103 Bab V
Bahasa Dan Gaya Bahasa Al-Qur’an
1. Bahasa al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan dalam bahasa Arab yang sangat jelas dan terang. Dalam hal ini, Allah sendiri
menyatakan: ]
ِﻘْﻌَﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ﺎﻴِﺑَﺮَﻋ ﺎًﻧﺍَءْﺮُﻗ ُﻩﺎَﻨْﻟَﺰْﻧَﺃ ﺎﱠﻧِﺇ َﻥﻮُﻠ
[ Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Q.s. Yûsuf: 2.
]
َﻥﻮُﻤَﻠْﻌَﻳ ٍﻡْﻮَﻘِﻟ ﺎﻴِﺑَﺮَﻋ ﺎًﻧﺍَءْﺮُﻗ ُﻪُﺗﺎَﻳﺍَء ْﺖَﻠﱢﺼُﻓ ٌﺏﺎَﺘِﻛ
[ Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa
Arab, untuk kaum yang mengetahui. Q.s. Fushshilât: 3.
]
َﻥﻮُﻠِﻘْﻌَﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ﺎﻴِﺑَﺮَﻋ ﺎًﻧﺍَءْﺮُﻗ ُﻩﺎَﻨْﻠَﻌَﺟ ﺎﱠﻧِﺇ
[ Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab
supaya kamu memahami nya. Q.s. az-Zukhruf: 3.
]
َﻧ ْﺪ َﻘَﻟَﻭ ﻱِﺬ ﱠﻟﺍ ُﻥﺎ َﺴِﻟ ٌﺮ َﺸَﺑ ُﻪ ُﻤﱢﻠَﻌُﻳ ﺎ َﻤﱠﻧِﺇ َﻥﻮ ُﻟﻮُﻘَﻳ ْﻢ ُﻬﱠﻧَﺃ ُﻢ َﻠْﻌ
ٌﻦﻴِﺒُﻣ ﱞﻲِﺑَﺮَﻋ ٌﻥﺎَﺴِﻟ ﺍَﺬَﻫَﻭ ﱞﻲِﻤَﺠْﻋَﺃ ِﻪْﻴَﻟِﺇ َﻥﻭُﺪِﺤْﻠُﻳ
[ Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata:
Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya Muhammad. Padahal bahasa orang yang mereka
tuduhkan bahwa Muhammad belajar kepadanya bahasa ‘Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.
Q.s. an-Nahl: 103.
104 Bahasa Arab itu sendiri adalah bahasa yang dibuat dan
digunakan oleh orang Arab. Maka untuk memahami bahasa Arab, hanya ada satu metode, yaitu riwayat. Dengan kata lain, agar
seseorang memahami bahasa Arab, mau tidak mau, harus meriwayatkan bahasa tersebut dari penutur asli
an-nâthiqîn-nya, yaitu orang Arab. Bahasa bukan masalah logika. Artinya, untuk bisa
memahaminya seseorang tidak bisa menggunakan akalnya, tanpa informasi apapun mengenai bahasa tersebut dari penutur aslinya.
Karenanya, pengetahuan mengenai bahasa, meminjam istilah Ibn
Khaldûn, juga bisa disebut sebagai pengetahuan transformatif al-
‘ulûm an-naqliyyah. Untuk memahami bahasa al-Qur’an, seseorang harus
menguasai bahasa Arab dengan baik. Tanpanya, mustahil al-Qur’an bisa dikuasai. Karenanya, para ulama’ telah bangkit mengerahkan
seluruh kemampuan mereka untuk memindahkan bahasa Arab ini dari para penuturnya untuk didokumentasikan dalam buku yang bisa
dipelajari oleh siapapun sepanjang sejarah kehidupan manusia. Sebut saja,
Ibn al-Mandlûr w. yang terkenal dengan karya
monumentalnya, Lisân al-‘Arab. Belum ilmu-ilmu lain, seperti ilmu
nahwu, sharf, balaghah, sosiolinguistik fiqh al-lulghah, dan lain-lain.
Ilmu-ilmu ini selalu menyertai ulûm al-Qur’ân, ulûm al-Hadîts, bahkan
telah menjadi asas bagi kedua ilmu tersebut. Maka, siapapun yang hendak menguasai ilmu al-Qur’an, Hadits atau usul dan fiqih, mau
tidak mau, harus mengkaji ilmu kebahasaaraban.
2. Sumber Istilah dan Makna Bahasa al-Qur’an