteristik yang berbeda dengan pati alaminya maupun antar perlakuan. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi akibat proses HMT dilakukan beberapa pengujian profil pati modifikasi.

1. Morfologi Granula Pati

Pengamatan melalui mikroskop polarisasi menunjukkan bahwa baik pati alami maupun pati hasil modifikasi berbentuk sama yaitu oval-lonjong. Hal ini menunjukkan bahwa proses HMT tidak mengubah bentuk granula pati. Namun, pati HMT mempunyai ukuran granula lebih besar dibandingkan pati alaminya. Pati alami memiliki ukuran granula rata-rata 24.87 µm, sedangkan pati modifikasi HMT rata-rata berukuran 22.7 - 38.9 µm. Ukuran granula pati meningkat seiring dengan meningkatnya kadar air pati. Perubahan ukuran granula selama proses modifikasi disebabkan karena adanya imbibisi air ke dalam granula akibat ditingkatkannya kadar air awal pati yang dimodifikasi. Pati ganyong dengan kadar air 20 dan 25 yang mengalami modifikasi pada suhu 100 C dan 110 C, tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau perubahan visualisasi dari pati alaminya. Pati tersebut masih menunjukkan sifat birefringent dan pendaran warna biru-kuning yang menjadi ciri khas pati alami, meskipun intensitasnya melemah pada pati dengan kadar air 25. Hal yang berbeda terjadi pada pati yang dimodifikasi dengan kadar air 30. Sebagian dari granula patinya telah kehilangan sifat birefringent dan mengalami kerusakan granula karena terjadi proses gelatinisasi akibat kadar air yang berlebih. Secara umum, berdasarkan data ukuran rata-rata granula pada Lampiran 1 pati hasil modifikasi akan meningkat seiring dengan meningkatnya kadar air dan lama waktu modifikasinya. Namun, pati ganyong alami yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ukuran yang tidak seragam. Ketidakhomogenan ini dapat memberikan pengaruh yang berbeda pada perlakuan yang diterapkan. Kondisi ini juga berdampak pada ukuran granula pati hasil modifikasi yang menjadi tidak homogen. Oleh karena itu, ukuran granula pati hasil modifikasi sangat sulit dijadikan parameter untuk menunjukkan perubahan yang terjadi akibat proses modifikasi. Gambar granula pati alami dan hasil modifikasinya disajikan dalam Lampiran 7.

2. Kemampuan Pengembangan Granula Pati Swelling Power