Alat pelindung telinga APT

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pernyataan informan bahwa pekerja yang ditransfer ke bagian lain dilihat dari hasil medical check up. Hal ini Semestinya pekerja dengan keluhan pendengaran melakukan tes audiometri, agar mengetahui pekerja mengalami penurunan daya dengar yang diakibatkan dari bising di area kerja.Pernyataan ini didukung oleh Roestam 2004 bahwa diantara upaya yang dilakukan dalam pengendalian kebisingan adalah dengan dilakukannya transfer pekerja dengan keluhan pendengaran berdasarkan hasil tes audiometri pekerja. Oleh karena itu pekerja yang mengalami keluhan pendengaran segara melakukan pemeriksaan serta dapat di tindak lanjuti oleh perusahaan sesuai dengan hasil pemeriksaannya. Dengan demikian, indikator yang belum terdapat dalam instruksi program pengendalian bising sebaiknya dapat dimasukkan kedalam instruksi kerja pengendalian bising perusahaan selanjutnya.

3. Alat pelindung telinga APT

Alat Pelindung Telinga APT merupakan alat yang dapat memberikan perlindungan dari potensi bising. Pelindung telinga dipakai di area kerja dengan potensi kebisingan tinggi, bahkan setelah pengendalian teknik dan administratif dilakukan Tana, 1998. Berdasarkan pelaksanaan elemen indikator APT terbagi atas penggunaan APT dan Penggantian APT. Penggunaan APT merupakan instruksi dalam pemakaian earplug earmuff bagi seseorang yang sedang berada di area kerja bising. Sedangkan penggantian APT merupakan instruksi untuk mengganti earplug earmuff bila rusak atau tidak aman digunakan. Diketahui bahwa indikator penggunaan APT diperusahaan hanya pada jenis alat pelindung telinga yang di instruksikan kepada pekerja untuk memakai di area bising. Berdasarkan hasil penelitian, APT yang disediakan di PT. Pindad berupa penyumbat telinga ear plug dan penutup telinga ear muff. Jenis plug yang digunakan adalah triple-flarge dengan NRR Noise Reduction Rating atau kemampuan untuk mereduksi sebesar 21 dB serta disposable-plug dengan NRR sebesar 32 dB. Menurut Anizar 2009 dalam Hutabarat 2012 bahwa earplug dapat mereduksi bising 25-30 dBA dengan NRR efektif 25, sedangkan earmuff dapat mereduksi bising 30-40 dBA dengan NRR efektif 50. Menurut Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan 2006 dalam Pujiriani 2008 bahwa alat pelindung telinga yang biasanya dipakai antara lain,sumbat telinga earplug, alat ini dimasukkan ke dalam liang telinga sampai menutup rapat sehingga dapat mengurangi bising sampai 30 dBA,kemudian tutup telinga earmuff yaitu alat yang dapat menutupi seluruh telinga dan dapat mengurangi bising sebesar 40- 50 dBA, kemudian Helm enclosure APT jenis ini dapat menutupi seluruh kepala dan digunakan untuk mengurangi bising maksimum 35-50 dBA. Hal ini sejalan dengan Fajar 2011 bahwa penggunaan APT yaitu seperti ear plug, ear canal caps, dan ear muff untuk digunakan tenaga kerja dan memberikan pelatihan cara penggunaan yang baik dan efektif. Menurut Chairani 2004 bahwa berdasarkan tipe-tipe APT yang digunakan pekerja bahwa masing-masing tipe tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan dilihat dari aktivitas pekerja. Menurut NIOSH, 1999 bahwa terdapat beberapa jenis alat pelindung telinga yaitu sumbat telinga earplugs, tutup telinga earmuff, Helmetenclosure yang dapat mengurangi bising maksimum 35 dBA. Dengan demikian jenis APT yang terdapat di perusahaan dapat mereduksi kebisingan yang diterima pekerja. Indikator selanjutnya adalah penggantian APT yang terdapat pada instruksi pengendalian bising yang dilakukan perusahaan. Diketahui bahwa penggantian APT yang di instruksikan bila adanya pekerja yang melapor ke kepala departemen bahwa APT yang digunakan sudah tidak layak pakai. Namun pemeriksaan APT secara periodik belum dilakukan, sedangkan yang dilakukan sebatas pengawasan dalam penggunaan APT itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pemeriksaan APT secara periodik dalam hal pemakaian, cacattidak sempurna bahkan adanya pergantian bila diperlukan belum dilakukan. Peneliti tidak menemukan adanya dokumen terkait dengan pemeriksaan secara periodik dalam hal pemakaian, dan juga berdasarkan pernyataan informan bahwa pemeriksaan secara periodik tidak ada. Adapun pergantian yang dilakukan perusahaan setahun sekali. Menurut NIOSH 1999 bahwa pelaksanaan pengawasan APT diantaranya pemeriksaan APT secara priodik. Pengawasan secara periodik ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana kondisi dari APT yang digunakan oleh pekerja. Bila terdapat kerusakan atau sudah tidak layak dipakai maka akan penggantian oleh perusahaan. