39
pertama kali diturunkan adalah yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi saw. secara lengkap. Ini juga tidak bertentangan dengan realitas
surat al-‘Alaq sebagai yang pertama kali diturunkan secara mutlak, karena surat tersebut belum diturunkan secara lengkap. Ini dikuatkan
dengan hadits Jabir yang lain tentang jeda wahyu fatrah al-wahy, yang
menyebut surat al-Mudatsitsir. Dari kalimat yang menyatakan: al-
malik al-ladzî ja’ânî bihirâ’ malaikat yang mendatangiku di gua Hira’ dalam hadits tersebut, membuktikan bahwa kisah ini lebih akhir
dibanding dengan kisah turunnya surat al-‘Alaq di gua Hira’. Ini merupakan jawaban yang paling tepat, dilihat dari sisi dalil.
Ketiga, sebagain ulama’ ---sebut saja al-Kirmâni---
menyatakan, bahwa Jâbir menyatakan demikian berdasarkan ijtihadnya, bukan berdasarkan periwayatannya, sehingga apa yang
dinyatakan Jâbir harus dikalahkan dengan hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah. Ini juga merupakan jawaban yang baik.
Keempat, mengenai pendapat yang ketiga telah dijawab oleh
para ulama’ dengan menyatakan, bahwa hadits yang dikeluarkan oleh al-Bayhaqi tersebut adalah hadits Mursal, atau ada kemungkinkan
berisi informasi mengenai turunnya surat tersebut setelah surat al- ‘Alaq diturunkan kepada beliau.
Kelima, pendapat yang keempat telah dibantah oleh as- Suyûthi, dengan menyatakan bahwa pandangan tersebut tidak bisa
dianggap sebagai pendapat yang kuat, karena tiap turunnya ayat pasti selalu disertai dengan
bismillâh. Jadi, bismillâh bukanlah surat atau ayat tersendiri yang diturunkan kepada Rasulullah saw.
Dengan demikian, pendapat yang paling kuat adalah pendapat yang pertama, yang menyatakan bahwa surat al-‘Alaq
merupakan yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah saw. secara mutlak.
1.3. Yang Pertama Diturunkan Dalam Konteks Tertentu
Mengani yang pertama kali diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah saw. dalam konteks tertentu, baik menyangkut tempat
maupun isi, adalah sebagai berikut:
40 1. Yang pertama kali diturunkan di Makkah adalah surat al-
‘Alaq, sedangkan yang pertama kali diturunkan di Madinah adalah surat al-Baqarah; ada yang menyatakan surat al-
Muthaffifîn. Adapun yang terakhir diturunkan di Makkah adalah surat al-Mu’minûn, sementara yang terakhir
diturunkan di Madinah adalah surat Barâ’ah at-Tawbah. 2. Yang pertama kali diturunkan mengenai peperangan adalah
surat al-Haj: 39: ]
ْﻢِﻫِﺮ ْﺼَﻧ ﻰ َﻠَﻋ َﻪ ﱠﻠﻟﺍ ﱠﻥِﺇَﻭ ﺍﻮ ُﻤِﻠُﻇ ْﻢُﻬﱠﻧَﺄ ِﺑ َﻥﻮُﻠَﺗﺎ َﻘُﻳ َﻦﻳِﺬ ﱠﻠِﻟ َﻥِﺫُﺃ ٌﺮﻳِﺪَﻘَﻟ
[ Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena
sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar- benar Maha Kuasa menolong mereka itu.
3. Yang pertama kali diturunkan mengenai Khamer adalah surat al-Baqarah: 219:
]
ﺎ َﻤِﻬﻴِﻓ ْﻞُﻗ ِﺮِﺴْﻴَﻤْﻟﺍَﻭ ِﺮْﻤَﺨْﻟﺍ ِﻦَﻋ َﻚَﻧﻮُﻟَﺄْﺴَﻳ ُﻊِﻓﺎ َﻨَﻣَﻭ ٌﺮ ﻴِﺒَﻛ ٌﻢ ْﺛِﺇ
ﺎَﻤِﻬِﻌْﻔَﻧ ْﻦِﻣ ُﺮَﺒْﻛَﺃ ﺎَﻤُﻬُﻤْﺛِﺇَﻭ ِﺱﺎﱠﻨﻠِﻟ
[ Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa`atnya.
4. Yang pertama kali diturunkan mengenai Sajdah sujud tilawah adalah surat an-Najm.
5. Yang pertama kali diturunkan untuk mengatur makanan di Makkah adalah surat al-An’âm: 145:
]
َﻳ ٍﻢِﻋﺎ َﻃ ﻰَﻠَﻋ ﺎًﻣﱠﺮَﺤُﻣ ﱠﻲَﻟِﺇ َﻲِﺣﻭُﺃ ﺎَﻣ ﻲِﻓ ُﺪِﺟَﺃ َﻻ ْﻞُﻗ ﱠﻻِﺇ ُﻪ ُﻤَﻌْﻄ
ٌﺲ ْﺟِﺭ ُﻪ ﱠﻧِﺈَﻓ ٍﺮ ﻳِﺰْﻨِﺧ َﻢْﺤَﻟ ْﻭَﺃ ﺎًﺣﻮُﻔْﺴَﻣ ﺎًﻣَﺩ ْﻭَﺃ ًﺔَﺘْﻴَﻣ َﻥﻮُﻜَﻳ ْﻥَﺃ
41
ٍﺩﺎ َﻋ َﻻَﻭ ٍﻍﺎ َﺑ َﺮ ْﻴَﻏ ﱠﺮُﻄ ْﺿﺍ ِﻦ َﻤَﻓ ِﻪ ِﺑ ِﻪ ﱠﻠﻟﺍ ِﺮْﻴَﻐِﻟ ﱠﻞِﻫُﺃ ﺎًﻘْﺴِﻓ ْﻭَﺃ ٌﻢﻴِﺣَﺭ ٌﺭﻮُﻔَﻏ َﻚﱠﺑَﺭ ﱠﻥِﺈَﻓ
[ Katakanlah: Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang
mengalir atau daging babi --karena sesungguhnya semua itu kotor-- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa
yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. 6. Yang pertama kali diturunkan untuk mengatur makanan di
Madinah adalah surat al-Baqarah: 173: ]
ِﻪ ِﺑ ﱠﻞ ِﻫُﺃ ﺎ َﻣَﻭ ِﺮ ﻳِﺰْﻨِﺨْﻟﺍ َﻢ ْﺤَﻟَﻭ َﻡﱠﺪﻟﺍَﻭ َﺔَﺘْﻴَﻤْﻟﺍ ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ َﻡﱠﺮَﺣ ﺎَﻤﱠﻧِﺇ ﱠﻥِﺇ ِﻪ ْﻴَﻠَﻋ َﻢ ْﺛِﺇ ﻼ َﻓ ٍﺩﺎ َﻋ ﻻَﻭ ٍﻍﺎ َﺑ َﺮ ْﻴَﻏ ﱠﺮُﻄ ْﺿﺍ ِﻦ َﻤَﻓ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ِﺮْﻴَﻐِﻟ
ٌﻢﻴِﺣَﺭ ٌﺭﻮُﻔَﻏ َﻪﱠﻠﻟﺍ
[ Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
memakannya sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
1.4. Yang Terakhir Diturunkan