Nilai Amabang Batas Kebisingan NAB Pengendalian Kebisingan

analyzer, dan narrow band noise. Namun kebanyakan pengukuran kebisingan kebanyakan menggunakan Sound Lavel Meter dan Octave Band Analyzer. a. Sound lavel meter SLM Sound lavel meter adalah alat utama dalam pengukuran kebisingan. alat ini mengukur kebisingan diantara 30-130 dB dan dari frekuensi 20-20.000 Hz. b. Octave Band AnalyzerOBA Octave Band Analyzer adalah alat untuk menganalisis frekuensi terhadap suatu kebisingan yang memiliki sejumlah saringan filter berdasarkan oktaf. Jika spektrumnya sangat curam dan kandungan frekuensinya berbeda banyak, dapat dipakai skala 13 oktaf. Untuk filter oktaf disukai frekuensi- frekuensi tengah 31,5; 63; 125; 250; 500; 1000; 2000; 4000; 8000; 16.000; dan 31.500 Hz Suma’mur, 2009.

4. Nilai Amabang Batas Kebisingan NAB

Nilai ambang batas NAB kebisingan sebagai faktor bahaya di tempat kerja adalah standar sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 delapan jam sehari dan 5 lima hari kerja seminggu atau 40 jam seminggu. Sebagaimana telah dinyatakan dalam Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia 2011 nomor 13 tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja dan merupakan Standar Nasional Indonesia SNI 16-7063-2004 yaitu 85 dB.

