Latar Belakang ZAKARIA ANSHARI H34086042

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan sehingga sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan. Hal ini mengakibatkan laut memiliki potensi yang sangat besar sebagai salah satu sumber mata pencaharian masyarakat. Berbagai jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti udang, tuna, cakalang, ubur-ubur, kepiting, dan ikan hias sangat mudah diperoleh di perairan Indonesia 1 . Selain di laut, Indonesia juga memiliki kekayaan perikanan di perairan air tawar. Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang semakin berkembang dan diminati masyarakat sebagai salah satu sumber penghasilan. Subsektor perikanan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi perikanan tangkap Indonesia diperkirakan mencapai 6,4 juta ton per tahun, sementara yang sudah dimanfaatkan sebesar 4,4 juta ton per tahun atau sekitar 70 persen dari keseluruhan potensi perikanan tangkap. Sedangkan potensi perikanan budidaya di Indonesia mencapai 15,95 juta hektar. Potensi perikanan budidaya ini terdiri atas potensi budidaya air tawar sebesar 2,23 juta hektar, potensi budidaya air payau 1,22 juta hektar, dan potensi budidaya laut sebesar 12,44 juta hektar. Pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan budidaya saat ini baru sekitar 10,1 persen untuk budidaya air tawar, 40 persen untuk budidaya air payau, dan 0,01 persen untuk budidaya laut. Total produksi perikanan budidaya nasional saat ini baru mencapai sekitar 1,6 juta ton per tahun. Kegiatan budidaya ikan di Indonesia dapat dilakukan sepanjang tahun. Hal ini disebabkan kondisi perairan di indonesia beriklim tropis 2 . Kegiatan budidaya di subsektor perikanan selama ini lebih banyak dilakukan oleh pembudidaya dengan skala usaha kecil yang umumnya memiliki akses dan pengetahuan yang terbatas terhadap manajemen usaha, pasar, dan permodalan. Jika dilihat dari potensi yang dimilikinya, subsektor perikanan dapat 1 Tribun Timur. 2007. Konsumsi Ikan Menjamin Sehat dan Cerdas. http:www.tribun- timur.com . Diakses pada tanggal 12 November 2010. 2 Departemen Kelautan dan Perikanan. Indonesia dan Negara Asia. www.dkp.go.id . Update Data Perikanan. Diakses pada tanggal 12 November 2010 dijadikan salah satu sumber penggerak perekonomian nasional dalam rangka pemerataan pembangunan. Permintaan terhadap ikan dan produk perikanan lainnya dalam sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan, terutama setelah munculnya wabah penyakit sapi gila, flu burung, serta penyakit kuku dan mulut yang menyerang hewan ternak khususnya sapi. Selain itu, saat ini sedang terjadi perubahan kecenderungan konsumsi masyarakat yang semakin menggemari ikan sebagai salah satu sumber pemenuhan kebutuhan protein. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap ikan dari tahun 2004 sampai tahun 2009 Tabel 1. Tabel 1 . Perkembangan Konsumsi Ikan per Kapita Masyarakat Bogor Tahun 2004-2009. Tahun Konsumsi Kilogram per kapita Perubahan 2004 17,30 - 2005 17,73 2,49 2006 18,24 2,88 2007 18,80 3,07 2008 19,18 2,02 2009 19,36 0,91 Rata-rata 18,40 1,90 Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2010 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat konsumsi ikan per kapita masyarakat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata peningkatan sebesar 1,9 persen per tahun. Hal tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah dalam mensosialisasikan program Gerakan Makan Ikan Gemarikan dan pembentukan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional Forikan 3 . Ikan merupakan salah satu jenis lauk pauk yang dapat dikategorikan makanan empat sehat lima sempurna. Daging ikan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan daging lainnya, seperti daging ayam dan daging 3 Tempo Interaktif. 