Gambaran Perilaku Tidak Aman Pekerja Mekanik di Unit Wheel dan Brake

“Menurut saya itu selalu mematuhi peraturan, peraturan pekerjaan. Kemudian memperhatikan keselamatan dengan lingkungan dan juga yang utama selalu mengikuti CMM. Kalau disini kan CMM jadi kalau pekerjaan selalu mengikuti CMM” Informan IU4.

2. Gambaran Perilaku Tidak Aman Pekerja Mekanik di Unit Wheel dan Brake

Pada saat observasi di area wheel, diketahui ada beberapa pekerja mekanik berperilaku tidak aman. Beberapa pekerja mekanik diketahui antara lain tidak menggunakan APD dengan lengkap seperti earmuff dan back support, bekerja dalam posisi badan yang tidak tepat seperti bekerja di atas meja dan menggunakan peralatan tidak sesuai dengan tujuan penggunaannya. Berikut merupakan gambaran pekerja berperilaku tidak aman di area wheel : a b Gambar 5.9 Gambaran Perilaku Tidak Aman Pekerja di Area Wheel Berdasarkan gambar 5.9 a, didapatkan fakta bahwa pekerja di area repair wheel bekerja dalam posisi tidak tepat, yaitu pekerja melakukan pekerjaannya di atas meja dengan posisi membahayakan diri sendiri, komponen, maupun lingkungan kerja karena pekerja tersebut memiliki kemungkinan terjatuh dan berakibat cedera. Selain itu, pada gambar 5.9 b didapatkan fakta bahwa pekerja di area wheel tidak menggunakan peralatan troly sesuai tujuan penggunaannya. Pekerja tersebut menggunakan peralatan dengan menaikinya, padahal seharusnya digunakan untuk membawa material. Hal ini karena pekerja berpeluang tidak dapat mengontrol peralatan dan memungkinkan pekerja menabrak sesuatu. Jika dilihat berdasarkan posisi tidak tepatjanggal yang dilakukan pekerja mekanik di area wheel menggunakan metode Ovako Working Analysis System OWAS, salah satu contohnya dapat terlihat sebagai berikut: Gambar 5.10 Posisi Tidak TepatJanggal Pekerja Mekanik di Area Wheel Berdasarkan metode OWAS yang digunakan pada gambar 5.10 di atas, dapat diketahui bahwa postur punggung pekerja tersebut bungkuk ke depan dengan sudut sebesar 67,8 o berada pada skor posisi 2, postur kedua tangan pekerja dibawah bahu berada pada skor posisi 1 dan posisi kaki pekerja jongkok dengan kedua lutut membentuk sudut sebesar 25 o berada pada skor posisi 4, serta beban berada pada skor 1, maka tingkat risiko yang diterima pada pekerja tersebut berada pada skor 3 atau risiko tinggi yaitu posisi dengan efek berbahaya pada sistem musculoskeletal. Sedangkan di area brake, selama dilakukan observasi terdapat beberapa pekerja berperilaku tidak aman. Perilaku pekerja mekanik tersebut antara lain tidak menggunakan APD dengan lengkap sesuai rambu keselamatan dan bahaya di tempat kerja, seperti sarung tangan, alat pelindung telinga, dan kaca mata. Selain itu, ada pekerja di area ini yang menggunakan peralatan dengan menggunakan kaki saat akan membongkar brake. Padahal hal tersebut sangat membahayakan bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan kerja. Kemudian, ditemukan juga pekerja bekerja dalam posisi tidak tepat yang dapat mengakibatkan terjadinya cedera. Berikut merupakan gambaran perilaku tidak aman pekerja mekanik di area brake: a b Gambar 5.11 Gambaran Perilaku Tidak Aman Pekerja di Area Brake Berdasarkan gambar 5.11 a, didapatkan fakta bahwa pekerja di area assembly brake bekerja dalam posisi tidak tepat, karena pekerja melakukan pekerjaannya di atas meja dengan posisi membahayakan diri sendiri, komponen, maupun lingkungan kerja karena pekerja tersebut berpeluang terjatuh dan berakibat cedera. Selain itu, pada gambar 5.11 b, diketahui