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan melakukan pengawasan secara periodik dalam hal dalam hal pemakaian, cacat tidak sempurna. Agar kemampuan reduksi APT dapat bekerja dengan baik untuk melindungi telinga pekerja dari bising tinggi. Menurut NIOSH 1999 dalam program pengendalian kebisingan bahwa elemen APT tidak hanya berdasarkan penggunaan dan penggantian APT, namun terdapat indikator lain yaitu kecocokan APT, kenyamanan APT, tersedianya APT, APT digunakan pekerja, monitoring dampak pemakaian APT, dan pengawasan dalam penggunaan APT. Indikator yang pertama yaitu kecocokan APT. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kecocokan dalam pemakaian APT masih belum terlaksana. Menurut Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan 2006 bahwa penggunaan APT dipengaruhi beberapa faktor agar pekerja memakai APT diantaranya adalah kecocokan APT yang dapat memberikan perlindungan apabila tidak dapat menutupi liang telinga dengan rapat. Menurut Jhon J Standart dalam buku Fundamental of Industrial Hygiene 5 th Edition, APT merupakan penghalang akustik yang dapat mengurangi jumlah energi suara yang melewati lubang telinga menuju ke reseptor di dalam telinga. Standart 2002 mengatakan bahwa penggunaan APT yang tidak cocok dalam memberikan perlindungan telinga pekerja akan mengakibatkan APT tidak dapat bekerja secara maksimal dalam meredam bising yang ditimbulkan di area kerja. Indikator selanjutnya adalah kenyamanan APT. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kenyamanan dalam menggunakan APT pada pekerja masih belum terlaksana. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya pernyataan informan mengenai kenyamanan dalam pemakaian APT bahwa pekerja tidak memakai APT dikarenakan sudah terbiasa dengan pajanan bising saat bekerja. Menurut penelitian yang dilakukan Syaff, kenyamanan akan timbul apabila seseorang membiasakan diri melakukan sesuatu hal Syaff, 2008. Sejalan dengan itu menurut NIOSH 1999 bahwa pelaksanaan APT diantaranya adalah kenyamanan dalam pemakaian APT. Hal ini sejalan dengan penelitian Sardewi 1998 bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi program HLPP tidak efektif adalah sikap pekerja terhadap pemakaian Alat Pelindung Telinga APT. Oleh karena itu, kenyamanan APT pada pekerja hendaknya selain memperhatikan aspek dari kebisingan yang diterima, tetapi juga dari lingkungan kerja. Lingkungan kerja sendiri merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan APT oleh manajemen Brueck, 2009. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa lingkungan kerja di PT Pindad memiliki karakteristik berdebu dan suhu yang panas. Menurut Brueck 2009, kondisi lingkungan yang panas dan berdebu dapat membuat earmuff sulit digunakan dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pekerja. Hal ini dipertegas dari hasil observasi lapangan dimana banyak pekerja yang tidak menggunakan APT. Ketika menggunakan earmuff di lingkungan yang panas, keringat dapat berkumpul di sekitar liang telinga sehingga dapat menyebabkan iritasi di telinga. Kenyamanan sendiri merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan APT demi mendorong suksesnya pemakaian APT oleh pekerja NIOSH, 1998. Pekerja mempercayai APT yang terbaik adalah salah satu yang dapat memberikan kenyamanan sehingga mereka ingin menggunakannya sepanjang waktu selama bekerja di area yang bising Gerges, 1999. Dengan demikian kenyamanan APT semestinya dimasukkan kedalan instruksi pengendalian bising, karena apabila kenyamanan APT diabaikan akan berdampak terhadap pekerja yang semakin banyak tidak memakai APT di area kerja bising. Indikator selanjutnya mengenai ketersediaan APT bagi pekerja dengan pajanan bising ≥85 dBA. