Survei Kebisingan Hearing Loss Prevention Program HLPP

Departemen Kesehatan 2006 dalam Pujiriani 2008 mengemukakan elemen dari Hearing Loss Prevention Program HLPP sebagai berikut :

1. Survei Kebisingan

Monitoring papran bising merupakan pengukuran pajanan bising di lingkungan kerja dan pemantauan pajanan yang diterima oleh pekerja untuk mengidentifikasi area yang terdapat potensi bising melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan. NIOSH, 1999 dalam menentukan monitoring pajanan bising ini terdapat prinsip atau indikator untuk mengetahui terlaksananya monitoring ini sebagai berikut : a Sudah terdapat hasil pengukuran kebisingan. b Pengukuran kebisingan dilakukan secara rutin. c Pengukuran kebisingan dilakukan saat ada perubahan proses produksi. d Sudah tersedia Noise Mapping kontur pada lokasi dengan tingkat kebisingan yang tinggi. e Adanya penetapan pekerja yang terpajan pada dosis pajanan 0,5 atau 0,5-1. f Penggolongan pekerja dalam hal perioritas APT. g Tanaga pengukur yang telah bersertifikat h Penggunaan alat pengukuran yang telah dikalibrasi i Hasil pengukuran kebisingan dikomunikasikan kepada semua pihak yang berkepentingan, termasuk supervisor dan pengawas. Menurut OSHA dalam Berger 2003 elemen dari Survei Kebisingan Dan Analisis Data yang merupakan elemen pertama dari HLPP. Dalam elemen ini terdapat pengukuran pajanan bising di lingkungan kerja dan pemantauan pajanan yang diterima oleh pekerja untuk mengidentifikasi area yang terdapat potensi bising melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan. Pada kegiatan survei kebisingan dan analisis data ini terdapat beberapa indikator untuk mengetahui survei kebisingan telah dilakukan diantaranya : a Penentuan kriteria dalam mengidentifikasi dan jadwal kegiatan pemantauan untuk mengetahui pajanan bising b Mengkalibrasi alat yang digunakan untuk melakukan pemantauan area bising c Melakukan pengukuran bising di area kerja dan pekerja d Melakukan penghitungan dosis bising yang diterima pekerja e Membuat laporan dari perhitungan dosis bising yang diterima pekerja f Mendokumentasikan seluruh laporan hasil pengukuran baik kebisingan di area kerja dan pajanan bising yang diterima pekerja. Berdasarkan pedoman HLPP yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan 2006 dalam Pujiriani, 2008 elemen monitoring pajanan bising Noise SurveiMonitoring memiliki beberapa tujuan untuk mengetahui monitoring pajanan bising dilaksanakan, yaitu: a. Memperoleh informasi spesifik mengenai tingkat kebisingan yang ada pada setiap tempat kerja. b. Menetapkan kontrol bising teknis maupun administratif. c. Menetapkan tempat-tempat yangakan diharuskan menggunakan alat pelindung diri. d. Menetapkan pekerja yang harus menjalani pemeriksaan audiometri secara periodik. e. Menilai apakah perusahaan telah memenuhi persyaratan undang-undang yang berlaku. Dalam melakukan survei dan monitoring kebisingan, beberapa jenis survei yang dapat dilakukan adalah: a. Survei Kebisingan Dasar Survei kebisingan jenis ini dapat mengidentifikasi lokasi kerja dimanakebisingan tidak merupakan masalah atau berpotensi memberikan gangguan kepada para pekerja. b. Survei Kebisingan Detail Survei detail dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter SLM untuk menetapkan tingkat pemaparan rerata berbobot TLVTWA. Peralatan lain yang dapat digunakan pada survei kebisingan ini adalah Octave Band Analyzer dan Noise Dosimeter. Survei kebisingan harus dapat memberikan gambaran kebisingan noise map pada seluruh lokasi kerja. Noise mapping menggambarkan lantai kerja dimana dapat diketahui pembagian lokasi kerja berdasarkan kriteria keanggotaan HLPP dan perioritas pemakaian Alat Pelindung Telinga APT. Ringkasan tertulis hasil survei kebisingan harus disampaikan kepada pimpinan perusahaan dan kepala departemen terkait. Sementara hasil pengukuran dari tiap lokasi kerja harus diberitahukan kepada pekerja pada saat pelatihan dan juga diinformasikan melalui papan pengumuman atau di ruangan kerja Pujiriani, 2008.

2. Pendidikan dan motivasi