b. Nyaman dipakai. Para pekerja tidak akan mau menggunakan APT
apabila alat tersebut tidak nyaman dipakai. c.
Penyuluhan khusus, terutama tentang cara pemakaian dan perawatan alat tersebut. APT harus tersedia di tempat kerja tanpa
harus membebani pekerja dari segi biaya. Atau dengan kata lain, perusahaan harus menyediakan APT-APT ini.
5. Pemantauan Audiometer
Pemantauan audiometri
merupakan kegiatan
pengukuran kemampuan mendengar dengan pemeriksaan audiometer. Menurut NIOSH
bahwa dalam elemen evaluasi audiometer dapat dilakukan dengan indikator sebagai berikut :
1 Pre- employment, yaitu pemeriksaan audiometri kepada pekerja disaat
pertama berkerja disuatu perusahaan. 2
Penempatan karyawan ke tempat bising, yaitu pekerja dilakukan tes audiometri bilamana di tempat kerja terdapat bising.
3 Saat pindah tugas keluar dari tempat bising saat pensiunpurna tugas,
pemeriksaan audiometri ini dilakukan oleh perusahaan terhadap pekerja bilamana pekerja sudah memasuki masa pensiun atau pindah dari
pekerjaan dengan kebisingan yang tinggi kebagian dengan kebisingan yang normal.
4 Data jelas, tingkatsingkat, lengkap dan terjadwalterdapat tanggalnya
pelaksanaannya. 5
Adanya tindakan lebih lanjut dari dokumen audiometri.
6 Adanya perbandingan hasil tes pekerja sebagai baseline data untuk
identifikasi keseuaian NAB dengan standar 7
Hasil tes audiometri secara keseluruhan dikomunikasikan kepada para pengawas dan manajer dan begitupula engan pekerja sendiri.
Menurut OSHA Dalam elemen Pemantauan Audiometri ini terdapat pelaksanaan tes audiometri, dilakukan terhadap tenaga kerja secara rutin,
berkala dan khusus misalnya pada tenaga kerja yang berisiko tinggi, dan juga kepada calon tenaga kerja untuk menyeleksi konsisi pendengaran yang
akan disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan serta menindaklanjuti bila ditemukan adanya penurunan ambang dengar oleh pekerja. Adapun
indikator untuk mengetahui elemen pemantau audiometri dilakukan diantaranya :
1 Melakukan pelatihan bagi petugas pemantauan audiometri
2 Adanya sertifikasi bagi petugas pemantauan audiometri
3 Adanya pengawasan petugas pemantauan adiometri secara professional
4 Pemilihan peralatan tes audiometri yang sesuai
5 Kalibrasi peralatan tes audiometri
6 Pemilihan tempat atau area yang tepat untuk pelaksanaan tes audiometri
7 Mendokumentasikan hasil pengujian background noise pada area
pemeriksaan tes audiometri sesuai dengan kriteria yang berlaku 8
Adanya jadwal pelaksanaan pemeriksaan audiometri 9
Memastikan partisipasi semua pekerja terlibat dalam HLPP mengikuti program audiometri secara berkala
10 Mencatat kuesioner pajanan kebisingan, kondisi kesehatan pekerja, dan
riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pekerja 11
Melaksanakan inspeksi atau pemeriksaan otoscopic 12
Review hasil audiogram secara professional dan berkala 13
Mengkomunikasikan kepada pekerja 14
Rekomendasi tindak lanjut berdasarkan hasil review audiogram 15
Adanya konseling kepada kepada pekerja dengan temuan hasil audiogram
16 Pelaksanaan orang yang mereview audiogram secara professional
sesuai dengan kriteria yang berlaku 17
Adanya perencanaan untuk tindakan follow up pekerja 18
Melaksanakan rekomendasi yang dibuat oleh petugas yang berwewenang
19 Mendokumentasikan kegiatan dan data-data audiometri, review dan
tindak lanjut. Berdasarkan pedoman HLPP yang dikeluarkan oleh Direktorat
Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan 2006 dalam Pujiriani 2008 elemen audiometri bahwa :
a Pre employmentpreplacementBaseline, bagi para karyawan yang
baru mulai bekerja di tempat bising. b
Annualmonitoring, yaitu pemeriksaan berkala bagi para pekerja yang terpajan bising lebih dari nilai ambang batas.
c Exit, bagi pekerja yang pindahkeluar dari tempat kerja yang bising,
dan saat pensiun purnatugas.
6. Pencacatan dan pelaporan