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tersedianya APT bagi semua pekerja pekerja dengan bising ≥85 dBA yaitu sumbat telinga earplug dan tutup telinga earmuff. Sejalan dengan indikator sebelumnya dikatakan bahwa masing- masing APT memiliki tingkat mereduksi yang berbeda.Sumbat telinga earplug memiliki tingkat reduksi 21 dBA dan tutup telinga earmuff 32 dBA. Menurut NIOSH 1999 bahwa pelaksanaan APT diantaranya mencakup tersedianya APT bagi pekerja. Sejalan dengan itu menurut Hutabarat 2012 penggunaan APT dengan bekerja di kebisingan ≥85 dBA dapat melindungi pendengaran pekerja. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 14 butir c dikatakan pengurus pengusaha diwajibkan mengadakan secara cuma-cuma semua Alat Pelindung Diri APD termasuk di dalamnya Alat Pelindung Telinga APT yang diwajibkan pada tenaga kerja dibawah pimpinannya. Hal ini juga serupa dalam PERMENAKERTRANS NO.8VII2010 dalam pasal 2 ayat 1 yang mengatakan pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerjaburuh ditempat kerja. Indikator yang selanjutnya melihat penggunaan APT oleh pekerja pada saat terpajan bising 85dBA. Berdasarkan hasil penelitian bahwa APT telah disedikan oleh perusahaan namun belum digunakan oleh pekerja saat terpajan dengan bising ≥85 dBA. Semestinya pekerja dengan kebisingan ≥85 dBA menggunakan APT sebagai pelindung bagi pendengaran pekerja. Kesadaran pekerja dalam memakai APT yang telah disediakan oleh perusahaan masih kurang. Pekerja yang sudah terbiasa dengan pajanan bising yang diterima dianggap tidak menjadi masalah kalau tidak memakai APT. Hal ini sejalan pada penelitian Arini 2005, Iqbal 2014 bahwa rendahnya kesadaran pekerja tidak menggunakan APT. Dapat dikatakan bahwa kesadaran akan bahaya kebisingan yang diterima dengan tidak memakai APT masih kurang. Sebagaimana yang telah di atur dalam PERMENAKERTRANS No.08MENVII2010 pasal 6 ayat 1 dikatakan bahwa pekerjaburuh wajib memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko. Jelaslah bahwa pekerja wajib memakai APD dalam hal ini potensi kebisingan tinggi dengan memakai APT memberikan risiko gangguan kesehatan pendengaran bagi pekerja. Indikator selanjutnya yang membahas mengenai monitoring dampak pemakaian iritasi atau infeksi . Berdasarkan hasil penelitian bahwa monitoring dampak pemakaian APT belum dilakukan. informasi dari sumber penelitian bahwa pengawasan yang dilakukan perusahaan sebatas pengawasan dalam hal pemakaian dari APT pekerja. Menurut NIOSH 1999 bahwa pelaksanaan APT mencakup diantaranya mencakup monitoring dampak dari pemakaian APT pekerja. Semestinya perusahaan melakukan pemantauan dampak dari pemakaian APT terhadap pekerja, sehingga dapat mengetahui pekerja yang mengalami gangguan dari pemakaian APT tersebut. mesin dan tingkat kebisingan serta lingkungan kerja untuk itu perlu dilakukan pemantauan dampak dari pemakaian APT tersebut. Indikator selanjutnya adalah pengawasan dalam penggunaan APT. Penggunaan APT sejauh ini dianggap cukup dalam mengatasi bahaya pajanan bising yang diterima pekerja.. Perusahaan telah memberikan kontrol terhadap pemakaian APT dengan menerbitkan safety patrol. Menurut NIOSH 1999 bahwa pelaksanaan APT diantaranya perusahaan melakukan pengawasan terhadap penggantian APT. Meskipun pekerja setuju bahwa menggunakan APT merupakan suatu keharusan, faktanya mayoritas pekerja tidak menggunakan APT pada saat bekerja. Hal ini mungkin saja terjadi bila pekerja hanya memakai APT sebatas akan adanya pengawasan tersebut. oleh karena itu, untuk meningkatkan penggunaan APT sebaiknya perusahaan memperbaiki dan meningkatkan sistem pengawasan terkait penggunaan APT pada saat bekerja, dan untuk menumbuhkan motivasi, perusahaan dapat memberikan beberapa perlakukan seperti pemberian hukuman bagi pekerja yang tidak menggunakan APT pada saat bekerja dan pemberian penghargaan bagi pekerja yang secara taat memakai APT pada saat bekerja dan tidak dikarenakan adanya pengawasan dari perusahaan. Dengan demikian, indikator yang belum terdapat dalam instruksi APT diantaranya penggunaan dan penggantian APT, namun terdapat indikator lain yaitu kecocokan APT, kenyamanan APT, tersedianya APT, APT digunakan pekerja, monitoring dampak pemakaian APT, dan pengawasan dalam penggunaan APT dapat dimasukkan kedalam instruksi pengendalian bising perusahaan.

4. Pemantauan audiometri