Lain-lain 26,95
25,30 -6,14
0,07 0,06
-14,29
Jumlah 25.087,29
28.742,72 14,57
6,26 7,15
14,22
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2010
Berdasarkan Tabel 3, tingkat produksi ikan lele tiap tahun di Kabupaten Bogor pada tahun 2008-2009 mengalami peningkatan yang sangat pesat sebesar
87,95 persen dari 9.744,8 ton pada tahun 2008 menjadi 18.315,02 ton pada tahun 2009. Hal tersebut menunjukkan bahwa ikan lele merupakan komoditas perikanan
yang sangat potensial untuk dikembangkan karena berpotensi mendatangkan keuntungan ekonomis jika dikelola dengan baik. Sedangkan untuk keseluruhan
produksi ikan air tawar di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan sebesar 14,57 persen dari tahun 2008 sampai tahun 2009.
Ikan lele Clarias sp merupakan jenis ikan konsumsi yang memiliki prospek menjanjikan untuk dikembangkan karena ikan lele adalah salah satu
komoditas perikanan budidaya unggulan yang dikembangkan secara intensif di perairan darat. Adapun kelebihan ikan lele sebagai komoditas perikanan budidaya
diantaranya lele dapat dipijahkan sepanjang tahun, pertumbuhan lele cepat, dapat hidup pada lingkungan yang kotor dan sedikit oksigen, dan dapat diberikan pakan
tambahan bermacam-macam Agriminakultura, 2008. Berbagai kondisi yang dihadapi seperti penyakit, cuaca dan iklim,
mahalnya harga bahan baku, kurangnya modal serta karyawan yang kurang terampil secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh juga terhadap
kelangsungan usaha ikan lele. Usaha pembesaran ikan lele memerlukan langkah- langkah strategis, agar dapat mengembangkan usaha dalam menghadapi kondisi
lingkungan, sehingga dapat mencapai kesejahteraan bagi pembudidaya ikan lele di Gunung Sindur khususnya CV. Jumbo Bintang Lestari
Jika faktor-faktor internal maupun eksternal yang menghambat atau mengancam produksi atau pengembangan usaha pembesaran ikan lele dapat
diketahui dan dikaji, maka akan dengan mudah menentukan strategi yang dapat diambil untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
1.2. Perumusan Masalah
Keanekaragaman jenis ikan memberi peluang besar dalam kegiatan budidaya perikanan air tawar, baik usaha perikanan tangkap maupun perairan
umum waduk, danau, sungai, dan rawa serta usaha budidaya ikan di kolam, keramba, dan jaring apung. Usaha budidaya ikan telah berkembang menjadi salah
satu sumber lapangan kerja, sumber pendapatan, dan sumber pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Salah satu usaha budidaya ikan yang
saat ini semakin berkembang dan dikenal masyarakat luas adalah usaha budidaya ikan lele.
CV. Jumbo Bintang Lestari merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam budidaya ikan lele khususnya pada bidang pembesaran.
Perusahaan yang berlokasi di daerah Gunung Sindur, Kabupaten Bogor ini memiliki 100 buah kolam pembesaran dan mampu memproduksi ikan lele
sebanyak empat sampai lima ton per hari Tabel 4.
Tabel 4 . Data Produksi Ikan lele per Hari di CV Jumbo Bintang Periode Agustus-
November 2010
No Periode
Produksi Kilogram 1
Agustus 5.571,63
2 September
4.697,05 3
Oktober 4.303,55
4 November
3.802,32 Rata-rata
4.593,64
Sumber: CV Jumbo Bintang 2010
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata produksi lele perusahaan sebesar 4,5 ton per hari. Adapun permintaan terhadap ikan lele di
kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi JABODETABEK sebesar 150 ton per hari
4
. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan perusahaan baru dapat memenuhi permintaan pasar sebesar 3,33 persen. Jika
melihat angka tersebut, seakan perusahaan ini merupakan perusahaan kecil karena baru dapat memenuhi permintaan konsumen sebesar 3,33 persen saja. Namun
sebetulnya perusahaan memiliki peluang yang sangat besar untuk terus melakukan ekspansi pasar dengan terus meningkatkan produksi agar pasokan ke pasar terus
meningkat. Apabila dibandingkan dengan produksi ikan lele di Bogor per hari
4
Tempo Interaktif. 2009. Bisnis Budidaya Ikan Air Tawar. www.tempointeraktif.com
. Diakses pada tanggal 1Desember 2010.
pada tahun 2009 yang mencapai 50,17 ton, maka perusahaan memiliki pangsa kurang lebih sebesar 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pasar ikan lele
domestik masih sangat terbuka lebar untuk diambil manfaatnya terutama untuk bisnis pembesaran.
Awalnya perusahaan ini berkonsentrasi pada dua lini usaha yaitu pembenihan dan pembesaran. Namun seiring perkembangan pasar dan kondisi
usaha, perusahaan memutuskan untuk fokus kepada usaha pembesaran karena dianggap lebih menguntungkan dibandingkan usaha pembenihan.
Usaha pembesaran lele tidak terlepas dari adanya pengaruh perekonomian nasional seperti kenaikan BBM Bahan Bakar Minyak dan TDL Tarif Dasar
Listrik yang berimbas secara tidak langsung dengan kenaikan harga bahan baku pakan, sehingga untuk menunjang peningkatan kualitas produk ikan lele menjadi
lebih sulit. Begitu pula dengan cuaca dan iklim yang anomali atau tidak menentu sehingga membuat ikan lele mudah mengalami stress bahkan rentan terkena
penyakit. Meskipun demikian, setiap hambatan maupun ancaman yang ada harus
ditinjau kembali dengan mengukur kekuatan dan peluang yang ada sehingga dapat dirumuskan langkah strategis yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki. Identifikasi faktor-faktor internal maupun eksternal yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perlu dilakukan guna memetakan
formulasi strategi dalam mengembangkan usaha pembesaran ikan lele dengan konsep SWOT dan menentukan prioritas strategi dalam QSPM.
Beberapa permasalahan yang akan di analisis dalam penelitian ini adalah: 1.
Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha ikan lele di
CV. Jumbo Bintang Lestari ? 2.
Bagaimana alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat untuk diterapkan oleh CV. Jumbo Bintang Lestari ?
3. Prioritas strategi seperti apa yang tepat bagi CV. Jumbo Bintang Lestari
dalam mengembangkan usahanya di masa yang akan datang?
1.3. Tujuan Penelitian