D. Teori- Teori Perilaku
Berikut merupakan beberapa teori yang menjelaskan mengenai prinsip- prinsip ilmu perilaku:
1. The Planned Behavior
Dua penelitian ditemukan bahwa berdasarkan evaluasi perilaku yang terkait keselamatan melalui teori Azjen 1991 tentang the planned behavior
TPB. Mereka mengembangkan laporan untuk menilai sikap, norma subjektif, mengontrol perasaan yang diterima, dan hubungan kinerja dari
kategori tersebut. Mereka menemukan dukungan terbatas untuk model mereka. Lebih spesifik, sikap dan norma subjektif yang memprediksi niat
untuk melakukan semua penilaian pada perilaku keselamatan dan kesehatan. Sedangkan perceived behavioral control merupakan prediktor yang kurang
konsisten dan signifikan hanya dalam kaitannya dengan niat untuk melakukan perilaku tertentu. Teori ini berguna untuk penilaian yang dilakukan sebelum
merancang intervensi perilaku karena memungkinkan praktisi untuk mengidentifikasi pengaruh niat terhadap perilaku sasaran Cunningham dkk.,
2010. Teori Planned Behavior mengasumsikan bahwa kepentingan relatif
dari sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan sebagian bergantung pada niat yang diselidiki. Untuk beberapa
maksud pertimbangan sikap lebih penting daripada pertimbangan normatif, sedangkan untuk tujuan lain pertimbangan normatif mendominasi. Kontrol
perilaku yang dirasakan lebih penting untuk beberapa perilaku dibandingkan
dengan yang lainnya. Dalam beberapa kasus, hanya satu atau dua faktor yang dibutuhkan untuk menjelaskan niat, sementara pada kasus lain ketiga faktor
merupakan penentu penting Ajzen, 2005. Representasi grafis dari teori planned behavior seperti yang dijelaskan adalah sebagai berikut Ajzen,
2005:
sumber: Ajzen, 2005
2. Social Cognitive Theory
Untuk derajat yang lebih besar atau lebih kecil, model sebab-akibat kecelakaan memiliki hubungan interaktif atau timbal balik antara
psikologis, situasional dan faktor perilaku. Hubungan timbal balik ini juga diakui untuk mengidentifikasi karakteristik organisasi dibandingkan
dengan tingkat kecelakaan rendah, yang menekankan interaksi antara sistem organisasi, model perilaku organisasi, dan atribut psikologis
masyarakat. Hubungan interaktif antara faktor psikologis, situasional dan perilaku ini berlaku secara berantai menjadi penyebab-akibat kecelakaan
pada semua tingkat organisasi. Dengan demikian, benang merah yang dapat disajikan di atas adalah pengakuan implisit atau eksplisit dari
Attitude toward the
behavior
Subjective Norm
Perceived Behavioral
Control Intention
Behavior
hubungan interaktif antara psikologis, faktor perilaku dan organisasional. Definisi ini mencerminkan Model Bandura determinisme timbal balik
berasal dari Social Cognitive Theory SCT Cooper, 2000. Social cognitive theory merupakan bagian dari teori pembelajaran
sosial, yang diciptakan oleh Albert Bandura diawal 1960-an. Social cognitive theory mendefinisikan perilaku manusia sebagai interaksi faktor
personal, perilaku, dan lingkungan. Social cognitive theory didasarkan pada determinisme timbal balik antara perilaku, lingkungan, dan orang.
Interaksi konstan mereka merupakan dasar bagi tindakan manusia. Bandura berpendapat bahwa individu belajar dari interaksi dan
pengamatan Bandura, 1986 dalam Fertman dan Allensworth, 2010. Menurut teori ini, individu secara unik ditentukan oleh masing-masing tiga
faktor Bandura, 1986 dalam Fertman dan Allensworth, 2010 yaitu Faktor personal : ekspektasi seseorang, keyakinan, persepsi, tujuan,
niat dan perilaku langsung. Faktor lingkungan: ekspektasi seseorang, keyakinan, dan kompetensi
kognitif dikembangkan dan dimodifikasi oleh pengaruh sosial dan struktur fisik dalam lingkungan
Faktor perilaku: perilaku seseorang akan menentukan aspek lingkungan yang mana orang tersebut berperilaku yang pada
gilirannya akan diubah oleh lingkungan.
3. Teori Model ABC