Hukuman Penghargaan Teori- Teori Perilaku

 Safety Profesional Safety profesional bertanggung jawab menyediakan bimbingan dan menjelaskan bimbingan dengan memberikan petunjuk metode yang tepat untuk melakukan inspeksi. Dengan menggunakan safety profesional dapat membantu melakukan pemeriksaan dan bertanggung jawab menjaga keberhasilan atau tidaknya program yang berhubungan dengan keselamatan dalam program pencegahan bahaya dan pengendalian bahaya.

7. Hukuman

Salah satu aspek yang mencakup teori model ABC dalam penelitian Irlianti dan Dwiyanti 2014 dan Zaendar 2009 adalah hukuman dan penghargaan. Hukuman punishment didefinisikan sebagai tindakan menyajikan konsekuensi yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan sebagai hasil dari dilakukannya perilaku tertentu Ivancevich dkk., 2008. Hukuman tidak hanya dilakukan untuk menghukum karyawan, tetapi bertujuan untuk mengontrol lingkungan kerja sehingga karyawan terlindung dari suatu insiden atau kecelakaan. Sistem ini dilakukan agar karyawan berkesempatan untuk memperbaiki perilaku berisiko sebelum insiden terjadi Roughton dan Mercurio, 2002. Meskipun hukuman dapat menekan perilaku jika digunakan secara efektif, hukuman merupakan metode kontroversial dalam modifikasi perilaku dalam organisasi Ivancevich dkk., 2008.

8. Penghargaan

Salah satu aspek yang mencakup teori model ABC dalam penelitian Irlianti dan Dwiyanti 2014 dan Zaendar 2009 adalah hukuman dan penghargaan. Reward atau penghargaan merupakan balas karya yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang bekerja sebagai wujud imbalan jasa atas prestasi mereka. Ada berbagai bentuk penghargaan karyawan, mulai dari yang sangat sederhana, senyum atau pujian dari atasan, sampai yang berbentuk uang kenaikan gaji, bonus, atau tunjangan-tunjangan lain yang bersifat finansial. Selain sebagai balas karya karyawan, berbagai perhargaan ini juga dimaksudkan untuk memotivasi kerja karyawan agar mereka betah bekerja dan lebih berprestasi Istijanto, 2005.

F. Kerangka Teori

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian mengenai perilaku dapat dilakukan dengan beberapa teori perilaku. Teori yang paling mendekati untuk mengidentifikasi keselamatan kerja berdasarkan perilaku kerja pada pekerja mekanik adalah model perilaku ABC. Model ini mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam upaya peningkatan fasilitas keselamatan melalui adanya antecedent yang memicu perilaku kritis dan consequence yang terjadi mengikuti perilaku kritis tersebut. Anteseden dalam model ini adalah pemicu untuk membentuk terjadinya perilaku, yang mencakup kebijakanperaturan dan prosedur keselamatan, peralatan dan perlengkapan keselamatan, informasi keselamatan, keterampilan, pelatihan keselamatan, dan pengawasan. Perilaku kritis dalam model ini adalah pekerja berperilaku aman dan pekerja berperilaku tidak aman. Sementara itu, konsekuensi dalam model ini yaitu item yang ditimbulkan dari suatu tindakanperilaku atau