Rasionalisasi Turunnya al-Qur’an Secara Bertahap

45 seluruh aspek kehidupan manusia. Tidak ada lagi aspek syariah yang belum dibahas di dalamnya. Dengan demikian, pendapat yang paling kuat mengenai yang terakhir diturunkan oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad saw. adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibn ‘Abbâs di atas.

1.5. Rasionalisasi Turunnya al-Qur’an Secara Bertahap

Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah saw. secara bertahap, selama kurang lebih 23 tahun; 13 tahun ketika di Makkah, sebelum hijrah, dan 10 tahun di Madinah, pasca hijrah. Allah sendiri menegaskan, bahwa al-Qur’an ini diturunkan secara bertahap: ] َﺮ ْﻘَﺘِﻟ ُﻩﺎ َﻨْﻗَﺮَﻓ ﺎ ًﻧﺍَءْﺮُﻗَﻭ ُﻩﺎ َﻨْﻟﱠﺰَﻧَﻭ ٍﺚ ْﻜُﻣ ﻰ َﻠَﻋ ِﺱﺎ ﱠﻨﻟﺍ ﻰ َﻠَﻋ ُﻩَﺃ ﻼﻳِﺰْﻨَﺗ [ Dan al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian Q.s. al-Isrâ’: 106. Allah mengemukakan rasionalisasi turunnya al-Qur’an secara berangsur itu antara lain: 1. Untuk meneguhkan hati Rasulullah saw. sehingga beliau tetap lapang dada dan bertambang senang. Allah berfirman: ] َﻠْﻤُﺟ ُﻥﺍَءْﺮ ُﻘْﻟﺍ ِﻪ ْﻴَﻠَﻋ َﻝﱢﺰ ُﻧ ﻻْﻮ َﻟ ﺍﻭُﺮ َﻔَﻛ َﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ َﻝﺎَﻗَﻭ ًﺓَﺪ ِﺣﺍَﻭ ًﺔ ﻼﻴِﺗْﺮَﺗ ُﻩﺎَﻨْﻠﱠﺗَﺭَﻭ َﻙَﺩﺍَﺆُﻓ ِﻪِﺑ َﺖﱢﺒَﺜُﻨِﻟ َﻚِﻟَﺬَﻛ [ Berkatalah orang-orang yang kafir: Mengapa al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil teratur dan benar Q.s. al-Furqân: 32. 2. Untuk memudahkan pembacaannya kepada ummat manusia, mudah dihafal dan dilaksanakan perintah-perintahnya: 46 ] ُﻩﺎ َﻨْﻟﱠﺰَﻧَﻭ ٍﺚ ْﻜُﻣ ﻰ َﻠَﻋ ِﺱﺎ ﱠﻨﻟﺍ ﻰ َﻠَﻋ ُﻩَﺃَﺮ ْﻘَﺘِﻟ ُﻩﺎ َﻨْﻗَﺮَﻓ ﺎ ًﻧﺍَءْﺮُﻗَﻭ ﻼﻳِﺰْﻨَﺗ [ Dan al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian Q.s. al-Isrâ’: 106. 3. Agar bisa dilaksanakan secara bertahap. Perlu dicatat, bahwa masyarakat Islam pertama yang dibentuk oleh Rasulullah saw. itu tumbuh dan berkembang selama bertahun-tahun. Dimulai dari pembentukan akidah dan kemuliaan akhlak, diikuti dengan pensyariatan hukum, baik dalam hal ibadah maupun muamalah, lalu diikuti dengan penjelasan hukum kenegaraan setelah berdirinya negara Islam di Madinah. Semuanya ini menuntut adanya fase-fase waktu yang berurutan diikuti dengan turunnya ayat sesuai dengan peristiwa dan kejadian yang ada pada tiap fasenya. Sekedar contoh, bisa ditunjukkan pada kasus pengharaman khamer. Khamer benar-benar telah menjadi trandisi akut yang sangat sulit ditinggalkan, namun dengan proses seperti inilah, tradisi itu akhirnya bisa dihilangkan oleh Islam dengan tuntas. 13

2. Ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah