keselatan yang seharusnya terpasang tetapi tidak ditemukan. Hal ini kurang sesuai dengan UU No.1 Tahun 1970 bahwa pengurus diwajibkan memasang
dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan yang diwajibkan.
b. Perilaku Menggunakan Peralatan Tidak Sesuai Tujuan Penggunaannya
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukannya pekerja mekanik menggunakan peralatan tidak sesuai tujuan penggunaannya dapat disebabkan karena beberapa
anteseden dan konsekuensi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Perilaku menggunakan peralatan tidak sesuai tujuan penggunaannya ini
dapat terjadi disebabkan karena beberapa anteseden yang kurang memadai seperti pemberian pelatihan kepada pekerja mekanik belumlah merata dan dapat
dikarenakan dengan masih ditemukannya perilaku tidak aman yang belum terdeteksi oleh pengawas dapat dikatakan bahwa pengawasan belum memadai.
Selain itu, masih ditemukannya perilaku tidak aman dapat terjadi dikarenakan konsekuensi yang kurang memadai seperti pekerja merasa
hukuman yang diberikan kurang konsisten atau kurang tegas ketika dilapangan dan diduga karena pekerja mekanik kurang motivasi karena bentuk reward yang
diberikan kepada pekerja jika pekerja berperilaku aman kurang tersosialisasi.
c. Perilaku Bekerja dalam Posisi Tidak TepatJanggal
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukannya pekerja mekanik bekerja dalam posisi janggal dapat disebabkan karena beberapa anteseden dan konsekuensi
yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Perilaku pekerja mekanik bekerja dalam posisi janggal ini dapat terjadi disebabkan karena beberapa anteseden yang kurang memadai seperti pemberian
pelatihan kepada pekerja mekanik belumlah merata dan dapat dikarenakan dengan masih ditemukannya perilaku tidak aman yang belum terdeteksi oleh
pengawas dapat dikatakan bahwa pengawasan belum memadai. Selain itu, masih ditemukannya perilaku tidak aman dapat terjadi
dikarenakan konsekuensi yang kurang memadai seperti pekerja merasa hukuman yang diberikan kurang konsisten atau kurang tegas ketika dilapangan
dan diduga karena pekerja mekanik kurang motivasi karena bentuk reward yang diberikan kepada pekerja jika pekerja berperilaku aman kurang tersosialisasi.
Menurut Fleming dan Lardner 2002 bahwa anteseden berada di tempat untuk perilaku yang diinginkan terjadi, seperti karyawan disediakan alat pelindung telinga,
mereka diminta untuk memakainya, tanda-tanda yang mereka butuhkan tersedia dan mereka tahu bahwa suara dapat merusak pendengaran mereka. Akan tetapi,
meskipun anteseden berada di tempat, banyak pekerja tidak memakai alat pelindung telinga, karena pekerja menemukan konsekuensi bila tidak memakai alat pelindung
telinga lebih menarik memperkuat daripada konsekuensi dari memakai alat pelindung telinga.
Hal ini dikarenakan menurut Fleming dan Lardner 2002 bahwa analisis ABC mengidentifikasi pola anteseden dan konsekuensi yang memperkuat perilaku saat ini
dan konsekuensi saat perilaku yang diinginkan. Analisis ini memfasilitasi identifikasi intervensi untuk mengatur ulang anteseden dan konsekuensi untuk
meningkatkan frekuensi perilaku yang diinginkan. Hal ini diperlukan untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang perilaku dan apa yang penting bagi orang-
orang yang melakukan perilaku. Oleh karena itu, melibatkan individu dengan pengalaman perilaku tertentu sangat penting. Model perilaku ABC membentuk
dasar teoritis untuk intervensi modifikasi perilaku, tetapi menerapkan model teoritis dalam prosesnya prakteknya akan lebih kompleks.
157
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. PT GMF AeroAsia merupakan perusahaan aircraft maintenance yang melayani
penyediaan jasa perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang mencakup rangka pesawat, mesin, komponen dan jasa pendukung lainnya yang dikenal
dengan bisnis Maintenance Repair and Overhaul MRO. 2.
Anteseden yang memicu terjadinya perilaku kritis pada pekerja mekanik di unit wheel dan brake adalah sebagai berikut:
a. Kebijakanperaturan keselamatan yang dimiliki perusahaan telah
mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan perundang-undangan mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja K3.
b. Alat pelindung diri yang diberikan manajemen di unit wheel dan brake
sudah lengkap dan memadai, begitu pula dengan kesesuaian alat pelindung diri dengan bahaya sudah sesuai standar berlaku yang dapat memicu
pekerja berperilaku aman. Sedangkan, kondisi alat pelindung diri ada yang tidak lagi berfungsi maksimal.
c. Rambu keselamatan yang tertera pada unit wheel dan brake sudah sesuai
standar ANSI yang menjadi acuan perusahaan. Akan tetapi ada beberapa