Sedangkan istilah perilaku kritis mengacu pada perilaku yang penting untuk keselamatan. Ketika melakukannya dengan selamat, perilaku
kritis dapat mencegah cedera. Ketika melakukannya berisiko, perilaku kritis terdapat paparan cedera Krause, 1997. Perilaku kritis yang terdiri dari
perilaku aman dan perilaku tidak aman berpedoman berdasarkan jenis-jenis perilaku Frank E. Bird dan Germain.
c. Konsekuensi
Konsekuensi adalah sesuatu atau peristiwa yang mengikuti perilaku. Konsekuensi memiliki pengaruh langsung pada perilaku, lebih
kuat dari pengaruh tidak langsung dari pendahulunya. Konsekuensi yang dilakukan soon
– certain – positive consequence memiliki efek paling kuat untuk aplikasi industri dan bisnis Krause, 1997. Berikut merupakan tiga
fitur yang menentukan konsekuensi yang paling efektif menurut Krause,
1997:
Waktu, konsekuensi yang segera mengikuti perilaku berpengaruh lebih efektif daripada konsekuensi yang muncul belakangan.
Konsistensi, konsekuensi yang pasti mengikuti perilaku berpengaruh lebih kuat daripada konsekuensi tak terdugatidak dapat diprediksi
Signifikansi, konsekuensi positif berpengaruh lebih kuat daripada konsekuensi negatif
Frekuensi perilaku dapat ditambah atau dikurangi dengan mengubah konsekuensi dari perilaku tersebut. Konsekuensi pada umumnya
ada dua jenis yaitu penguatan dalam meningkatkan perilaku dan hukuman untuk menurunkan perilaku. Selain itu, ada pula yang menjelaskan bahwa
ada tiga jenis utama dari konsekuensi yang mempengaruhi perilaku, antara lain adalah penguatan positif, penguatan negatif, dan hukuman. Penguatan
positif dan penguatan negatif dapat meningkatkan terjadinya perilaku terulang, sementara hukuman mengurangi kemungkinan perilaku akan
terulang Fleming dan Lardner, 2002. Konsekuensi ini dapat digunakan secara terpisah atau bersama-
sama untuk mengubah perilaku. Menurut Fleming dan Lardner 2002, frekuensi seorang manajer dalam melakukan inspeksi melalui survei dapat
ditingkatkan dengan: Penguatan positif : atasan memuji manajer setelah melakukan inspeksi
Penguatan negatif: menghindari ejekan dari rekan-rekan bila tidak melakukan inspeksi
Hukuman: bonus manajer berkurang jika inspeksi tidak dilakukan. Meskipun penguatan positif dan penguatan negatif meningkatkan
frekuensi kemunculan perilaku, keduanya tidak menghasilkan hasil yang sama. Penguatan negatif menghasilkan perilaku untuk menghindari sesuatu
yang tidak menyenangkan. Penguatan positif menghasilkan perilaku yang lebih dari yang diinginkan, dengan kata lain mempengaruhi penilaian
individu. Upaya ini dilakukan untuk memunculkan perilaku agar perilaku muncul dari keinginannya bukan karena suatu keharusan Fleming dan
Lardner, 2002.
Penguatan dan hukuman ditentukan oleh efeknya. Jadi, jika konsekuensi tidak dapat mengurangi frekuensi perilaku bukan merupakan
hukuman dan jika tidak dapat meningkatkan frekuensi perilaku bukan merupakan penguatan. Bahkan, tindakan yang sama bisa menjadi penguat
untuk seseorang dalam satu situasi dan hukuman. Selain itu, konsekuensi pun dapat menimbulkan dampak yang bertentangan dengan efek yang
diinginkan. Hal ini dikarenakan karena dampak konsekuensi pada perilaku tidak ditentukan oleh tindakan tertentu atau tujuan seseorang berperilaku
tetapi oleh orang yang melakukan perilaku tersebut. Sebagai contoh, seorang manajer ingin memperhatikan dan
menghargai sebuah karyawan karena keterlibatan mereka dalam proyek perbaikan keselamatan. Dia mengundang karyawan untuk makan malam
dan upacara penghargaan serta memberi hadiah tiket permainan golf di akhir pekan untuk dua orang. Meskipun niat manajer tersebut untuk
memberikan penguatan positif, tetapi hadiah tersebut tidak memiliki efek yang diharapkan karena kemungkinan karyawan tersebut tidak memiliki
orang yang bisa diajak berlibur, tidak dapat meninggalkan anaknya atau mungkin karyawan tersebut tidak bisa bermain golf Fleming dan Lardner,
2002. Berdasarkan gambaran contoh di atas, aspek permasalahan dalam
menggunakan modifikasi perilaku untuk mengubah perilaku adalah dalam memilih konsekuensi yang menurut orang lain memberikan penguatan. Hal
ini karena apa yang dipikirkan oleh kita belum tentu dapat memberikan
penguatan juga terhadap orang lain. Menurut Fleming dan Lardner, 2002 ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
penguatan agar menjadi efektif, yakni: Melibatkan target individu atau kelompok dalam menentukan
konsekuensi
Mengamati apa yang dipilih individu atau kelompok untuk dilakukan ketika mereka memiliki pilihan. Tugas kerja yang dipilih, secara aktif
dapat digunakan untuk memperkuat kegiatan lain yang kurang
diinginkan.
Ketika kesalahan umum yang terjadi dilakukan dengan mempengaruhi perilaku orang lain untuk menghentikannya dengan
memberikan penguatan dan dorongan ketika perilaku tersebut baru muncul. Sedangkan perilaku yang baru membutuhkan waktu dalam
penguatan yang konsisten selama beberapa waktu agar dapat dilakukan secara konsisten dan menjadi kebiasaan. Sebaliknya, jika penguatan cepat
segera dihilangkan, perilaku yang baru terbentuk tersebut mungkin akan
hilang secara perlahan Fleming dan Lardner, 2002. E.
Faktor Perilaku Bekerja Berdasarkan Model ABC
Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku dalam bekerja berdasarkan model ABC jika dilihat dari anteseden dan konsekuensi dapat mencakup beberapa
item sebagai berikut:
1. KebijakanPeraturan dan Prosedur