5. Pengawasan
Salah satu cara untuk melakukan peninjauan perilaku pekerja mekanik dalam penerapan peraturan dan prosedur, perusahaan melakukan pengawasan.
Pengawasan dalam penelitian ini yaitu pengawasan yang dilakukan manajemen perusahaan terkait dengan perilaku dan tugas pekerja mekanik di unit wheel dan
brake. Pengawasan dilakukan melalui tindakan observasi yang dilakukan setiap hari oleh struktural manajemen seperti leader dan manager. Pengawasan di unit
wheel dan brake terlihat pada gambar 5.5, bahwa manajer melakukan pengawasan terhadap pekerja saat mereka melakukan tugasnya.
Gambar 5.5 Gambaran Pengawasan di Unit Wheel dan Brake
Selain itu, ada pengawasaan yang dilakukan mendadak oleh unit TQ dan
K3 dengan melihat kesesuaian pekerja melakukan tugasnya. Berikut kutipannya:
“Mungkin bagian TQ, oh iya manajer juga ngawasin, muter-muter, ngeliatin anak buahnya” Informan IU3
“Kalau disini itu yang bajunya orange, dari unit mana ya, unit K3 juga kayanya, terus dari atasan yang mengingatkan langsung. Keliling
ngeliatin. Kalau dari unit K3 itu setiap saat, jadi tidak ditentukan waktunya, jadi tiba-tiba mereka datang, kalau dari atasan kalau disini
mungkin setiap hari ya, jadi melihat kerjaan, jadi kalau ada yang tidak sesuai langsung diingatakan
” Informan IU4 Fakta informan utama di atas didukung informan kunci bahwa
pengawasan dilakukan setiap hari oleh manager dan leader senior maupun secara mendadak dilakukan oleh unit TQ dan K3.
“Kalau melakukan pengawasan terkait K3 selalu, setiap saat, jadi sebagai pengawas saya ngga cuma duduk aja. Biasanya leader-leader
nya, dan juga biasanya dari K3 juga ngider- ngider dia, itu muter”
Informan IK2 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan fakta bahwa jika ada
ketidaksesuaian dalam melakukan pekerjaan, pekerja mekanik akan mendapat teguran dan diberikan arahan perbaikan. Apabila setelah dilakukan beberapa kali
tetap melakukan hal tersebut maka dimasukkan IOR atau diberikan surat peringatan. Berikut kutipan wawancaranya:
“Kalau misalnya ditemukan tidak sesuai, itu biasanya peneguran langsung, kalau misalnya dia tidak bisa langsung diperbaiki, langsung
kita bikin NCR atau IOR ke unitnya, untuk tindakan perbaikan nanti, jadi ada level-level tahapannya. Tapi kalau yang bisa langsung, misalkan
masnya ngga pakai APD itu langsung teguran langsung. kalau sampai beberapa, tapi dia ngeyel itu istilahnya ada surat peringatan
” Informan IP2.
90
Dari gambaran di atas, dapat diketahui bahwa anteseden di unit wheel dan brake secara umum sudah diterapkan. Hal ini tergambar dari hasil analisis gambaran anteseden sebagai berikut:
Bagan 5.4 Gambaran Anteseden di unit Wheel dan Brake
Anteseden
Peraturan Keselamatan Rambu
Keselamatan Pelatihan
Keselamatan Ketersediaan
APD Pengawasan
Perusahaan telah
menerapkan K3
sesuai syarat
dan ketentuan
perundang-undangan seperti menerapkan SMK3.