5. Pengendalian Kebisingan

a. Eliminasi Elimination Eliminasi merupakan suatu pengendalian risiko yang bersifat permanen dan harus dicoba untuk diterapakan sebagai perioritas utama Setyorini, 2010. Pengendalian eleminasi harus dilakukan untuk dapat mengurangi kebisingan serendah mungkin untuk mencegah atau meminimalisasi seluruh risiko baik kesehatan maupun keselamatan yang timbul akibat pajanan kebisingan Shofwati, 2009. Pengalaman membuktikan bahwa modifikasi mesin yang telah beroperasi dan juga bangunan yang telah jadi untuk maksud pengurangan tingkat kebisingan sangat mahal biayanya dan hasilnya kurang efektif. Maka dari itu perencanaan sejak semula dengan perhatian yang memadai dalam pengendalian kebisingan merupakan upaya paling utama dan akan berhasil baik Suma’mur, 2009. b. Subsitusi substitution Pengendalian ini dimaksudkan untuk mengganti bahan-bahan dan peralatan yang lebih berbahaya dengan bahan-bahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau lebih aman, sehingga pemaparannya selalu dalam batas yang masih dapat diterima Setyorini, 2010. Adapun mesin-mesin yang sudah lama beroperasi pada perusahaan semestinya dapat diganti dengan mesin yang baru dengan tingkat kebisingan mesin yang lebih rendah dari pada mesin yang lama. c. Rekayasa Teknik Engineering Control Pengurangan kebisingan pada sumbernya dapat dilakukan misalnya dengan menempatkan peredam, tatapi umumnya hal itu dapat dilakukan dengan melakukan riset dan membuat perencanaan mesin atau peralatan kerja baru. Membuat disain dan memproduksi mesin baru dengan standar intensitas kebisingan yang lebih baik sangat tergantung pada permintaan para usahawan sebagai pengguna mesin terebut kepada pabrik produsennya dengan memintakan persyaratan kebisingan terhadap mesin serupa yang telah digunakan Suma’mur, 2009. d. Isolasi Isolation Isolasi tenaga kerja atau mesin atau unit operasi adalah upaya segera dan baik dalam upaya mengurangi kebisingan. untuk itu perencaaan harus matang dan material yang dipakai untuk isolasi harus mampu menyerap suara. Penutup atau pintu ke ruang isolasi harus mempunyai bobot yang cukup berat, menutup pas lobang yang ditutupnya dan lapisan dalamnya terbuat dari bahan yang menyerap suara agar tidak terjadi getaran yang lebih hebat sehingga merupakan sumber kebisingan Suma’mur, 2009. e. Pengendalian administrasi Administratif Control Pengendalian administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpajan potensi bahaya Setyorini, 2010. Berikut ini adalah tindakan pengendalian kebisingan secara administrasi di tempat kerja : a Rotasi kerja Rotasi kerja melibatkan perubahan tugas atau pekerjaannya yang dilakukan oleh pekerja sehingga mereka tidak berisiko terpajan kebisingan tinggi. Untuk intensitas kebisingan yang melebihi NAB nya telah ada standar waktu pajanan yang diperkenankan sehingga masalahnya adalah pelaksanaan dari pengaturan waktu kerja sehingga memenuhi ketentuan tersebut. Tabel 2.3 Intensitas Kebisingan Dan Waktu Pajanan Intensitas kebisingan dalam dB Waktu Pajanan 85 8 jam 88 4 jam 91 2 jam 94 1 jam 97 30 menit 100 15 menit 103 7,5 menit 106 3,75 menit 109 1.88 menit 112 0.94 menit 115 28.12 detik 118 14.06 detik 121 7.03 detik 124 3.52 detik 127 1.76 detik 130 0.88 detik 133 0.44 detik 136 0.22 detik 139 0.11 detik 140 0detik. catatan : walaupun sesaat tidak boleh terpajan. Sumber Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2011 Pengendalian pada penerima pengendalian administratif, yaitu dengan merubah jadwal produksi, mengatur waktu bekerja mesin, merotasi petugas, memindahkan tenaga kerja ke lokasi kerja dengan bising yang lebih rendah dan pemakaian alat pelindung telinga Suma’mur, 2009. b Program Pemeliharaan Peralatan Penurunan kebisingan mesin hingga 10 dB dapat dicapai dengan cara pemeliharaan peralatan. Penurunan kebisingan lebih besar dapat dicapai tergantung pada tipe mesin dan peralatan. Program pemeliharaan harus menyertakan modifikasi dan atau tambahan, misalnya noise mufflers, vibration isolators, duct silencers. Tingkat kebisingan dapat meningkat karena kurangnya pemeliharaan, perubahan pengaturan mesin atau operasional mesin Shofwati, 2009. c Program Buy Quiet Kesempatan untuk melakukan program “Buy Quiet” timbul ketika: a Rencana sedang dibuat untuk bangunan dan pengaturan tempat kerja. b Perluasan atau Refurbishment tempat kerja sedang dipertimbangkan. c Pabrik dan peralatan baru akan dibeli. Produksi dan penanganan material yang tenang harus dipertimbangkan ketika pabrik atau peralatan baru akan dibeli. Calon pemasok harus diminta untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tingkat kebisingan yang diharapkan dari operasional pabrik, serta kemungkinan untuk mengurangi kebisingan disamping pengurangan biaya. Tingkat kebisingan maksimum yang dapat diterima untuk pabrik dan peralatan seharusnya dijelaskan dalam dokumen tender. Tingkat kebisingan dari peralatan baru sedapat mungkin tidak meningkatkan tingkat kebisingan di tempat kerja. pengendalian lainnya yang dapat diterapkan adalah area perlindungan pendengaran Hearing Protection Areas, inspeksi dan pemeliharaan, informasi dan pelatihan Shofwati, 2009. f. Alat Pelindung Telinga Hear Protective Equipment Tutup telinga ear muff biasanya lebih efektif dari pada sumbat telinga ear plug dan dapat lebih besar menurunkan intensitas kebisingan yang sampai ke saraf pendengar. Alat perlindungan diri tutup atau sumbat telinga harus diseleksi, sehingga di pilih yang tepat ukurannya bagi pemakainya. Alat- alat ini dapat mengurangi intensitas kebisingan sekitar 10-25 dB, dengan memakai tutup atau sumbat telinga perbaikan cara komunikasi harus diperbaiki sebgai akibat teredamnya intensitas suara pembicaraan yang masuk ke dalam telinga. Problematik utama pemakaian alat proteksi pelindung pendengaran adalah mendidik tenaga kerja agar konsisten patuh menggunakannya. Suma’mur, 2009

B. Noise Induced Hearing Loss NIHL