mekanik berperilaku tidak aman. Peneliti menggunakan lembar observasi “critical
behavioral checkl ist” yang sudah dikembangkan oleh peneliti.
Adapun kriteria pekerja mekanik berperilaku aman disesuaikan dengan indikator yang sudah ditetapkan peneliti berupa pekerja mekanik menggunakan APD
lengkap sesuai rambu keselamatan dan bahaya di tempat kerja, pekerja mekanik bekerja dengan posisi badan yang tepat, menggunakan peralatan kerja sesuai dengan
manual atau CMM Component Maintenance Manual, serta pekerja mekanik berkomunikasiberkoordinasi baik sesama rekan kerja seperti selalu saling bertanya
jika ada yang tidak dimengerti dan saling mengingatkan jika sesama pekerja melakukan kesalahan dalam proses maintenance maupun bila ada bahaya di tempat
kerja. Sebaliknya, kriteria untuk perilaku pekerja tidak aman adalah jika pekerja mekanik tidak melakukan kriteria perilaku aman yang sudah dijelaskan.
Berdasarkan hasil observasi, secara keseluruhan pekerja mekanik di unit wheel dan brake sudah berperilaku aman selama bekerja. Akan tetapi, selama proses
pengamatan ada beberapa pekerja mekanik di unit wheel dan brake yang ditemukan berperilaku tidak aman dalam mengerjakan pekerjaannya.
1. Gambaran Perilaku Aman Pekerja Mekanik di Unit Wheel dan Brake
Perilaku aman pekerja mekanik di area wheel tercermin dari selalu digunakannya alat pelindung diri lengkap sesuai rambu keselamatan dan bahaya
di tempat kerja. Selain itu, setelah melakukan pekerjaan, pekerja mekanik selalu merapikan peralatan yang digunakan dan menaruhnya di tempat penyimpanan
tools, membersihkan area kerja dari ceceran bahan kimia yang digunakan selama
kerja, serta melaksanakan pekerjaan sesuai manual. Berikut merupakan gambaran perilaku aman pekerja di area wheel :
a b
Gambar 5.6 Gambaran Perilaku Aman Pekerja di Area Wheel Berdasarkan gambar 5.6 a, didapatkan fakta bahwa pekerja mekanik di
area stripping wheel bekerja dengan aman, karena pekerja menggunakan APD lengkap, seperti menggunakan masker cartridge, sarung tangan karet dan sepatu
boot khusus bahan kimia. Hal ini dapat menjaga pekerja tersebut tetap terlindung walaupun bahaya berada di area kerja.
Selain itu, pada gambar 5.6 b, didapatkan fakta bahwa pekerja mekanik di area assembly wheel berperilaku aman menggunakan APD lengkap sesuai
rambu keselamatan seperti menggunakan alat pelindung telinga, wearpack, sarung tangan katun, dan safety shoes.
Sedangkan gambaran perilaku aman pekerja mekanik di area brake tercermin dari pekerja mekanik menggunakan APD lengkap sesuai rambu
keselamatan di area kerja. Pekerja mekanik juga melakukan pekerjaannya sesuai dengan manual brake dan membereskan kembali peralatan yang digunakan ke
tempat penyimpanan tools. Selain itu, didapatkan fakta bahwa ada pekerja
mekanik yang mengingatkan rekan kerjanya bahwa proses maintenance yang dilakukan rekannya tersebut tidak sesuai manual dan disarankan untuk
memperbaikinya. Berikut gambaran perilaku aman pekerja di area brake :
a b
Gambar 5.7 Gambaran Perilaku Aman Pekerja di Area Brake Berdasarkan gambar 5.7 a, didapatkan fakta bahwa pekerja di area
repair brake bekerja dengan aman, karena pekerja menggunakan APD lengkap sesuai rambu keselamatan seperti menggunakan alat pelindung telinga,
wearpack, sarung tangan, dan safety shoes. Hal ini dapat menjaga pekerja tetap terlindung walaupun bahaya berada di area kerja.
Selain itu, pada gambar 5.7 b, didapatkan fakta bahwa pekerja berperilaku aman di area disassembly brake menggunakan alat pelindung diri
lengkap sesuai rambu keselamatan seperti menggunakan alat pelindung telinga, wearpack, sarung tangan katun, dan safety shoes. Hal ini dapat menjaga pekerja
tetap terlindung walaupun bahaya berada di area kerja. Jika dilihat berdasarkan posisi badan yang baik dan aman pada pekerja
mekanik menggunakan metode OWAS, salah satu contohnya dapat terlihat sebagai berikut:
Gambar 5.8 Posisi Badan yang Baik dan Aman Pada Pekerja Mekanik
Berdasarkan metode Ovako Working Analysis System OWAS yang digunakan pada gambar 5.8 di atas, dapat diketahui bahwa postur punggung
pekerja tersebut bungkuk ke depan dengan sudut sebesar 19,6
o
berada pada skor posisi 1, postur kedua tangan pekerja dibawah bahu berada pada skor posisi 1
dan posisi kaki pekerja berdiri dengan kedua lutut membentuk sudut sebesar 154,8
o
berada pada skor posisi 2, serta beban berada pada skor 1, maka tingkat risiko yang diterima pada pekerja tersebut berada pada skor 1 atau risiko rendah
yaitu posisi normal tanpa efek yang dapat menganggu sistem musculoskeletal. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang informan utama katakan
bahwa tindakan aman dilakukan untuk menciptakan K3 adalah menggunakan APD, mengikuti prosedur, mengamankan lingkungan kerja, dan lainnya. Berikut
beberapa kutipan wawancara informan utama berperilaku aman: “Ya sesuai prosedur lah mba, membereskan tools ke tempatnya lagi
supaya ngga berantakan, terus abis kerja juga ngga sembarangan, ngga buang sampah sembarangan, beres-bereslah mba, jangan sampai
berantakan, terus jangan lupa APD nya” Informan IU2
“Menurut saya itu selalu mematuhi peraturan, peraturan pekerjaan. Kemudian memperhatikan keselamatan dengan lingkungan dan juga
yang utama selalu mengikuti CMM. Kalau disini kan CMM jadi kalau pekerjaan selalu mengikuti CMM” Informan IU4.
2. Gambaran Perilaku Tidak Aman Pekerja Mekanik di Unit Wheel dan Brake