Selain itu,
perusahaan memiliki Perjanjian Kerja
Bersama dan peraturan Do and Don‟t
APD sudah disediakan perusahaan
secara cuma-cuma
sesuai dengan
peraturan keselamatan
dan persyaratan
K3 lainnya
Kondisi APD ada yang kurang
berfungsi maksimal
karena perawatan APD belum
dilakukan optimal Rambu keselamatan
secara umum dapat menyampaikan
pesan keselamatan
di tempat kerja Terdapat
beberapa rambu
keselamatan belum sesuai standar
ANSI dan ada rambu keselamatan
yang seharusnya terpasang
tetapi belum ada
Pelatihan yang
diberikan ke pekerja sudah sesuai dengan
ketentuan peraturan dan
keselamatan yang ada
Pemberian pelatihan
belum diberikan
merata kepada
pekerja mekanik
Pengawasan dilakukan setiap
hari oleh
manager maupun
leadersenior dan
dilakukan setiap saat oleh unit K3 dan unit
TQ
APD yang disediakan sudah sesuai dengan
bahaya yang ada di tempat
kerja dan
sesuai dengan
standarisasi nasional dan internasional
Bila ditemukan
ketidaksesuaian dilakukan
pekerja mekanik, maka akan mendapatkan teguran dan
diingatkan untuk melakukan perbaikan dan mendapatkan
surat
peringatan atau
dimasukkan ke IOR bila tetap berperilaku sama
Terdapat rambu
keselamatan yang penempatannya
terhalang tidak
terlihat pekerja Peraturan dibuat tertulis
dan disosialisasikan
melalui penempelan di papan
pengumuman, intranet, safety induction,
safety briefing, dan cara lainnya
Gambaran anteseden pada bagan 5.4 di atas, didapatkan fakta bahwa anteseden dari segi kebijakanperaturan diketahui PT GMF AeroAsia telah
berkomitmen dan menerapkan K3 sesuai dengan syarat dan ketentuan perundang- undangan K3. Selain itu, ditemukan juga perusahaan memiliki Perjanjian Kerja
Bersama PKB, dan peraturan do and don‟t. Semua peraturan diinformasikan
melalui papan pengumuman, safety induction, safety briefing, dan cara lainnya. Ketersediaan alat pelindung diri yang merupakan salah satu anteseden juga
sudah disediakan oleh perusahaan secara terpusat dan disediakan APD tambahan sesuai dengan kebutuhan di setiap unit. APD yang ada di unit wheel dan brake sudah
sesuai dengan standarisasi nasional dan internasional, serta sesuai dengan bahaya di tempat kerja. Akan tetapi, berdasarkan hasil di lapangan diketahui bahwa kondisi
APD untuk pernapasan yakni masker cartridge, dirasakan pekerja belum dapat berfungsi maksimal dikarenakan masker cartridge sudah 3 bulan belum dilakukan
perawatan atau diganti filternya. Rambu keselamatan juga secara umum sudah menyampaikan pesan
keselamatan di tempat kerja. Akan tetapi, berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa rambu keselamatan belum sesuai standar ANSI. Selain itu, ada rambu
keselamatan yang terhalang dan tidak dapat terbaca dari jarak tertentu, serta ditemukan rambu keselamatan yang seharusnya terpasang tetapi tidak ditemukan di
unit wheel dan brake. Pemberian pelatihan di unit wheel dan brake juga sudah dilakukan kepada
pekerja mekanik sesuai kebutuhan peraturan dan persyaratan K3 lainnya. Pemberian pelatihan terdiri dari mandatory training dan other training. Pemberian pelatihan
hanya diberikan kepada pekerja tetap dan pekerja kontrak waktu tertentu, dan tidak diberikan perusahaan kepada pekerja pihak ketiga walaupun beberapa tahun yang
lalu pekerja pihak ketiga pernah diberikan pelatihan. Walaupun pemberian pelatihan hanya diberikan kepada pekerja tetap dan pekerja kontrak waktu tertentu tetapi
ditemukan pelatihan yang diberikan belum merata, karena ada pekerja yang bukan berasal dari pihak ketiga belum mendapatkan pelatihan.
Pengawasan di unit wheel dan brake juga sudah dilakukan. Pengawasan dilakukan oleh manager maupun leader senior yang dilakukan setiap hari selama
pekerja mekanik bekerja. Selain itu, pengawasan secara mendadak juga dilakukan oleh unit TQ dan unit K3. Apabila selama pengawasan ditemukan ketidaksesuaian,
pekerja mekanik akan mendapatkan peringatan berupa teguran dan harus melakukan perbaikan segera. Selain itu, apabila pekerja melakukan hal yang sama maka pekerja
akan dimasukkan ke IOR atau mendapatkan surat peringatan.
D. Gambaran Perilaku Kritis Pekerja Mekanik di Unit Wheel dan Brake
Perilaku kritis penelitian ini adalah tindakan yang mengacu pada istilah penting keselamatan apakah pekerja mekanik terdorong untuk berperilaku kritis
dengan adanya anteseden. Perilaku kritis dalam penelitian ini terdiri dari pekerja mekanik berperilaku aman dan pekerja mekanik berperilaku tidak aman.
Sebelum peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui perilaku informan utama, peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu selama kurang lebih satu
minggu. Pengamatan dilakukan pada pekerja mekanik yang bekerja pada shift pagi dan shift siang untuk menentukan pekerja mekanik berperilaku aman dan pekerja