pekerja di area repair brake tidak menggunakan APD dengan lengkap sesuai rambu keselamatan, seperti tidak menggunakan alat pelindung telinga, sarung tangan, dan kaca mata pelindung. Hal ini dapat menyebabkan kemungkinan pekerja terluka atau cedera lebih besar karena tidak menggunakan alat pelindung diri. Jika dilihat berdasarkan posisi tidak tepatjanggal yang dilakukan pekerja mekanik di area brake pada postur punggung menggunakan metode OWAS, salah satu contohnya dapat terlihat sebagai berikut: Gambar 5.12 Posisi Tidak TepatJanggal Pekerja Mekanik di Area Brake Berdasarkan metode OWAS yang digunakan pada gambar 5.12 di atas, dapat diketahui bahwa postur punggung pekerja tersebut membungkuk ke depan dengan sudut sebesar 63 o berada pada skor posisi 2, postur salah satu tangan pekerja berada di atas bahu pada skor posisi 2 dan posisi kaki pekerja berdiri dengan kedua kaki membentuk sudut 150 o berada pada skor posisi 2, serta beban berada pada skor 1, maka tingkat risiko yang diterima pada pekerja tersebut berada pada skor 2 atau risiko sedang yaitu posisi yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada sistem musculoskeletal. Hal ini tidak sesuai dengan hasil wawancara dengan informan utama katakan bahwa tindakan aman yang dilakukan untuk menciptakan K3 adalah menggunakan APD, mengikuti prosedur, dan lainnya. Berikut beberapa kutipan wawancara informan utama berperilaku tidak aman: “Pake APDlah, hati-hati mba, ngikutin prosedur “ Informan IU6 “Untuk diri sendiri ya pasti memakai APD, terus memerhatikan sesama teman tuntuk mengingatkan untuk memakai APD dan menegur kalau ada yang kurang baik. Bekerja sesuai prosedur, diprosedur itu sudah di jelaskan tentang warning, caution, sama note” Informan IU8. Dari gambaran di atas, dapat diketahui bahwa perilaku kritis di unit wheel dan brake tergambar dari hasil analisis gambaran perilaku kritis sebagai berikut: Bagan 5.5 Gambaran Perilaku Kritis di Unit Wheel dan Brake Dari gambaran bagan 5.5 di atas, dapat diketahui beberapa perilaku kritis pekerja mekanik yang diteliti di unit wheel dan brake sudah terlihat dapat Perilaku Kritis Perilaku Aman Perilaku Tidak Aman Pekerja mekanik tidak menggunakan alat pelindung diri lengkap sesuai rambu keselamatan dan bahaya di tempat kerja Pekerja mekanik menggunakan alat pelindung diri lengkap sesuai rambu keselamatan dan bahaya di tempat kerja Pekerja mekanik menggunakan peralatan sesuai manual CMM Pekerja mekanik menggunakan peralatan tidak sesuai dengan tujuan penggunaannya Pekerja mekanik mengingkatkan pekerja lain jika pekerja tersebut melakukan ketidaksesuaian ketidaksesuaian Pekerja mekanik bekerja dalam posisi yang tepat Pekerja mekanik berada pada posisi badan yang tidak tepat saat melakukan pekerjaannya menciptakan K3. Perilaku kritis mencerminkan pekerja mekanik berperilaku aman di unit wheel dan brake antara lain menggunakan APD secara lengkap sesuai rambu keselamatan dan bahaya di tempat kerja, pekerja bekerja dalam posisi yang tepat, pekerja menggunakan peralatan sesuai manual, dan pekerja mengingatkan rekannya jika melakukan ketidaksesuaian. Walaupun perilaku kritis pekerja lebih mengarah pada peningkatan keselamatan. Akan tetapi, masih terdapat pekerja mekanik berperilaku kritis mencerminkan pekerja berperilaku. Perilaku tersebut antara lain pekerja tidak menggunakan APD dengan lengkap, menggunakan peralatan tidak sesuai tujuan penggunaannya, dan melakukan pekerjaannya pada posisi tidak tepat.

E. Gambaran Konsekuensi di Unit Wheel dan Brake