2009. Penduduk Yogya Kekurangan Ikan Lele. www.tempointeraktif.com . Diakses pada tanggal 12 November 2010. sapi. Perbandingan nilai gizi yang terkandung dalam berbagai sumber protein hewani selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 . Perbandingan Zat Gizi pada Beberapa Sumber Protein Hewani. Unsur Gizi Lele Mas Kembung Udang Tawes Betok Sapi Ayam Air gram 75,10 80,00 76,00 78,50 82,00 75,00 66,00 63,30 Protein gram 37,00 16,00 22,00 18,10 9,70 17,50 18,00 18,20 Lemak gram 4,80 2,00 1,00 0,10 5,10 5,00 14,00 25,00 Sumber: Departemen Kelautan dan Perikanan 2003 Berdasarkan Tabel 2, ikan lele memiliki kandungan gizi yang paling baik dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Daging ikan lele mengandung protein yang berkualitas tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya dan hewan ternak seperti ayam maupun sapi. Protein yang terkandung pada ikan lele sangat baik karena tersusun dari asam-asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan. Selain itu, protein ikan amat mudah dicerna dan diabsorbsi tubuh DKP, 2003. Ikan pada umumnya termasuk lele sering disebut juga sebagai makanan yang dapat meningkatkan kecerdasan karena mengandung lemak omega-3 yang berfungsi sebagai asam lemak otak yang terutama berperan dalam proses tumbuh kembang otak janin. Salah satu sentra produksi ikan air tawar termasuk ikan lele adalah Kabupaten Bogor. Jumlah produksi ikan konsumsi air tawar di Kabupaten Bogor tahun 2008-2009 cenderung meningkat setiap tahun Tabel 3. Tabel 3 . Produksi Ikan Air Tawar di Kabupaten Bogor Tahun 2008-2009. Jenis Ikan Produksi per Tahun Ton per Tahun Produksi per Hari Ton Perubahan per Hari 2008 2009 2008 2009 Lele 9.744,80 18.315,02 87,95 26,70 50,17 87,90 Mas 8.124,35 3.859,62 -52,49 22.30 10,57 -52,60 Gurame 1.854,82 1.946,43 4,94 5,10 5,33 4,51 Nila 3.494,96 1.842,17 -47,29 9,60 5,04 -47,50 Bawal 904,91 2.026,14 123,91 2,50 5,55 122,00 Patin 571,76 584,84 2,29 1,57 1,60 2,00 Tawes 278,80 75,76 -72,83 0,80 0,20 -75,00 Tambakan 48,50 33,67 -30,58 0,13 0,09 -30,76 Mujair 29,21 31,68 8,46 0,08 0,09 12,50 Nilem 8,23 2,10 -74,46 0,02 0,01 -50,00 Lain-lain 26,95 25,30 -6,14 0,07 0,06 -14,29 Jumlah 25.087,29 28.742,72 14,57 6,26 7,15 14,22 Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2010 Berdasarkan Tabel 3, tingkat produksi ikan lele tiap tahun di Kabupaten Bogor pada tahun 2008-2009 mengalami peningkatan yang sangat pesat sebesar 87,95 persen dari 9.744,8 ton pada tahun 2008 menjadi 18.315,02 ton pada tahun 2009. Hal tersebut menunjukkan bahwa ikan lele merupakan komoditas perikanan yang sangat potensial untuk dikembangkan karena berpotensi mendatangkan keuntungan ekonomis jika dikelola dengan baik. Sedangkan untuk keseluruhan produksi ikan air tawar di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan sebesar 14,57 persen dari tahun 2008 sampai tahun 2009. Ikan lele Clarias sp merupakan jenis ikan konsumsi yang memiliki prospek menjanjikan untuk dikembangkan karena ikan lele adalah salah satu komoditas perikanan budidaya unggulan yang dikembangkan secara intensif di perairan darat. Adapun kelebihan ikan lele sebagai komoditas perikanan budidaya diantaranya lele dapat dipijahkan sepanjang tahun, pertumbuhan lele cepat, dapat hidup pada lingkungan yang kotor dan sedikit oksigen, dan dapat diberikan pakan tambahan bermacam-macam Agriminakultura, 2008. Berbagai kondisi yang dihadapi seperti penyakit, cuaca dan iklim, mahalnya harga bahan baku, kurangnya modal serta karyawan yang kurang terampil secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh juga terhadap kelangsungan usaha ikan lele. Usaha pembesaran ikan lele memerlukan langkah- langkah strategis, agar dapat mengembangkan usaha dalam menghadapi kondisi lingkungan, sehingga dapat mencapai kesejahteraan bagi pembudidaya ikan lele di Gunung Sindur khususnya CV. Jumbo Bintang Lestari Jika faktor-faktor internal maupun eksternal yang menghambat atau mengancam produksi atau pengembangan usaha pembesaran ikan lele dapat diketahui dan dikaji, maka akan dengan mudah menentukan strategi yang dapat diambil untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

1.2. Perumusan Masalah